Falling Leaves 49

611 92 9
                                    

Cintaku padamu lebih besar dari hidup
Dan surga adalah alibiku

Teringat bagaimana kau membuatku merasakan cinta
Api asmara yang menyala di matamu
Walau seribu dunia telah menghilang
Mengubah kami menjadi debu diantara bintang-bintang
Kita tidak akan pernah berpisah

Suara dalam keheningan malam
Dalam rasa yang tidak bisa aku gambarkan
Dengarkanlah bisikan angin musim gugur
Dan aku yang menghangatkan hatimu
Menuju surga dalam hidup

🍁 Happy Reading 🍁

____ Autumn Leaves ____

_____ AR Yizhan _____

🍂🍂🍂

“Dia menunggumu di pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dia menunggumu di pantai.”

Sean mengerjap bingung mendengar perkataan Paul. Terlebih matanya sekarang disuguhi satu pemandangan resort mewah yang menghijau oleh taman dan pepohonan dengan bangunan serba biru di tepian pantai berpasir kuning terang.

“Ini – tempat Wang Yibo?” suaranya setengah berbisik.

“Usaha miliknya yang tidak diketahui siapapun. Pergilah. Saat ini kau akan mengetahui segalanya tentang Yibo,” Paul kembali berkata. “Dia suka berdiam diri di dekat batu karang. Temui dia.”

Mengangguk pasti, Sean berterima kasih sebelum akhirnya turun dari mobil Paul. Kaki panjangnya melangkah lebar, berjalan menuju garis pantai yang melengkung indah membentuk bulan sabit. Deburan ombaknya seolah desiran angin yang bertiup. Memecah keheningan dengan membelah karang yang berdiri kokoh. Garis air laut yang saling kejar menyentuh tepi pantai.

Mata Sean mencari-cari sosok tampan yang ia rindukan. Pantai itu sepi, hanya segelintir orang yang bercengkerama di pantai berwarna kuning terang. Air lautnya begitu jernih. Sean merasakan satu kesejukan sewaktu dirinya tiba di pantai. Ia berjalan pelan menghampiri satu batu karang agak tinggi. Menyaksikan ombak yang menghantam, sementara di kejauhan sana, permukaan laut begitu tenang. Angin kencang berembus menerpa tubuh seiring percikan air laut yang mengenai wajah. Bagian bawah tubuhnya sekarang basah oleh air laut yang tersapu ke tepian.

“Kau sedikit kurus.”

Seketika Sean berpaling mendengar suara yang nyaris tertelan suara ombak. Wajahnya berseri oleh rasa bahagia seiring kedua mata yang semakin berkilau. Ia melihat pemuda itu berdiri di sisi batu karang. Langkahnya tergesa menghampiri dan menghamburkan diri ke dalam pelukan si pemuda.

𝐀𝐔𝐓𝐔𝐌𝐍 𝐋𝐞𝐚𝐯𝐞𝐬 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang