Falling Leaves 51

604 93 15
                                    

🍁 Happy Reading 🍁

🍂🍂🍂

Entah apa yang dilakukan Yibo setiap tengah malam selalu pergi meninggalkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah apa yang dilakukan Yibo setiap tengah malam selalu pergi meninggalkannya. Bagi Sean, setelah mengetahui semua tentang si pemuda, dia tidak pernah mencampuri urusannya lagi. Hanya bisa percaya bahwa apa yang dilakukan kekasihnya merupakan langkah untuk masa depan mereka.

Tanpa disadari pemuda itu, Sean selalu mengintip dari balik gorden setiap Wang Yibo menyelinap keluar. Meski terlihat kecil dari atas serta luasnya lahan, namun ia masih bisa mengenali sosok tersebut selalu memasuki mobil hitam. Melaju keluar dari wilayah resort dan pantai.

Sean berbaring dalam gelap, hanya mengandalkan cahaya dari luar jendela, selalu menunggu dengan was-was sampai pemuda itu kembali. Dia tidak pernah tidur selama Wang Yibo pergi. Selalu harap-harap cemas apakah pemuda itu bisa pulang dalam keadaan selamat atau tidak. Dalam telapaknya tergenggam erat bandul kunci yang telah dipasangkan lagi chip oleh Yibo. Meski ia tidak tahu apa isi di dalam chip tersebut, namun satu benda yang begitu dipertahankan kekasihnya itu berarti mengandung sesuatu yang sangat berharga.

Telinganya menangkap detik jam yang terus berbunyi, mengiringi detak jantungnya yang seakan ikut memenuhi pendengaran. Berkali-kali Sean menarik nafas dalam, menghembuskan pelan-pelan. Terus ia lakukan sampai merasa sedikit tenang. Dia menghitung menit demi menit yang berlalu, waktu baginya begitu lambat berjalan.

Penantian Sean akhirnya berakhir. Dia tidak mengetahui datangnya mobil namun ia menyadari langkah kaki yang mendekati kamar. Dengan jantung berdebar kencang, ia menarik selimut sampai ke dada, berbaring miring seolah dirinya sedang tertidur nyenyak. Ia mendengar pintu terbuka, kaki yang pelan-pelan melangkah menuju kamar mandi. Sean terus menunggu dengan mata terpejam, sampai merasakan pemuda itu menaiki tempat tidur. Aroma segar dari sabun mandi memasuki penciuman.

Pemuda itu berbaring telentang, sesaat menolehkan kepala pada kekasihnya yang berbaring membelakangi. Ia hendak melingkarkan sebelah lengan ketika pria manis itu tiba-tiba berbalik dan memeluknya erat.

“Kau terbangun? Apa aku mengganggumu?” Yibo mengangkat kepala Sean untuk direbahkan di lengannya.

“Aku memang selalu terbangun disaat kau pergi,” kepala Sean menggeleng samar. “Aku tidak pernah bisa memejamkan mata selama kau tidak ada.”

Senyum tipis terulas di bibir Yibo. Ia selalu menduga kekasihnya tidak terbangun karena setiap ia kembali, Sean tidak akan bertingkah seperti itu. Sepertinya dia harus menenangkan pria manis itu agar tidak merasa dianggap tidak penting.

“Kekasih manisku semakin pintar,” ia mencium pipi Sean. Jarinya mengangkat dagu yang menempel ke bahunya. “Aku hanya tidak ingin mengganggumu. Kadang aku melihatmu tertidur sangat nyenyak.”

“Aku merasa kehadiranku membuat duniamu berubah. Kau jadi melawan keluargamu sendiri, meninggalkan kelompokmu, bersembunyi hanya untuk melindungiku. Apakah aku sebanding dengan semua pengorbananmu?”

𝐀𝐔𝐓𝐔𝐌𝐍 𝐋𝐞𝐚𝐯𝐞𝐬 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang