"Nara-San ..." Temari akhirnya menjadi orang pertama yang memecah keheningan di antara mereka berdua.
Baik dirinya maupun Shikamaru tak ada yang membuka suara sejak mereka membicarakan tentang pernikahan politik 'Temari' dan perasaan Shikamaru pada gadis itu.
Shikamaru mengalihkan pandangannya dari langit dan mata mereka bertemu, jujur saja walau Shikamaru tahu gadis yang bersamanya sekarang bukanlah Temari yang ia kenal, tetap saja ia gugup memandang wajah gadis yang 100 persen identik dengan gadis yang selalu hadir menemani mimpi mimpinya setiap malam.
Shikamaru bukannya sama sekali tak menyadari apa yang ia rasakan dan pikirkan mengenai 'Temari'. Hanya saja banyak hal yang menggangu pikirannya, menghalanginya menyatakan perasaan pada gadis itu. Temari adalah gadis yang cerdas, seorang putri dan tokoh politik penting di desanya bahkan di dunia Shinobi. Pantaskah Temari yang itu bersanding dengannya yang hanyalah seorang bocah pemalas. Meskipun akhir akhir ini perannya di dunia Shinobi mulai diakui, Shikamaru tetap saja merasa ragu dan cemas dengan posisinya. Temari seolah sangat jauh dari tempat ia berdiri sekarang. Ia sesungguhnya takut, apabila ia mencoba mengejar gadis itu, Temari akan meninggalkannya pergi.
Karena itulah sampai sekarang ia bertahan dengan status mereka sebagai rekan kerja, walau semua orang di sekitar mereka sesuangguhnya menyadari seperti apa hubungan mereka sesuangguhnya. Mereka saling memikirkan satu sama lain.
" Ya, ada apa?" Shikamaru berujar.
"Mengenai apa yang kubicarakan tadi ... kuharap kau memikirkannya dengan serius, Nara-San"
"Bagaimana kau bisa begitu yakin? Maksudku, lupakan soal aku ... aku bisa saja melakukan apa yang kau katakan tadi, tapi bagaimana dengannya? Bagaimana kalau ia tak pernah memiliki perasaan apapun padaku? Bagaimana jika ..." Shikamaru berujar dengan penuh keraguan.
Bagaimana jika 'Temari' hanya menganggapnya sebagai adik? Sebagai rekan kerja? Sebagai teman di aliansi? Bagaimana jika gadis itu tak pernah sedikitpun merasa tertarik dengannya sebagai seorang pria?
"Ia akan menerimamu, aku bisa menjamin hal itu," ujar Temari dengan penuh percaya diri.
"Bagaimana kau bisa seyakin itu?" tanya Shikamaru heran.
Temari tampak berpikir sejenak, kemudian sambil tersenyum lembut ia memandang Shikamaru. Wajahnya yang disinari cahaya bulan tampak bersinar.
"Karena dia adalah aku," Temari tersenyum lebar.
Shikamaru tersentak mendengar ucapan gadis di hadapannya. 'Karena dia adalah aku?' apa maksudnya gadis itu juga ...
"Kurasa aku harus kembali ke penginapan sekarang, aku mulai merasa mengantuk," Temari memotong pembicaraan sebelum Shikamaru sempat mengatakan sesuatu. Keduanya bangkit berdiri dan Shikamaru mengatar Temari kembali ke penginapannya. Mereka berdua diam dan sibuk dengan pikiran masing masing.
"Sampai di sini saja," ujar Temari saat mereka sudah sampai di depan pintu penginapan
"Ya. Istirahatlah. Besok pagi aku akan menjemputmu ke kantor Hokage. Kita akan bersiap di atap gedung Hokage dan menunggu gerhana matahari terjadi. Semoga saja semua sesuai dengan perkiraan kita," ujar Shikamaru.
Ia mengamati gadis itu masuk ke penginapan sampai sosok gadis itu menghilang di balik pintu, kemudian ia langkahkan kakinya kembali ke rumahnya.
Malam berlalu dengan cepat dan pagi hari pun tiba.
Sejak hari masih sangat pagi Shikamaru sudah menunggu di pintu depan penginapan Temari. Setelah menunggu beberapa saat Temari keluar bersama dengan Gaara dan Kankurou. Kedua adik Temari itu sedikit terkejut melihat kehadiran Shikamaru yang begitu awal. Tadinya mereka berencana berangkat sendiri ke kantor Hokage. Jika hanya sekedar menuju ke kantorHokage, mereka tidak memerlukan pengawalan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Temari-Road to Ninja
FanficApa yang akan dilakukan Shikamaru dan yang lain ketika tiba tiba Temari berperilaku aneh? Warning: Semua ilustrasi bukan milik penulis. Naruto adalah milik Masashi Kishimoto.