•
•
•Matahari sudah pada puncaknya, panasnya terasa begitu menyengat. Orang-orang yang baru pulang dari kerja memilih untuk segera sampai di rumah menghindari panasnya siang hari itu. Ada juga yang memilih singgah untuk sekadar membeli minuman dingin. Terlihat pula para siswa-siswi sekolah menengah atas dengan sepeda mereka. Ah, sepertinya mereka pun baru saja pulang.
Sama dengan Diorza kali ini, dia juga baru saja pulang sekolah dan sekarang akan berkunjung ke apartemen abang sepupunya di sudut kota. Tentunya untuk bertemu dengan kakaknya yang seharian kemarin hilang, kabur dari rumah. Dia tidak sendirian, ada Fero di belakangnya.
Kedua motor sport pemuda tersebut melaju membelah jalanan kota yang lumayan lenggang. Diorza sudah meminta Fero untuk tidak memberitahu siapapun soal masalah ini pada yang lain, bahkan Viona dan Devina sekalipun tidak diberitahu. Diorza yakin kalau kakaknya pun berpikir demikian.
Beberapa meter di depan sudah terlihat sebuah gedung apartemen dengan banyak lantai. Diorza memarkirkan motornya di basement, Fero mengikuti dari belakang. Dengan cepat keduanya menaiki tangga untuk sampai ke lantai tiga. Ya, apartemen Narega ada di lantai tersebut.
Ting tong, ting tong!
Dyezra yang merasa kalau itu suara bel dari apartemen milik abangnya segera beranjak ke pintu dan membukanya. Dia terkejut akan kedatangan sahabat dan adiknya yang tiba-tiba. Dengan cepat, Diorza menubruk Dyezra dengan pelukan mautnya. Hampir saja dia oleng kalau tidak menjaga keseimbangan tubuhnya dengan bertumpu pada dinding.
"Bego, bisa nggak sih sehari aja jangan bikin khawatir?" lirihnya yang mengundang kekehan kecil Dyezra. Gadis itu dengan tenang menepuk-nepuk punggung adik kesayangannya tersebut.
"Gue gapapa, kok."
Dengan cepat Diorza melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu kakaknya. "Kalo terjadi apa-apa gimana?! Lo mau ninggalin gue sendirian di rumah sama mereka?!"
Dyezra meringis kala merasakan cengkraman pada bahunya yang menguat. Fero yang menyadari itu langsung berseru. "Kakak lo kesakitan, bego!" ujarnya sembari menyentil dahi Diorza dengan keras. Sang empunya langsung mengaduh kesakitan dan memberikan delikan tajam pada sang pelaku.
"Sorry Kak," cicit Diorza.
Dyezra tersenyum. "Gapapa, ayo masuk. Jangan berdiri di depan pintu," ucapnya yang langsung memberi sedikit jalan pada Fero dan Diorza untuk masuk, sementara dia menutup pintu.
"Kalian berdua mandi, terus ganti baju dulu. Pake bajunya Bang Ega aja gapapa, di kamarnya noh." Keduanya mengangguk menuruti instruksi Dyezra. "Fero pake kamar mandi di sebelah aja, jangan nungguin Diorza. Dia kalo mandi kek anak cewek, lama."
Fero tertawa. "Ya-ya, baiklah."
Dyezra tersenyum simpul saat keduanya sudah masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri. Ia beranjak memanaskan beberapa makanan yang dibeli Bang Ega tadi. Ia rasa, empat porsi makanan yang tersisa cukup untuk dua pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DYEZRA : The Lies and Betrayal ✔
Jugendliteratur[𝐃𝐧𝐀 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟏] Genre : Teenfiction Tema : Slice of Life, Family, and Friendship ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗 - 𝗥𝗘𝗩𝗜𝗦𝗜] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | /...