dua puluh delapan

3.2K 387 59
                                    

sudah beberapa kali sunghoon dan jungwon jadi betah dan ingin bermain terus dikantor haruto. bahkan junkyu sampai pusing menuruti permintaan kedua putranya yang selalu mengajaknya bertemu haruto dikantor. kecuali hari ini sikembar tidak ke kantor haruto karna hari ini ayah dan bunda junkyu pulang, jadi mereka ingin menjemput dibandara.

"kak, lo gak ngobrolin sikembar mau sekolah dimana sama haruto?" junghwan melihat kakaknya yang fokus menyetir, dibelakang sikembar sedang makan cemilan yang dibeli junghwan sebelum berangkat.

"udah kok, rencananya ulangtahun kelima mereka ini mau kita sekolahin ke tk."

"ah, iya bentar lagi ulangtahun mereka," junghwan mengangguk, "di tk mana kak?"

junkyu mengedikan bahunya. "haruto yang nentuin, gue ngikut aja."

"duh, berasa pasangan udah menikah ya." junkyu melirik kesal.

"tapi kak, kalo mereka di tk ditanyain orangtuanya gimana? sedangkan kalian belum nikah."

junkyu menghela nafas. "gak semudah itu tau dek buat ke jenjang yang lebih serius."

"omongan lo kayak anak gadis yang baru disakitin." junkyu menatap sinis, sedangkan junghwan tersenyum remeh. "anak udah 2, udah pada gede pula. gak malu omongan lo masih begitu?"

"gak gampang, serius."

"apanya? lo yang mempersulit atau haruto?"

"restu dari ayah yang susah."

kini junghwan yang menghela nafas. "hati ayah gak sekeras itu kak, dia ngeliat anak cucunya seneng pasti bakal nerima kok gue yakin."

"gue juga harap gitu."

"haruto gak nyuruh lo berjuang sendiri kan ngehadepin ayah?"

junkyu menggeleng cepat. "malahan dia yang nyuruh buat cepet-cepet ketemu ayah."

"itu bagus, gak cupu kayak dulu dia." junkyu tertawa lalu mengangguk menyetujui.

"emang kenapa sih? jeongwoo udah lamar kamu ya?"

junghwan menoleh cepat dengan mata membelalak. "kak? tau dari mana?"

kini giliran junkyu yang kaget, untung saja sedang lampu merah jadi dia bisa melihat wajah adiknya dengan jelas.

"kakak ngasal padahal, ternyata bener ya?"

"ya gitu." junghwan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "kita gamau ngelangkahin kakak."

junkyu yang mendengar omongan adiknya tertawa kencang. "ya ampun, kakak kira kenapa."

"kok ketawa?!" sewot junghwan menatap junkyu yang sudah fokus mengendarai mobilnya lagi.

"dek denger, kamu kalo mau nikah duluan gapapa serius. lagian kakak juga udah punya anak, kakak gak perlu perayaan gede-gedean karna malu anak kakak udah gede. tapi kamu, kamu kan beda. jadi gapapa beneran kalo kamu mau nikah duluan sama jeongwoo."

junghwan cemberut. "tetep aja kakak kan udah punya anak tapi belum ngalamin nikah."

"iya juga."

"pokoknya aku mau nagih ke haruto suruh cepet nikahin kakak, enak aja masih tetep digantung udah kayak gini juga."

junkyu tertawa. "tapi dek."

"apa?"

"haruto kayaknya masih nyembunyiin rahasia deh dari kakak, tapi kakak gatau apa itu." junghwan terdiam menatap junkyu yang menatap lurus kedepan.

"kenapa gak coba cari tau?"

"apa harus?"

junghwan mengangguk mantap. "harus, jangan sampe kejadian dulu keulang lagi kak. seengganya dari awal mencegah dari pada udah tau diujung jalan, kan?"

Strawberry and CigarattesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang