" Bagaimana?" tanya Kankurou tak sabar pada dokter di hadapannya.
Pemeriksaan terhadap Temari baru saja selesai. Saat ini Gaara dan Kankurou sedang mendengarkan laporan tentang kondisi Temari dari dokter yang memeriksanya.
" Kami sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh pada Temari-Sama. Kami tidak menemukan keanehan pada tubuhnya. Sepertinya Temari-sama hanya pingsan karena kelelahan," jelas Dokter itu.
" Kau yakin kepalanya tak terbentur?" ujar Kankurou.
Gaara memendang tajam Kankurou lalu menghela napas.
" Baguslah jika ia baik baik saja. Lalu mengapa tindakannya...sedikit aneh?" tanya Gaara.
" Maaf, Kazekage-Sama. Kami juga tidak mengetahui penyebab hal itu," Dokter itu sedikit menunduk.
" Baiklah. Kau boleh pergi. Segera kabari kami jika ada sesuatu yang baru," Gaara mempersilahkan Dokter itu pergi.
" Gaara, aku yakin sekali kepala Temari pasti terbentur," Kankurou masih belum menyerah dengan pikiran bahwa Temari terbentur dan mengacaukan pikirannya.
" Kau sudah dengar sendiri bukan? Dokter bilang ia baik baik saja"
" Tapi itu tak masuk akal, Gaara. Meski semua bilang ia baik baik saja, tapi aku tahu ia tak baik baik saja!" ujar Kankurou.
"Apa sebaiknya kita membawanya ke Konoha?" Gaara tampak berpikir.
" Huh?"
" Kita bisa meminta Tsunade atau Sakura memeriksanya, atau mungkin Ino bisa mengecek apakah Temari terkena Genjutsu," ujar Gaara.
Meski ia sudah mendengar penjelasan dokter bahwa Temari baik baik saja, melihat kelakuan aneh Temari, pasti ada sesuatu yang terjadi padanya. Mungkin saja kemampuan dokter di Suna memang belum seahli itu untuk menemukan penyakit Temari atau apapun itu yang menyebabkan perubahan Temari menjadi 180 derajat dari sifat aslinya.
" Ide yang bagus, Gaara," ujar Kankurou.
Kankurou menyetujui usul Gaara.
" Konoha?" tanya Temari.
" Ya, kami ingin mengajakmu ke sana," kata Gaara.
" Untuk apa?"
" Tentu saja untuk menyembuhkan kepalamu yang terbentur, Temari," ujar Kankurou.
" Kankurou..." Kankurou langsung diam mendengar suara Gaara.
" Konoha ya? Baiklah aku ikut. Sudah lama aku tak makan Danggo di Amaguriama, heheheh" Temari tertawa senang.
" Baiklah, kita berangkat besok. Untuk hari ini sebaikanya kau beristirahat saja di rumah sakit," kata Gaara.
Gaara dan Kankurou akan beranjak pergi, namun Temari menahan tangan mereka.
" Ada apa?" tanya Kankurou dan Gaara.
Temari tampak menggembungkan pipinya dengan kesal.
" Ucapan selamat tidurnya mana? Kalian tak mau mengucapkan selamat tidur pada Nee-san?"
" Huh?"
" APA?!?!"
Kankurou dan Gaara saling berpandangan. Tak ingin memperpanjang masalah, mereka memutuskan melakukan sesuai keinginan Temari.
" Selamat tidur, Nee-san" ucap Gaara pendek.
Temari beralih memandang Kankurou.
" Se-Selamat tidur.....Nee-san..." ucap Kankurou pelan.
Temari tersenyum puas, tapi belum melepaskan tangan keduanya. Ia malah kembali menatap keduanya dengan manik hijaunya.
" Apa lagi!?" tanya Kankurou tak sabar.
" Ciumnya mana?" tanya TEmari
" HUH????"
Sepertinya mereka salah dengar. Atau jangan jangan otak mereka yang sebenarnya tak baik baik saja?
" Ciuman selamat tidur, kita selalu melakukannya setiap malam bukan?" kata Temari.
'Temari benar benar sudah gila' pikir Kankurou.
Temari menyodorkan pipi mulusnya ke arah mereka.
Tak ada yang bereaksi.
" Kalian tidak mau?" Mata Temari berkaca kaca " Sudah kuduga, kalian membenci Nee-san"
Cup
Mata Kankurou membelalak kaget melihat Gaara yang sedang mengecup pipi Temari singkat. Ekspresi Temari berubah senang, ia menarik Gaara mendekat dan mencium kening pemuda itu.
" Selamat tidur, mimpi indah. Ototou..." Temari tersenyum sedangkan Gaara mematung.
Kankurou meneguk ludah. Mata Temari beralih ke arahnya.
'Mati Aku' pikir Kankurou
" A-Aku tak mau!! Aku tak mungkin melakukan hal seperti itu!!, aku bukan anak anak!"
Yang benar saja? Ciuman selamat tidur? Sejak kapan kakaknya itu memperlakukan mereka seperti anak kecil, biasanya mereka diberikan ucapan selamat tidur berupa terbangan badai topan dari Tessen Temari. Kenapa Temari tiba tiba menjadi seperti ini?
" Begitu ya... Kau tak mau ya, Kankurou..." Ekspresi Temari berubah menjadi sedih.
" Lakukan saja," perintah Gaara.
" Ta-tapi aku-"
Tatapan tajam Gaara membuat Kankurou tak bisa melanjutkan kalimatnya. Dengan langkah ragu ia mendekat ke arah kakaknya dan dlam satu gerakan singkat ia mengecup pipi sang kakak.
" Selamat tidur," ucapnya.
Temari menarik tangan Kankurou dan mencium keningnya. Kankurou membatu.
" Selamat tidur Kankurou, mimpi indah," Temari menyengir lebar.
Ia tersenyum sekali lagi pada mereka sebelum akhirnya berbaring dan menarik selimut lalu menutup mata.
Gaara dan Kankurou meninggalkan kamar Temari.
" Aku bisa gila!!!!" Kankurou berteriak Frustasi.
"Ada apa dengannya?!?!?" lanjutnya sambil mengacak acak rambutnya kesal.
Sementara Gaara tak mengatakan apa apa.
' Kuharap ia bisa segera sembuh'
Pikir Gaara dan Kankurou. Tak bisa mereka pungkiri, Temari yang manis seperti ini tidaklah buruk. Temari yang selalu tersenyum pada mereka, memanggil mereka dengan manis, dan berperilaku manja membuat mereka sedikit senang. Tapi, ini bukan Temari.
Mereka rindu Temari yang biasanya, yang selalu menyeret mereka pulang jika kebanyakan bekerja. Yang mengobati luka mereka diiringi omelan, yang memarahi mereka jika bertindak ceroboh. Meskipun suka marah marah dan mengerikan, itulah kakak mereka. Itulah Temari yang mereka kenal, bukannya gadis yang bertingkah manja seperti boneka di hadapan mereka saat ini. Yang mengancam mereka jika tak mau menuruti perkataannya.
Mereka berdua menghela napas.
" Aku rindu omelan Temari. Dan mungkin terdengar gila, tapi aku rindu ancaman Temari dan Tessennya..." Kankurou mulai meracau tak jelas.
" Aku tahu. Aku juga," ucap Gaara.
![](https://img.wattpad.com/cover/292028838-288-k564504.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Temari-Road to Ninja
FanfictionApa yang akan dilakukan Shikamaru dan yang lain ketika tiba tiba Temari berperilaku aneh? Warning: Semua ilustrasi bukan milik penulis. Naruto adalah milik Masashi Kishimoto.