Kisah Akhir yang Tak Menentu

730 80 2
                                    

Siang ini Harsa berniat untuk mengantar Helena pulang ke rumah. Kebetulan Navan bilang dirinya pulang dengan Rama temannya sekalian membeli alat-alat untuk tugas keterampilan. Harsa masih setia duduk dengan tenang dibangku kecil parkiran sekolahnya. Ia sudah berjanji dengan Helena untuk langsung bertemu diparkiran. Tak terasa sudah 15 menit Harsa menunggu namun Helena tak kunjung tiba, bahkan ia sudah melihat Gilang dan Doyok kembali dari urusan bersama teman kelas sebelah.

"Lah? Harsa kamu tidak jadi pulang dengan Helena?"

"Helena belum lewat Yok. Kayaknya belum keluar kelas."

"Udah Har. Tadi gua liat Helena keluar kelas terus Doyok bilang kalo lo nunggu diparkiran."

Harsa tak panik, ia berpikir mungkin Helena ada keperluan lain. Namun pandangannya tak sengaja berpapasan dengan mobil Sinan, dan terlihat Helena masuk ke dalam dengan Sinan yang memaksa masuk.

"Sialan."

Harsa segera menuju motornya guna mengejar mobil milik Sinan. Ia tahu bahwa Sinan akan seperti ini lagi, itu kenapa ia berusaha sebisanya untuk mengantar Helena pulang. Takut-takut saat Helena pulang sendiri, Sinan malah mengganggu.

"Har, kenapa?"

"Sinan. Helena dibawa Sinan."

"Gua ikut lo Har."

Harsa menggeleng
"Jangan ikut-ikutan masalah gua ya?"
"Gua susul mereka dulu, kalo ada apa-apa gua kabari kalian."

Belum sempat Doyok, dan Gilang menjawab, Harsa sudah lebih dulu pergi.

"Gua gak bakal lepasin lo Sinan kalo sampe lo bikin Helena luka."

"Hel, lo paham diem gak? Gua gak apa-apain lo. Gak usah nangis." Bentak Sinan

Mereka kini ada dirumah Sinan. Helena tak paham kenapa rumah Sinan tak pernah ada orang, ia jadi tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa untuk meloloskan diri jika begini.

"Lo gila Sinan."

"Iya gua gila. Lo bikin gua gila Hel."
"Gua minta maaf, tapi lo malah gak melirik sama sekali."
"Gua gak suka lo deket-deket sama cowok pecundang kayak Harsa. Itu kenapa gua masih berusaha buat memperbaiki hubungan sama lo."
"Hel, gua gini juga punya alasan. Gua cinta sama lo Hel."

"Kalo lo cinta sama gua kenapa dulu lo selingkuh Sinan?"
"Lo tau sebelum kita putus, papa udah ngerencanain gua pulang ke Bali dan nyuruh gua kuliah disana karena lo juga bakal kuliah disana. Papa mau gua tinggal sama nenek gua dengan maksud biar gua bisa deket sama keluarga lo disana."
"Tapi apa? Lo nganggep hubungan kita cuma sekedar main-main Sinan. Lo yang buat hubungan kita jadi berantakan."
"Terus sekarang lo minta kita balik kayak dulu. Apa lo gak mikir Sinan, gimana perasaan gua?"

"Tapi kita bisa coba buat memperbaiki...."

"Gak ada yang bisa diperbaiki. Hubungan kita udah berakhir."

"Kita masih bisa Hel, gua akan berubah. Dan setidaknya kalo lo sama gua, kita bisa membangun suatu hubungan, kalo lo sama Harsa, gak akan bisa."
"Lo gak bisa nyuruh dia lepasin kepercayaannya ataupun sebaliknya."

"Tau apa lo soal hubungan gua sama Harsa?"

"Hel, papa lo masih berharap kita balik. Kita coba ya?"

"Lo secara gak langsung bikin gua benci sama diri lo Sinan."

"Gak apa, lo mau benci gua gak apa. Tapi gua akan tetap berusaha Hel gimanapun caranya."

Helena menampar pipi Sinan keras bahkan bisa terlihat jejak jari tangan Helena. Emosi yang selama ini ia tahan sudah tak bisa dibendung lagi. Ini sudah keterlaluan, begitu menurut Helena.

AKHIR (END) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang