DYEZRA 19 - Sick to be Happy

50 52 87
                                    

Siapkan hati untuk membaca part ini👀

Siapkan hati untuk membaca part ini👀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari ini Dyezra tidak masuk sekolah, gadis itu demam tinggi gara-gara menangis dan begadang semalam. Setelah nonton film, dia tidak bisa tidur karena teringat perkataan Fero lagi. Padahal dia berencana akan mengakhiri sandiwara pura-pura pacaran dengan Deon hari ini. Tapi apa daya, tubuhnya sangat lemas.

Arkabima jelas tidak akan membiarkan anak gadisnya untuk pergi ke sekolah dalam keadaan yang sedang tidak sehat. Bima juga sudah menitipkan surat izin Dyezra pada Diorza. Namun sayangnya dia tidak bisa menemani Dyezra di rumah, karena ada meeting dadakan di kantor. Jadilah sekarang Dyezra di kamar bersama dengan kesendiriannya.

Dyezra melirik bubur di atas nakas yang dibuatkan papanya sebelum dia ke kantor beberapa menit yang lalu. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ia mengurungkan niatnya untuk mengambil bubur dan memilih meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya.

"Telepon dari Mira ternyata," gumamnya. Ia pun segera mengangkat panggilan itu.

"Haloo?"

"Halo Ra, surat izin ini ... Lo beneran sakit?"

"Iya sakit, tapi hati gue lebih sakit."

"Maksudnya?"

"Hahaha bercanda, demam doang sih."

"Yeu, masih sempat-sempatnya lo ketawa. Lo di rumah siapa yang jagain?"

"Sendiri gue, bokap ada meeting dadakan jadi nggak bisa nemenin."

"Kalo gitu gue minta Fero temenin lo, ya?"

"Enggak! Apaan, sih?! Nggak usah Mira, serius gue gapapa di rumah sendirian."

"Pokoknya gue bakal minta Fero nemenin lo."

"MIRAA! Woy!"

Dyezra mengecek ponselnya, ia mendengkus. Panggilannya sudah dimatikan secara sepihak oleh Mira. Semoga saja gadis itu tidak benar-benar serius untuk meminta Fero menemaninya. Yang ada nanti jadi awkward, lagian dia tidak ingin bertemu Fero. Setelah apa yang cowok itu katakan padanya kemarin.

Dyezra meletakkan ponselnya di atas nakas dan kembali mengambil buburnya, memakannya dengan tenang. Sebenarnya demamnya tidak terlalu parah sih, cuma papanya tuh jadi terlalu overprotektif tidak tahu kenapa. Padahal dulu, jangankan sakit. Dia dapat ranking pertama di kelas saja, papanya begitu cuek menanggapi. Paling cuma bilang 'Bagus, tingkatkan'. Sudah gitu doang, nyebelin banget kan?

DYEZRA : The Lies and Betrayal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang