Chapter 10 : Petunjuk

439 50 0
                                    

"Baiklah, sampai di sini saja," ujar Temari saat mereka sudah sampai di depan penginapan.

"Ah, baiklah kalau begitu ... apa kau yakin tidak perlu memeriksakan diri? Kau ...sedikit aneh ..."

" Aku baik baik saja tuan Nara. Jika ada yang aneh di sini itu adalah kau. Tapi, terima kasih sudah mengkhawatirkanku, sampai jumpa," Temari melangkahkan kaki memasuki penginapannya.

Karena merasa lelah, Temari langsung tertidur saat tiba di kamarnya. Namun beberapa saat kemudian ia terbangun saat mendengar derit jendela yang terbuka. Temari langsung berdiri dan meraih tessennya.

" Siapa di sana?!"

Sesosok bayangan hitam menyerupai orang berdiri di depan jendela. Wajahnya tertutup topeng, mengingatkan Temari pada Obito Uchiha yang mereka lawan pada perang sebelumnya.

" Tidak mau menjawabku ya? Dengar, sebaiknya kau bicara selagi aku masih bersikap baik," ujar Temari dan mulai membuka kipasnya, menampilkan pola lingkaran di sana.

Orang itu bergerak, mengambil kunai dan menodongkannya ke arah Temari.

" Kembalikan gulungannya ..." suara orang itu terdengar berat.

"Dengar. aku tidak punya gulungan atau benda apapun yang kau inginkan itu," ujar Temari.

Temari memandang sekeliling untuk memastikan apakah orang itu membawa kawan atau tidak.

" Kau ... kalian mengambilnya dari kami!! Kembalikan gulungan itu!" desis  musuh dengan nada marah.

Temari mengeratkan pegangan pada kipasnya.

"Kau tak mendengarku rupanya, sudah kubilang aku tidak memiliki gulungan bodoh itu. Sekarang katakan padaku, siapa sebenarnya kau?"

"Heh, kau tidak perlu tahu. Lagipula kau tidak perluberpura pura mengancamku seperti itu, nona manis. Aku sudah menyelidikimu, dengan jumlah chakramu sekarang aku tahu kau tidak bisa menggunakan benda itu lagi," orang itu tertawa kecil.

"Aku beri satu nasihat padamu. Lain kali lebih baik kau cari sumber informasi yang lebih bisa dipercaya," Temari menyeringai.

"Fuuton: Kamaitachi no jutsu!"

" Akh!! Ini tidak mungkin!"

Orang itu terpental dan menabrak dinding di belakangnya. Ia tak bergerak, sepertinya pingsan terkena serangan Temari barusan.

" Ada ada saja ... siapa sebenarnya orang ini .." gumam Temari.

Ia tak habis pikir masih ada yang berani menyerangnya. Bukan menyombongkan diri, tapi  kemampuan Temari sudah diketahui oleh hampir semua Shinobi terutama di Konoha. Menyerang seorang Temari sendirian sama saja dengan bunuh diri. Temari segera mengikat kaki dan tangan orang itu lalu membawanya ke kantor Hokage.

" Sabaku-San, apa yang terjadi?" tanya kakashi, Hokage itu belum pulang rupanya.

" Aku juga memiliki pertanyaan yang sama, orang ini tiba tiba menyerangku saat aku berada di penginapan. Ia mengatakan sesuatu tentang gulungan. Aku baru ingat, sebelumnya  kau juga mengatakan sesuatu tentang gulungan, Hokage-sama. Sebenarnya gulungan apa itu?" tanya Temari.

"Mengenai itu ... bukankah kau seharusnya sudahh tahu. Sabaku-San. Kau yang memimpin tim pencarian dampai menemukan gulungan itu."

" Dengar Hokage-Sama. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku sama sekali tak ingat pernah melakukan misi seperti itu dan aku sedang tak ingin berdebat sekarang. Cepat jelaskan saja padaku apa yang sebenarnya terjadi di sini," ujar Temari.

Gadis itu mulai kehilangan kesabaran. Tak bisakah mereka langsung menjelaskan apa yang terjadi tanpa mempersulitnya?

" Ah, ba-baiklah ... Yang kami ketahui adalah kalian menemukan gulungan ini di reruntuhan kota tua. Gulungan itu milik sebuah suku yang dipercaya bisa membuka portal antar dimensi. Sesuai kesepakatan, kau mengantarkan gulungan itu ke Konoha untuk dilakukan penyelidikan selanjutnya," jelas Kakashi.

