tiga puluh

3.2K 372 108
                                    

hari ini haruto dan junkyu izin cuti, karna mereka akan ke bandung untuk menemui ayah haruto. tapi sebelum itu, haruto mengajak junkyu lebih dulu bertemu mashiho disebuah caffe. dan disinilah mereka sekarang, dengan junkyu yang duduk disamping haruto dan didepan sana ada mashiho.

"kenapa gak bawa anak-anak, sih?" tanya mashiho setelah pelayan menyimpan minuman pesanan mereka.

"anak-anak lagi dititipin sama adekku, rencananya kita mau ke bandung juga kan abis ini."

mashiho menatap terkejut. "hari ini juga?"

"iya," haruto mengangguk, "makanya gue kesini sekalian mau ngomong sama lo, tolong bantuin omongin masalah ini sama papa juga."

"gampang sih, tapi kalo om tetep kekeh gimana?"

"urusan gue itu, yang penting lo udah ngomong ngebatalin ini dulu aja."

mashiho mengangguk. "oke, abis ini gue telfon om."

"cio maaf ya? gara-gara aku kamu nggak jadi sama haruto."

mashiho melongo sebentar kemudian ketawa kencang. "ya ampun junkyu! gue malah bersyukur banget gak jadi nikah sama bekantan satu ini."

"sialan!"

junkyu jadi ikut tertawa. "ku doain semoga kamu cepet nikah sama kak yoshi deh."

"eh?"

haruto mendengus. "udah tau dia. lagian junkyu juga mantannya sebelum gue."

"seriously?! junkyu lo serius?" mashiho sampai harus membelalakan matanya dengan mulut menganga lebar.

junkyu tertawa. "ya gitu, mantan sma. aku juga gatau kalo mereka adek kakak."

"kak yoshi kalo pacaran kayak gimana, kyu?"

"hm.." junkyu terlihat berpikir sejenak, "dia baik sih baik banget, dia lebih mentingin orang yang dia sayang dibanding dirinya sendiri, kak yoshi juga orangnya romantis dengan caranya sendiri."

"EHEM!" haruto menutup mulutnya pura-pura terbatuk, mashiho dan junkyu hanya melirik sekilas kemudian lanjut mengobrol.

"gentle banget dia pasti?"

junkyu mengangguk. "kak yoshi dewasa banget, itu yang gue suka sih."

haruto menoleh terkejut dengan mata melotot marah. "junkyu dimana adab lo? muji-muji mantan didepan calon suami lo sendiri, nyebut kyu nyebut!"

"jijik najis, to." bukannya junkyu yang menjawab, melainkan mashiho yang menatap haruto dengan jijik.

"sakit hati gue anjir!" haruto menatap mashiho tidak terima, "lo bayangin calon istri lo puji mantannya depan lo sendiri. gila gak?"

junkyu tertawa keras. "mashiho kan cuma nanya, ya aku jawab dong sesuai fakta?"

"terserah," haruto lalu membereskan barangnya. "cio, jangan lupa hubungin papa. gue duluan, takut keburu sore nanti."

mashiho mengangguk kemudian menatap junkyu yang sedang terkekeh geli. "kejar sana kyu, bayi gorila lo lagi ngamuk."

"oke-oke," junkyu juga membereskan barangnya kemudian berdiri, "duluan cio. see ya!"

mashiho balas melambai pada junkyu sambil tersenyum lebar.




-----




sepanjang perjalanan menuju bandung haruto bungkam hanya fokus pada jalanan, junkyu pun yang baru selesai bertukar pesan dengan junghwan menanyai kabar anak-anak melirik sekilas pada haruto.

Strawberry and CigarattesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang