🍁 Happy Reading 🍁
🍂🍂🍂
Makan malam itu berlangsung hening. Baik Wang Yibo maupun Gabriella tidak memperlihatkan untuk memulai percakapan. Keduanya sama-sama membisu meskipun masih tetap menghormati Mr. Han Zhi sebagai tuan rumah. Nyaris satu jam dalam keheningan, Wang Yibo pertama kali berkata, itu pun setelah menyelesaikan makan dan bertindak sebagai seseorang yang hendak meninggalkan tempat.“Aku sudah selesai. Perutku cukup kenyang,” ia meraih gelas minum kemudian mengusap mulut dengan tissue yang ia ambil.
Gadis cantik di sebelahnya hanya melirik sekilas.
“Kau bahkan sudah tidak ingin berlama-lama disini. Apakah keluarga tidak sepenting dirinya?” Mr. Han Zhi masih berusaha menguasai diri.
“Kau tidak bisa menyamakan dirinya dengan siapapun. Sosok murni sepertinya ibarat berlian diantara kubangan lumpur. Aku sendiri bahkan tidak cocok dengannya.”
“Kau merendahkan dirimu sendiri.”
“Itu kenyataan,” Wang Yibo meneguk minuman dengan santai. “Apakah ada yang bersih di keluarga kita? Kau bisa memberitahuku?” manik hitamnya melayangkan tatapan tajam. Sesaat kemudian bibirnya membentuk senyum miris melihat kebisuan ayah angkatnya. “Tidak ada, bukan?”
Mr. Han Zhi nampak lebih keras menahan diri, terlebih ada Gabriella yang sengaja ia undang. Menoleh pada gadis itu, ia berusaha tersenyum ramah mencoba mencairkan suasana tegang gara-gara kelakuan anaknya.
“Gabriel, bagaimana kabar ayahmu? Dia sangat sibuk sampai tidak bisa mengunjungi temannya,” suaranya terdengar bersahabat.
“Ayahku sangat baik, Paman. Dia menitip salam untuk Anda.”
“Kau juga selalu disibukkan dengan pekerjaan. Bagaimana rencana pertunangan kalian?”
“Bahkan tidak ada keluarga dari kedua pihak. Bagaimana bisa tiba-tiba membicarakan perjodohan? Kalian hanya membuat lelucon.”
Nada setengah geli meluncur dari mulut Wang Yibo. Sudut matanya melirik pada gadis yang hanya mengulum senyum dibalik gelas yang didekatkan ke mulut. Ia masih belum menanyakan padanya tentang sosok Huang Jingyu.
“Yibo, jangan main-main. Kau menyinggung perasaan seorang gadis,” Mr. Han Zhi melirik tajam.
Gabriella meletakkan gelas dan tersenyum tipis.
“Aku akan keluar, kalian bisa bicara,” ia bangkit dari duduknya, mendekati Wang Yibo dan membungkukkan tubuh. Bibirnya mendekati telinga si pemuda. “Aku tunggu di luar. Jangan marah, anggap saja ini hadiah untukku.”
Satu kecupan lembut mampir di pipi Wang Yibo yang hanya diam mendapat perlakuan gadis itu. Tak lama, Gabriella beranjak dari ruangan makan meninggalkan ayah dan anak yang masih bersitegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐔𝐓𝐔𝐌𝐍 𝐋𝐞𝐚𝐯𝐞𝐬 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)
حركة (أكشن)Ketika Sean menginjakkan kaki di kota Zhuhai, mimpi awalnya adalah demi memiliki kehidupan yang lebih damai dan bahagia. Tetapi nyatanya di sanalah semua kisah rumit berawal. Sean justru terlibat hubungan yang sulit dengan seorang anggota organisa...