dua puluh empat

3K 384 82
                                    

pulang dari rumah sakit junkyu mampir ke supermarket terdekat, tadi pagi saat bikin sarapan ternyata isi kulkas sudah kosong. junkyu mulai masuk kedalam dan mengambil trolly. setelahnya junkyu jalan menuju tempat sayuran dan daging, lalu mengambil kebutuhan lainnya.

saat sedang mengambil kecap ada seseorang yang memperhatikan junkyu dari samping, merasa diperhatikan junkyu menoleh dan langsung membelalakan mata. orang didepan junkyu pun menutup mulutnya dengan pandangan tidak percaya.

"kyu?!"

"na?" jaemin langsung memeluk tubuh sahabat nya itu erat, jaemin menangis dipelukan junkyu, begitu juga sebaliknya.

jaemin melepas pelukannya dan memandang junkyu tidak percaya. "gue gak mimpi kan ini?"

junkyu mengusap air matanya sambil tersenyum. "engga kok."

"abis ini kita harus ngobrol, kyu!" jaemin lalu melirik belanjaannya junkyu. "kita beresin belanja dulu, lo bawa kendaraan?"

"gue bawa mobil."

"oke gue ikut lo!" junkyu mengangguk sambil tersenyum lebar.

setelah itu mereka sibuk masing-masing dengan belanjaannya, lalu junkyu dan jaemin berjalan beriringan menuju mobil junkyu. jaemin merekomendasi cafe yang dekat-dekat sini. kemudian setelah sampai cafe mereka memesan pesanan masing-masing.

"sumpah! gue masih gak nyangka ketemu lo, berasa mimpi." junkyu terkekeh mendengar ucapan jaemin, tidak lama pesanan mereka sampai.

"gue juga gak nyangka ketemu lo disini." junkyu meminum milkshake strawberry nya.

jaemin menatap jijik. "masih aja." jaemin menunjuk minuman junkyu dengan dagunya.

junkyu tertawa. "strawberry dan gue sesuatu yang gak bisa dipisahin."

"iya juga."

"lo jadi di jakarta, na? bukannya orang bandung?"

"yup bener. tapi gue ikut jeno disini."

junkyu menatap takjub. "awet juga sama dia."

"ya gimana ya?" jaemin tertawa, "udah punya buntut juga soalnya sekarang."

"hah?! lo udah punya anak?"

jaemin mengangguk. "bulan depan udah tiga tahun anak gue."

"gue ketinggalan banyak tentang sahabat gue." junkyu memandang jaemin dengan sedih, jaemin langsung menggenggam tangan sahabat didepannya ini.

"gapapa, ada lo disini lagi juga gue udah bersyukur." junkyu mengangguk pelan. "lo lanjut jadi dokter, kyu?"

junkyu mengangguk. "gue kerja di pelita indah sekarang dan kebetulan punya bokap gue."

"bukannya bokap lo dokter, kan?"

"iya, dan kebetulan bokap gue punya saham juga dirumah sakit itu."

"wah, sultan." jaemin memandang takjub, sedangkan junkyu memutar bola matanya malas.

"sinting."

"lo ngambil speasialis jadinya, kyu?"

junkyu mengangguk. "gue jadi ambil bedah. lo gimana na?"

"gue spesialis anak sih." jaemin meminum kopi espresso nya, "junghwan apa kabar, btw? kangen gue sama dia."

"baik, dia juga kerja bareng gue."

"oh iya dia udah lulus ya?" junkyu mengangguk. "gak ambil spesialis dia?"

"gatau, masih dokter umum sekarang sih."

jaemin mengangguk. "jadi lo selama 5 tahun ini tinggal dimana, kyu?"

Strawberry and CigarattesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang