DYEZRA 16 - Pacar Boongan

72 76 85
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dyezra memandangi layar ponselnya dengan raut wajah datar. Terpampang nama 'Fero' di sana. Cowok itu sudah meneleponnya sebanyak 30x dalam sehari ini. Tidakkah dia mengerti kalau Dyezra tidak ingin berbicara dengannya sekarang?

Dyezra terus mengabaikan panggilan dari sahabatnya tersebut, ia masih marah tentu saja. Fero sudah keterlaluan kali ini. Lihat saja, akan dia balas. Dyezra menyeringai, ia memikirkan sebuah ide yang cukup gila di otaknya.

⋆.◌°⋆.◌°⋆.✯✯✯°⋆.◌°⋆.◌°

Pagi yang cerah, dua sejoli yang baru saja memasuki area sekolah mengalihkan perhatian semua orang. Siapa yang tidak kaget coba? Dyezra dan Deon berangkat bareng! Hal yang hampir mustahil karena seorang 'Deon Putra Alaska' tidak pernah membiarkan cewek selain mamanya untuk duduk di motornya. Apalagi sampai boncengan segala! Belum lagi Dyezra yang ke mana-mana selalu dengan seorang 'Afferozan Galarzo', kali ini pergi dan berangkat bersama Deon? Waw, patut untuk diapresiasi.

Dyezra memegang kedua pundak Deon sebagai tumpuannya. Ia turun dari motor sport tersebut dan membuka helmnya. Deon pun demikian, ia mengusak sedikit rambut depannya dan turun dari motor. Dyezra memberikan helm yang tadi dipakainya pada Deon.

"Thanks, ya!"

Baru saja Dyezra hendak melangkahkan kakinya, Deon menahan pergelangan tangannya. "Tunggu," katanya. Dyezra mengangkat alisnya tidak mengerti. "Lo utang cerita sama gue," lanjutnya.

Dyezra tersenyum miring, ia merangsek maju mendekati Deon. Ia membisikkan sesuatu pada cowok itu. "Ikuti aja drama yang gue buat, oke?" Deon mendengkus, ia langsung mengalungkan tangannya ke leher Dyezra. Mengajaknya ke kelas bersama.

Itu semua tak luput dari pandangan orang-orang, termasuk Fero yang saat itu baru saja datang. Ia menggertakkan giginya geram. "Shit!"

⋆.◌°⋆.◌°⋆.✯✯✯°⋆.◌°⋆.◌°

"Yo, gaess!" Dyezra melambaikan tangannya saat baru saja memasuki kelas. Seluruh teman sekelasnya menatapnya dengan berbagai ekspresi. Dyezra mengerutkan keningnya, merasa bingung. "Kalian kenapa?" tanyanya.

Dyezra melangkahkan kakinya ke tempat duduknya dengan terheran-heran. Ia mengangkat bahunya dan langsung meletakkan tasnya di meja. Ia melirik Fero yang tampak sibuk dengan ponselnya, menghiraukan keberadaannya.

Dyezra yang merasa kalau rencananya berhasil, tersenyum miring. Ia balik mencueki Fero tanpa berniat menyapanya sama sekali. Fero terus mengumpat dalam hati. Ia ingin sekali bertanya soal apa yang tadi dia lihat di parkiran, tapi dia terlalu gengsi untuk itu.

"Good morning, student!"

Suara Pak Gibran yang baru saja memasuki kelas mengalihkan perhatian anak kelas XI MIPA-2. "Good morning too, Sir!" balas mereka yang langsung saja bergegas ke tempat duduk masing-masing.

DYEZRA : The Lies and Betrayal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang