🍁 Happy Reading 🍁
🍂🍂🍂
Sean mencoba menepis keterpakuannya, tergesa ia kembali meraih gagang cangkir. Seraya mencoba memahami maksud perkataan Zhang Bin, pelan ia menghirup sedikit demi sedikit kenikmatan kopi yang dirasa sayang untuk dihabiskan dalam waktu singkat.
Masih sedikit canggung, bibir tipisnya mengulas senyuman semanis mungkin. Rasa gugup masih belum sepenuhnya hilang sewaktu menyadari tatapan Zhang Bin yang masih menancapkan manik hitamnya.
"Mungkin - kau pernah melihat fotoku atau - " Sean sedikit berdehem sebelum melanjutkan perkataannya. "Kau pernah melihatku di salah satu drama. Yah - tidak semua menyukai drama, apalagi seorang polisi sepertimu."
Bibirnya membentuk ringisan samar.
"Drama ya?"
Zhang Bin menautkan dua alis. Berpikir dan mengingat dimana ia pernah melihat drama tertentu atau majalah atau iklan - mungkin.
Sean tertawa kering melihat keseriusan sang kapten, menjadikan wajahnya begitu berkerut. Dari awal dia sudah menduga bahwa Zhang Bin tidak mengenalinya karena awal bertemu sama sekali tidak menunjukkan pernah melihat wajahnya yang sempat terpampang di berbagai majalah.
Nyaris saja ia membuka mulut sewaktu Zhang Bin sedikit berseru seolah baru memenangkan sebuah lotere.
"Aku ingat!" telunjuknya terarah ke wajah Sean yang terbengong-bengong.
"Adikku pernah menonton sebuah drama. Kebetulan aku sedang cuti dan melihat beberapa adegan. Betul-betul," penuh keyakinan, Zhang Bin berkata semangat.
"Dia bahkan mempunyai majalah dengan cover dirimu. Aku ingat sekarang," telapak Zhang Bin menepuk kening sendiri. "Pantas aku merasa pernah melihatmu."
Dia menyunggingkan senyuman diiringi gelengan kepala. "Awal aku melihatmu, aku tidak terlalu memperhatikan. Tapi baru saja aku terus mengamatimu. Ternyata aku berkenalan dengan seorang artis besar."
Sean mengibaskan tangan seolah mendengar sesuatu yang tidak pernah ingin ia dengar. Rona mukanya sedikit memerah.
"Apanya yang artis besar? Kau tidak tahu bagaimana kehidupan sebenarnya dari para artis yang disanjung-sanjung penggemar.." kalimat Sean diiringi dengusan samar. "Aku justru merasa senang meninggalkan dunia penuh kepalsuan seperti itu. Hidupku selalu diatur orang lain. Sungguh tiada keperluan."
"Bukankah menjadi artis sesuatu yang selalu diidamkan orang-orang? Terutama yang mempunyai talenta dan didukung wajah serta penampilan seperti dirimu."
"Aku biasa-biasa saja. Meskipun dalam beberapa tahun aku cukup menikmati popularitas, tapi kejenuhan dalam dunia hiburan sudah melebihi batasku," Sean setengah mencibir.
"Apanya yang biasa?" sedikit mengerling penuh godaan, Zhang Bin menumpukan dua sikutnya dengan sepuluh jari terjalin di bawah dagu. "Kau sangat mempesona. Tampan dan manis.."
Mata Sean membelalak kagum. "Manis? Aku - "
Mendadak ia tidak mampu meneruskan kata-katanya. Hanya menundukkan wajah menutupi pipinya yang merona merah.
Kilau di mata Zhang Bin semakin berbinar melihat penampakan yang membuatnya semakin tak bisa mengalihkan pandangan.
"Jadi kau kesini menghindari para fansmu? Meninggalkan industri hiburan yang sudah mengangkat namamu?"
"Hmm.."
"Kenapa?"
"Jenuh. Aku sudah bilang tadi," Sean mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐔𝐓𝐔𝐌𝐍 𝐋𝐞𝐚𝐯𝐞𝐬 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)
Hành độngKetika Sean menginjakkan kaki di kota Zhuhai, mimpi awalnya adalah demi memiliki kehidupan yang lebih damai dan bahagia. Tetapi nyatanya di sanalah semua kisah rumit berawal. Sean justru terlibat hubungan yang sulit dengan seorang anggota organisa...