"Baiklah, jika benar apa yang kau katakan. Sedikit banyak aku sudah bisa menyimpulkan apa yang terjadi, Hokage sama"

" Mengenai apa?"

" Aku tahu mungkin ini sedikit sulit untuk dipercayai. Tapi sepertinya aku terjebak di sini, lebih tepatnya aku tertukar dengan seseorang yang ada di sini. Jika benar gulungan itu milik suku yang bisa mengendalikan portal antar dimensi, maka kemungkinan besar gulungan itu adalah kuncinya. Aku tidak tahu pasti apa yang terjadi, tapi itu satu satunya penjelasan paling masuk akal atas apa yang terjadi saat ini"

"Sabaku-San, apa maksudmu? Kau pasti sedang bercanda"

" Dengar, aku serius. Aku tidak berasal dari dunia ini. Jika memang ini bukan mimpi atau genjutsu, penjelasan yang tersisa hanyalah apa yang aku katakan tadi. Jika kau mau bukti, aku punya banyak. Pertama, patung Hokage keempat yang terpahat itu. Aku tidak tahu siapa itu, tapi yang jelas itu berbeda dari duniaku. Dan lagi mengenai Uzumaki Menma. Di tempatku ia tak ada, yang ada adalah Uzumaki Naruto, dan di tempat asalku kami juga melewati perang. Aku tahu kau mungkin tidak percaya padaku, Hokage-Sama. Tapi itulah yang sebenarnya terjadi," jelas Temari.

Kakashi memandang Temari dengan ragu. Apa yang dikatakan gadis di hadapannya ini terlalu sulit untuk dicerna otaknya dalam waktu singkat.

" Karena itu, aku harus kembali ke tempat asalku. Dan jika benar gulungan itu kuncinya, kita harus menemukan gulungan itu, dan orang ini mungkin tahu apa yang terjadi," tunjuk Temari pada orang yang menyerangnya sebelumnya.

Orang itu tampak sedikit bergerak, sepertinya ia sudah sadar.

" Hei, kau!" Temari menarik kerah baju orang itu dan melepas topengnya.

"Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, kuperingatkan sebaiknya kau jelaskan dengan jelas!" ancam Temari.

Wajah orang itu terlihat sedikit ketakutan.

" Aku .. namaku Kaia. Aku diperintahkan untuk mengambil kembali gulungan yang dicuri oleh Shinobi Suna dari kuil kami. Gulungan itu dalah harta warisan turun temurun klan kami, gulungan yang dipercaya bisa membuka portal ruang dan waktu antar dimensi. Tapi selama ini belum ada yang bisa menggunkan atau mengaktifkannya. Aku mengikutimu yang sedang menuju ke Konoha untuk mengantar gulungan itu. Saat menyerangmu, kau melawan dan gulungan itu terbuka. Sinar yang sangat terang muncul lalu kemudian kau hilang," ujar Kaia pada Temari.

" Lanjutkan!" perintah Temari.

" Lalu ... aku akhirnya tahu kalau kau sudah sampai di Konoha. Aku menunggu kesempatan untuk menyerangmu di penginapan. Sesuai informasi yang kuterima kau tidak bisa menggunakan tessenmu dengan baik, jadi kupikir aku bisa menyergapmu dan mengambil kembali gulungan itu. Tapi kemudian kau menyerangku," Kaia meringis mengingat serangan Temari tadi.

" Hmm ... jika benar perkatannya berarti kemungkinan aku berpindah ke sini saat gulungan itu aktif. Di mana  kau menyerangku, maksudku di mana kau melihat gulungan itu terbuka?" tanya Temari.

Kaia menatap Temari dengan sedikit bingung,

" Di hutan sebelah barat dari pintu masuk Konoha," ujar Kaia.

" Baiklah, aku akan memerintahkan untuk dilakukan pengecekan di sana. Serahkan saja pada kami,Sabaku-San. Sebaiknya  kau kembali ke penginapan. Kami akan mengabarimu lagi jika menemukan sesuatu," ujar Kakashi.

" Baiklah, jika begitu. Terima kasih Hokage-Sama," Temari menunduk lalu meninggalkan ruangan.

'Semoga saja mereka menemukan sesuatu sebelum masalah ini menjadi semakin merepotkan. Tapi ... jika memang aku bertukar dengan seseorang dari tempat ini, aku penasaran apa yang terjadi di sana' pikir Temari.

Temari-Road to NinjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang