🍁 Happy Reading 🍁
🍂🍂🍂
Pagi itu, Sean terbangun di tempat asing. Beranjak turun dari tempat tidur besar, mendekati jendela yang memperlihatkan satu taman ditumbuhi bunga warna warni namun dengan pepohonan yang daunnya mulai mengering. Helaian daun yang terlepas itu berserakan menutupi sebagian tanah berumput.Sean mengingat kejadian semalam, dimana dirinya tak kuat menahan pusing di kepala dan saat itu, Huang Jingyu datang membawanya. Ia pun punya dugaan sekarang dirinya berada di mansion Huang, bermalam di kamar yang terlihat khusus buat tamu. Melirik pakaian yang dikenakan, ia menduga bahwa ada seseorang yang mengganti bajunya semalam.
Satu ketukan di pintu membuat Sean berpaling. Perlahan pintu tebal itu terbuka, memunculkan sosok Huang Jingyu dari baliknya.
“Selamat pagi, bagaimana kondisimu sekarang?”
Senyum ramah dan suara bersahabat itu menyertai langkah Huang Jingyu yang masuk ke dalam kamar. Di tangannya terlihat sepasang baju yang ia letakkan diatas meja dekat televisi.
“Pagi,” balas Sean. “Sudah merasa lebih baik. Apa yang terjadi semalam?”
“Kau nyaris tak sadarkan diri. Tubuhmu demam tinggi. Aku terpaksa membawamu kemari karena tidak memiliki kode untuk masuk ke dalam apartemen. Maaf, aku tidak tahu harus membawamu kemana.”
“Tidak apa-apa, terima kasih,” Sean mengangguk.
“Kita berteman. Sudah sewajarnya saling memperhatikan,” Jingyu menepuk baju yang baru ia letakkan. Masih terbungkus rapi dalam kemasan plastik. “Kau bisa membersihkan diri. Sementara waktu, pakai ini. Kau jangan khawatir, ini pakaian baru.”
“Maaf, merepotkan,” Sean menjadi tak enak hati.
“Jangan berkata seperti itu. Aku tunggu di ruang makan.”
Huang Jingyu memutar tubuh, meninggalkan kamar dan kembali menutup pintu.
Sesaat menghela nafas, Sean pun beranjak menuju kamar mandi.
Tiga puluh menit kemudian, keduanya menikmati sarapan di meja makan besar dengan bunga dan lilin yang menyala menghiasi atas meja. Sekian menit mereka makan dalam keheningan. Sean hanya mencoba menikmati sarapan mewah yang disediakan pihak Huang Jingyu.
“Aku menghubungi Wang Yibo. Mungkin tidak lama lagi dia akan datang menjemputmu,” Jingyu membuka percakapan.
“Yibo? Kenapa kau menghubunginya?” mata bening Sean melebar. Tidak menduga tuan muda itu akan menelepon si pemuda dan bahkan Wang Yibo mau datang menjemput.
“Aku tidak mau ada salah paham. Sebenarnya aku tidak tahu ada apa dengan kalian, tetapi karena aku berteman dengannya, tentu ia yang aku hubungi. Tidak mungkin kan aku meminta polisi Zhang mendatangi kediamanku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐔𝐓𝐔𝐌𝐍 𝐋𝐞𝐚𝐯𝐞𝐬 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)
AksiyonKetika Sean menginjakkan kaki di kota Zhuhai, mimpi awalnya adalah demi memiliki kehidupan yang lebih damai dan bahagia. Tetapi nyatanya di sanalah semua kisah rumit berawal. Sean justru terlibat hubungan yang sulit dengan seorang anggota organisa...