dua puluh satu

2.8K 380 148
                                    

setelah dapat kabar bahwa dirinya mengandung, junkyu langsung pulang kerumah nya di jakarta. dengan perasaan hancur, kecewa dan sedih jadi satu junkyu terus merapalkan doa agar orangtuanya mau menerima dia dan anaknya, meskipun itu kemungkinannya sangat kecil. junkyu berdiri didepan gerbang rumahnua dengan keadaan kacau, hingga satpam rumahnya melihat junkyu dan menyuruh junkyu masuk dengan khawatir.

"ibu dan bapak ada didalem, den." setelah diantar sampai depan pintu junkyu hanya mengangguk dan menggumamkan terimakasih, junkyu hanya menatap kosong pintu didepannya. entah apa yang akan terjadi nanti didalam, jujur junkyu belum siap.

junkyu mengetuk pintu pelan selama beberapa kali, tidak lama muncul wajah reina yang terlihat terkejut melihat penampilan anaknya sekarang.

"junkyu?!" pekik reina panik, lalu ia menarik junkyu untuk kedalam. "kamu kenapa, nak?"

junkyu dengan pasrah ditarik seperti itu oleh ibunya, dan terlihat diruang keluarga kevin yang tak kalah panik melihat keadaan anak pertamanya ini. ketika kevin bangun dan ingin menghampiri junkyu, junkyu sudah berlutut lebih dulu didepan kedua orangtuanya, bahkan junkyu sudah memeluk kaki mereka. dengan wajah bingung dan panik reina menyuruh junkyu berdiri tapi junkyu menggeleng sambil menangis.

"ayah, bunda maafin aku." junkyu masih terus memeluk kaki nya. "aku bener-bener minta maaf."

kevin mencoba menarik anaknya untuk berdiri. "bangun dulu, kamu kenapa emang?"

junkyu tetap menggeleng sambil terus memangis.

"sayang, kenapa? sini bangun dulu kita cerita." reina mengelus lembut kepala putranya itu.

"kalian boleh benci junkyu abis ini." junkyu menunduk dan masih terus terisak, "maafin junkyu, junkyu hamil."

kedua orangtua junkyu mematung mendengar penjelasan anaknya, reina sudah tidak bisa berkata apa-apa, kevin langsung memundurkan badannya dan menampar pipi junkyu dengan kencang. junkyu hanya diam dan mencoba meredam tangisnya, dia siap menerima konsekuensi apapun dari kedua orang tuanya ini.

"siapa ayahnya?" kevin bertanya dengan dingin, junkyu makin menunduk ditatap setajam itu oleh ayahnya.

"haruto." cicit junkyu pelan.

"dan dia gamau bertanggung jawab?!" murka kevin, junkyu menggeleng panik.

"bukan, yah. sebenernya—" sambil terus terisak junkyu menceritakan kronologi detailnya pada kedua orang tuanya, tidak ada yang ditutupi sama sekali, dari mereka berkenalan, melakukan having sex sebelum ada status bahkan junkyu mengaku salah kalau dirinyalah yang selalu menggoda haruto terlebih dahulu. sampai haruto mengajak nya pacaran dan sampai kisah haruto dan asahi pun junkyu ceritakan dengan sejelas-jelasnya.

kevin dan reina terdiam mendengar cerita junkyu, bahkan kini reina sudah ikut menangis disamping junkyu. kevin masih menatap tajam anaknya dan belum berbicara lagi setelah junkyu selesai bercerita.

"setelah ini kamu akan ayah pindahkan kuliahnya di inggris, ayah akan dipindahkan sementara disana kebetulan. lalu ayah yang akan mengurus semua berkas dan barang-barang pindahan kamu nanti."

junkyu hanya diam lalu mengangguk pelan.

"adikmu juga akan ikut pindah kesana, kita sekeluarga akan tinggal disana untuk waktu yang belum bisa ditentukan, mungkin sampai ayah selesai disana atau lebih." kevin menatap junkyu lagi, "intinya ayah ingin menjauhkan kamu dan anakmu dari orang-orang yang berhubungan dengan dia, ayah tidak akan mengizinkan kamu dan anakmu bertemu dengan dia. selama masih ada ayah, ayah jamin kamu dan anakmu tetap bahagia meskipun anakmu tidak ada sosok ayah nanti."

"adek kasian yah." cicit junkyu

"kamu aja bisa kecolongan gini? gimana nanti adekmu? selama masa kuliah kalian berdua harus dalam pengawasan ayah sampai kalian benar-benar sudah bekerja nanti."

Strawberry and CigarattesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang