DYEZRA 35 - Itu Hukumannya

25 10 60
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Fajar telah tiba, tanah basah begitu terasa. Para siswa kembali berbenah. Berbondong-bondong ke kamar mandi untuk berganti baju dan membersihkan diri. Begitupun dengan para guru dan panitia lainnya.

Sementara itu di sudut kamar mandi cowok sebelah Selatan, terlihat Fero, Deon, dan Fikri yang tengah berebut untuk masuk ke kamar mandi.

"Gue duluan!" seru Fero.

"Nggak, gue duluan! Yang paling ganteng duluan!" seru Fikri tak mau kalah.

"Kalo gitu gue duluan! Kan gue yang paling ganteng!" tekan Deon dengan percaya dirinya.

"Enak aja lo! Yang paling ganteng itu gue!" sungut Fero tidak terima.

Ketiganya ribut sembari adu mulut di depan pintu kamar mandi, saling dorong-mendorong dan tarik-menarik dengan tidak elitenya. Mengabaikan semua tatapan yang seolah menertawakan tingkah kekanakan mereka.

Diorza yang tengah mengantre tidak jauh dari ketiganya terlihat sibuk dengan peralatan mandinya. Pura-pura nggak kenal aja lah. Iya, itu lebih baik daripada harus menanggung malu karena kelakuan ketiga teman kakaknya tersebut.

Sementara di tempat lain, di dapur umum lebih tepatnya. Dyezra tengah menjalani hukumannya, membantu para ibu-ibu memasak untuk sarapan. Ia sama sekali tidak melakukan pekerjaan yang berat, namun ia disuruh berjalan ke sana dan kemari untuk sekadar mengambil bumbu juga rempah-rempah yang dibutuhkan oleh para ibu-ibu tersebut. Nggak berat, tapi tetap aja capek! Udah kayak babu aja gue. Dyezra menggerutu dan menyumpah serapahi Bu Retno yang memberikan hukuman ini untuknya.

"Nduk, tolong pundut aken panci gedhe ing njobo."

Dyezra mengelus dadanya sabar, padahal baru saja ia dapat mendudukkan bokongnya. Sekarang sudah disuruh lagi, mengambil panci di luar pula.

"Nggih, Bu!"

Tanpa ba-bi-bu lagi, Dyezra langsung berjalan keluar dapur untuk mengambil panci yang diminta. Ada tiga panci besar di sana, karena bingung yang mana satu, jadilah Dyezra angkat semua.

"Bu! Niki pancine!"

Ibu-ibu yang menyuruh Dyezra tadi langsung berdiri dan buru-buru menghampiri Dyezra yang tampak kesusahan membawa tiga panci sebesar itu.

"Aduh Cah Ayu, setunggal mawon pancine Nduk. Kabotan nek digowo kabeh sampeyan," ujar ibu tersebut.

DYEZRA : The Lies and Betrayal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang