malam harinya haruto menyewa satu kamar hotel untuk mereka bermalam. saat ini junkyu sedang mandi, haruto yang sudah mandi duluan kini sedang video call bersama jeongwoo yang ternyata sedang bersama junghwan mengajak anaknya makan di mcd.
"gimana to? sukses?" tanya jeongwoo disebrang sana.
"gitulah, nanti aja gue cerita." jeongwoo mengangguk, "anak gue beneran nggak mau ngobrol sama gue apa?"
"lagi pada fokus makan mereka, nanti aja katanya." jeongwoo mengarahkan kamera ponselnya pada sikembar, junghwan disana sedang membantu jungwon makan.
"lha kenapa jadi ada tiga anak?"
muka jeongwoo dilayar berubah menjadi sepet. "jay ikut. suruh si asa, dia mau ada perlu sama kak jae dulu."
haruto melotot. "wah, si asa sama kak jae lagi program anak kedua jangan-jangan."
"jangan dong!"
"kenapa jadi lo yang repot, bangke?"
"kelakuan anak pertamanya aja begini, gimana yang kedua?"
haruto menatap jeongwoo julid. "lo pikir kelakuan jay kayak siapa? orangtua nya kan kalem."
"yang ditakutin harusnya nanti anak jeongwoo nggak sih?" junkyu tiba-tiba menyahut dari belakang, haruto menoleh lalu mengangguk setuju.
"anak gue mah kayak junghwan, kalem."
"semoga aja ya, jangan macem-macem lah nanti kelakuan ponakan gue."
jeongwoo melihat junkyu yang sepertinya baru mandi, kemudian haruto menarik junkyu untuk berbaring disebelahnya.
"awas lo jangan macem-macem. belom sah, jangan sampe kejadian dulu keulang lagi."
haruto mendecak. "iyalah, udah waras gue."
"berarti dulu gila ya?"
"kampret!"
"woo, anak-anak mana?" jeongwoo memperlihatkan sikembar yang sedang asik mengobrok dengan jay, lalu disamping jeongwoo ada junghwan yang sedang memakan eskrim sambil melambaikan tangannya.
"kasian jeongwoo ngurus empat bocah."
junghwan melotot. "heh!"
jeongwoo tertawa kemudian mengusak rambut junghwan gemas. "udah dulu ya? mau pulang nih udah malem, kasian bocil-bocil."
"oke, makasih ya woo?"
"yoo."
"hati-hati kalian besok!" pesan junghwan sebelum panggilan tersebut dimatikan.
haruto menyimpan ponselnya pada nakas, lalu melihat junkyu yang juga sedang menatapnya. haruto terkekeh kemudian membawa junkyu kedalam pelukannya.
"capek ya?"
"harusnya aku nggak sih yang tanya gitu ke kamu?"
haruto terkekeh. "engga, selama kamu ada disamping aku terus semuanya lancar-lancar aja."
"dih."
"kyu?"
"hm?"
"maafin papaku tadi ya? aku sebagai anaknya mau mewakilkan, aku bener-bener nggak enak ke kamu."
junkyu mencium ujung hidung haruto gemas. "gapapa kok, aku kan sebelum ketemu papamu udah mempersiapkan mental."
haruto makin mempererat pelukan mereka, kemudian mencium pipi junkyu beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry and Cigarattes
Fiksi Remajastrawberry and cigarattes, always taste like you.