🍁 Happy Reading 🍁
🍂🍂🍂
Huang Jingyu menampilkan senyuman seramah mungkin, ia tahu pemuda itu membenci dirinya. Tetapi saat ini ia harus bisa bersandiwara di depan sosok pemimpin yang berkuasa.
Kemunculan Vardy mengalihkan topik sebelumnya dan mengubah emosi yang sempat muncul dalam diri Mr. Han Zhi. Mata hitamnya melirik pada Vardy dan sedikit manggut sewaktu pemuda itu mengangguk sopan padanya diiringi sapaan pelan.
“Ayah..”
“Hmm, kau sendirian? Kebetulan kau kemari. Kenalkan, dia tuan muda Huang Jingyu,” Mr. Han Zhi merentangkan sebelah tangan.
Kilatan geram di mata Vardy makin menjadi sewaktu melihat Huang Jingyu bangkit dan mengulurkan tangan.
“Tuan Muda Vardy, senang bertemu denganmu.”
Suara ramah Huang Jingyu tidak membuat Vardy dengan ikhlas menerima uluran tangan. Dia hanya diam tanpa berniat menyambut jabat tangan yang menggantung di depannya.
“Dia tamu disini, jangan bersikap tidak hormat.”
Vardy mengeraskan rahang mendengar kalimat Mr. Han Zhi. Dengan menahan diri akhirnya ia menjabat telapak yang begitu halus dan lembut. Terlihat sekali tuan muda itu tidak pernah melakukan pekerjaan kasar, atau mungkin bahkan kerjanya hanya bersantai minum kopi dan bergosip.
Tergesa menarik lagi tangannya, Vardy hanya bisa bergumam samar, bola matanya berputar bosan sewaktu Huang Jingyu kembali menampilkan senyuman serta sapaan.
“Senang mengenalmu, Tuan Muda Vardy. Aku harap kita bisa menjadi teman.”
Tidak mungkin.. Terus saja berharap..
Tetapi Vardy lagi-lagi hanya bisa bergumam menanggapi perkataan Huang Jingyu.
Menyadari ketegangan dua pemuda di hadapannya, Mr. Han Zhi hanya menahan senyum. Sedikit mencondongkan tubuh, tangannya kini menggapai cangkir diatas meja. Menikmati cairan itu sesaat seraya memegang tatakan di tangan kiri.
“Vardy salah satu sosok yang bisa diandalkan. Jika di kota ini tuan muda Huang memerlukan sesuatu, kau bisa mencarinya. Ia yang mengurus segala sesuatu disini. Dia juga bisa memberimu rasa aman. Betul kan, Vardy?” lirikan penuh makna dari Mr. Han Zhi tertuju pada Vardy yang mengeluarkan dengusan samar.
Senyuman Huang Jingyu makin lebar menyaksikan drama yang disuguhkan untuknya. Kepala menggeleng dan sedikit merundukkan tatapan ke bawah, ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Terlebih ia memiliki tujuan untuk mengunjungi satu tempat lain.
“Sepertinya aku sudah sangat mengganggu, Mr. Han Zhi. Kebetulan aku masih ada keperluan lain. Dengan berat hati aku harus pamit dari sini.”
“Tidak perlu sungkan, Tuan Muda Huang. Kau bebas disini, bahkan pintu rumah kami akan selalu terbuka untukmu.”
Mr. Han Zhi menanggapi perkataan yang tersusun itu dengan tawa ringan. Tanpa beralih dari duduknya, ia hanya membalas dengan kata-kata lain diakhiri anggukan samar ketika pemuda itu sedikit membungkukkan tubuh sebelum akhirnya berlalu dari ruangan.
“Kenapa dia bisa datang kesini?”
Sepeninggal Huang Jingyu, Vardy mengeluarkan gerutuannya yang ia tahan daritadi. Sudut matanya yang tajam menatap ke arah pintu besar dimana sosok muda itu menghilang bersama bodyguardnya.
“Kau harus bisa menguasai emosimu. Jangan bertindak terburu-buru. Kau hanya memancing aparat polisi untuk lebih semena-mena pada kita.”
Lagi-lagi Vardy memutar bola mata mendengar nada kekesalan pada kalimat ayah angkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐔𝐓𝐔𝐌𝐍 𝐋𝐞𝐚𝐯𝐞𝐬 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)
Hành độngKetika Sean menginjakkan kaki di kota Zhuhai, mimpi awalnya adalah demi memiliki kehidupan yang lebih damai dan bahagia. Tetapi nyatanya di sanalah semua kisah rumit berawal. Sean justru terlibat hubungan yang sulit dengan seorang anggota organisa...