Jika Ingin Melepaskan, Maka Katakan

834 92 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama ujian. Semuanya berjalan lancar sampai akhirnya mereka para anak kelas XII bisa pulang ke rumah, dan bersiap untuk ujian selanjutnya yang akan diadakan besok. Harsa tentu tak bisa langsung pulang ke rumah tercinta mengingat hari ini ia berjanji dengan Helena. Tak butuh waktu lama, Harsa menunggu Helena di dekat tempat parkir mengingat tempat parkir akan selalu dilewati para siswa untuk menuju pintu keluar.

Gilang yang awalnya ingin langsung pulang, namun tak tahu kenapa dirinya ingin menemani Harsa untuk menunggu Helena.
Sudah hampir 15 menit, namun Helena tak kunjung tiba. Gilang bahkan sudah lelah melihat sekeliling untuk menemukan sosok Helena.
"Har, jangan-jangan Helena lupa?"

"Gua telfon aja kali ya?" Harsa kemudian mencoba menghubungi Helena namun nihil, ponsel sang gadis tak bisa dihubungi.
"Nomornya gak aktif Lang."

"Dia gak ada chat lagi tadi?"

Harsa hanya menggeleng.
"Ya udah gua tunggu aja deh. Mungkin dia lagi ada perlu sama temannya."

"Lo yakin?" Tanya Gilang

"Iya, kemarin dia udah janji bakal pulang bareng gua. Lo balik aja Lang, belajar buat besok. Otak lo gak kayak Doyok soalnya hahaha."

"Sialan lo. Mirror, please." Jawab Gilang kesal.
"Ya udah gua duluan, jangan balik terlalu lama Lang takutnya orang rumah lo marah."

"Iya, udah sono."
Gilang kemudian berlalu. Tak ada yang aneh setelahnya, Harsa hanya fokus menunggu terlebih masih ada beberapa siswa siswi yang berlalu lalang jadi Harsa berpikir Helena mungkin ada keperluan lain sehingga belum bisa menghampirinya.

15 menit berlalu...

30 menit berlalu...

45 menit berlalu...

Dan sekarang tepat satu jam Harsa duduk menunggu Helena namun gadis itu tak kunjung tiba. Ia kemudian berjalan menuju kelas Helena, namun tak ada orang bahkan kelasnya sudah dikunci. Diruang guru bahkan terlihat hanya beberapa guru saja yang tersisa. Ia kemudian beralih menuju perpustakaan, namun nihil pintu perpustakaan juga telah terkunci.

"Hel, kamu lupa atau mau menghindar?" Gumam Harsa.

"Harsa."
Si pemilik nama menoleh, dan mendapati pak satpam disekolahnya tengah berjalan ke arahnya.
"Harsa, kamu ini ngapain masih disini?"

"O-oh itu... Saya cari teman."

"Cari teman katanya, semua siswa siswi sudah pulang. Sana kamu pulang."

"Bapak ada liat Helena gak?" Tanya Harsa, setaunya pak satpam kenal beberapa anak osis. Mengingat Helena adalah mantan anggota osis.

"Helena ya? Sepertinya sudah pulang. Kelasnya lebih dulu pulang dari kelasmu. Tadi dia dijemput juga."

"Dijemput?"

Satpam itu mengangguk.
"Iya, dijemput anak sekolah lain. Cowok bawa mobil."

Pikiran Harsa hanya tertuju pada Sinan. Bagaimana bisa Helena melupakan janjinya padahal kemarin dia mengatakan bisa untuk bertemu. Harsa mengepalkan tangannya kuat, ia sangat marah. Jika Helena lupa ia masih memaklumi, tapi jika Helena menghindar dan menjadikan Sinan sebagai alat untuk membuat dirinya tak bisa bertemu dengannya, maka tentu saja ia marah.

Harsa berjalan menuju parkiran namun fokusnya masih pada ponsel yang sedari tadi ia genggam.

Harsa berjalan menuju parkiran namun fokusnya masih pada ponsel yang sedari tadi ia genggam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKHIR (END) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang