Pertemuan Setelah Sekian Lama

722 105 1
                                    

Redeya sudah menawari untuk menjemput Harsa dan Aurel di kedai es krim tadi. Namun Harsa menolak dengan dalih ingin naik bus. Dan disinilah Harsa dan Aurel sekarang, berada disalah satu kedai yang menjual ayam goreng pedas manis kesukaan orang-orang dirumah.

"Ayah ayah, boleh beli kentang goreng?"

Harsa nampak berpikir, ia ada uang dan cukup untuk membeli kentang tapi kalau ia gunakan untuk belanja otomatis uangnya akan habis. Namun melihat Aurel yang sepertinya sangat ingin makan kentang, ia menurunkan egonya dan memesankan satu porsi kentang.

"Ayo kita ke halte, biar cepet sampai rumah terus bisa makan."
Aurel mengangguk dengan antusias.

Tidak ada hal yang aneh saat mereka berjalan, namun tepat beberapa langkah untuk sampai dihalte, Aurel melihat sosok yang selama ini ia rindukan. Sosok yang seharusnya memberi banyak kasih sayang, banyak support mengingat Aurel masih kecil dan butuh perhatian lebih.

"Ayah." Gumam Aurel pelan.

Harsa melihat Aurel dan seolah-olah bertanya apa karena ia mengira dirinya yang dipanggil oleh Aurel. Namun sedetik kemudian Harsa sadar setelah melihat arah pandang Aurel.

Laki-laki itu berjalan ke arah mereka. Harsa segera menyembunyikan Aurel dibelakangnya. Jaga-jaga laki-laki dihadapannya ini akan melakukan hal buruk.

"Sudah lama ya Harsa?" Sapa laki-laki itu
"Gimana kabar keluargamu?"
"Oh ya, maaf saat si ibu tua itu dimakamkan aku tidak datang. Kamu tau kan waktuku berharga."

Harsa tersenyum miring. Sungguh ia ingin sekali memberi satu pukulan pada laki-laki ini hanya saja ia tau itu tidak akan baik untuk Aurel.

"Ayah, Aurel kangen." Aurel berjalan pelan ke depan, berusaha meraih tangan laki-laki yang ia sebut ayahnya itu.

"Jangan sentuh." Agam menepis tangan Aurel.

"Bang Agam." Bentak Harsa
"Bang, lo kenapa gitu. Aurel cuma mau megang lo doang."

"Ayah, Aurel kangen ayah. Ayah kenapa gak pernah jemput Aurel sama bunda. Aurel pengen tinggal sama ayah lagi." Rengek Aurel.

"Saya gak sudi tinggal serumah denganmu dan ibumu itu. Jangan pernah nunggu saya jemput kalian, karena saya gak mungkin ngelakuin itu."
"Dan satu lagi, kamu bukan lagi anak saya. Jangan pernah panggil saya ayah lagi. Ngerti?"

Harsa yang geram, segera melayangkan satu pukulan tepat diwajah Agam. Sungguh Harsa tidak tahan dengan setiap ucapan yang dilontarkan mantan suami kakaknya ini.

BUGH
"Itu untuk ucapan lo yang bilang mama gua ibu tua."

BUGh
"Itu untuk sikap dan ucapan lo yang nyakitin Aurel."

BUGH
"Dan itu untuk keegoisan lo yang buat menderita kakak gua."

"Ayah berhenti yah." Aurel menangis sambil berteriak. Orang-orang yang melihat segera menarik Aurel menjauh dari pergulatan laki-laki dihadapannya.

"Tolong jangan kasi ayah berantem." Pintanya pada orang-orang sekitar.

BUGH
Satu pukulan Harsa dapatkan saat dirinya ingin berdiri.

"Sialan!!! Wajah gua bonyok gara-gara lo, jadi lo harus ngerasain juga brengsek!!!"

Hantaman demi hantaman Harsa terima, sampai akhirnya orang-orang bisa menarik Agam menjauh dari Harsa.

"Gua peringatkan, jangan sok tangguh depan gua. Lo dan sodara-sodara lo termasuk kakak perempuan lo itu sama. Sama-sama lemah, gak mampu, tapi berlagak sombong."

Agam kemudian berjalan ke arah Aurel yang tengah ditenangkan oleh seorang perempuan.

AKHIR (END) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang