•
•
•Dyezra, Fero, dan Devina saat ini tengah berada di kantin setelah lari-larian menghindari Bu Retno. Mereka bertiga sangat lelah, terlihat dari baju olahraga mereka yang basah oleh keringat.
"Anjir, gila lo ya? Ntar kalo kita kena masalah gimana?" sungut Devina sebal. Sungguh, ia tidak mau diseret-seret dalam hal ini. Ntar kalau dia dihukum bagaimana. Bisa hancur citra seorang Devina Blanc yang kalem dan anggun di sekolah ini.
Dyezra merengut. "Ya maaf, abisnya gue sebel ish!" rajuknya. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi. "Dah, ah. Mau pesen makanan gue, laper," lanjutnya sambil berlalu meninggalkan Devina dan Fero yang masih terdiam di tempat.
"Vin, mending lo balik ke lapangan aja deh. Ke anak kelas lo. Biar Dyezra gue yang urus," ujar Fero memecah keheningan. Devina mengangguk, tanpa banyak bicara ia segera beranjak dari sana.
Setelah kepergian Devina, Dyezra datang membawa senampan makanan dan beberapa minuman dingin. "Lohh? Devina mana?" tanyanya saat tak melihat Devina di sana.
"Cabut dia," jawab Fero singkat.
Dyezra menatap aneh Fero, lalu mengendikkan bahu dan mulai duduk. Saat tengah asik makan, saku celana trainingnya bergetar. Dyezra buru-buru mengambil ponselnya dan mengernyit bingung kala melihat nama 'Bangga' terpampang di layar ponselnya. Ia pun segera mengangkat panggilan itu.
"Halo Bang, kenapa?"
"Papa udah sadar?! Ya udah, ntar aku sama Orza ke sana. Iye Bang, elah. Tenang aja. Lagi sama Fero sih, kenapa?" Dyezra melirik Fero sebentar, yang ditatap menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya 'Apa?'.
"Iye, ntar disampein. Udah, ya? Heem, bye." Dyezra mematikan panggilan dari Bang Ega. "Dapet salam dari Bangga tuh," katanya pada Fero.
"Waalaikumsalam, jadi Papa lo udah siuman?"
Dyezra mengangguk. "Ya gitu, deh. Ntar pulsek gue mau ke rumah sakit jengukin dia."
Fero mengangguk-angguk mengerti. "Ikut dong gue, mau jengukin camer juga." Fero berkata dengan percaya dirinya.
Dyezra menatapnya malas. "Ya udah, ntar lo sama Orza aja."
Fero menggeleng. "Gue bawa motor."
"Ya udah. Yuk ah balik, ntar keburu Pak Bambang kelar urusannya bisa dihukum kita kelayapan kek gini," ajak Dyezra yang diangguki oleh Fero. Mereka berdua pun beranjak dari kantin menuju ke lapangan kembali.
⋆.◌°⋆.◌°⋆.✯✯✯°⋆.◌°⋆.◌°
Benar dugaan Dyezra, di sana sudah ada Pak Bambang yang menatap garang ke arah dia dan Fero yang malah cengengesan. "Dari mana kalian?" tanyanya tegas.
"Anu, ada panggilan alam Pak. Iya 'kan, Ra?" jawab Fero sambil menyenggol Dyezra agar mengikuti skenarionya.
"E-eh, iya bener Pak! Panggilan alam hehe," timpalnya cepat. Duh, kenapa jadi gugup begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
DYEZRA : The Lies and Betrayal ✔
Подростковая литература[𝐃𝐧𝐀 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟏] Genre : Teenfiction Tema : Slice of Life, Family, and Friendship ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗 - 𝗥𝗘𝗩𝗜𝗦𝗜] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | /...