TWENTY TWO

2K 308 131
                                    

Ada typo?
Yaudah biarin wkwkw

.

.

Nara tentu sangat syok ketika mobil jenazah tiba-tiba terparkir di depan rumahnya. Apalagi ketika para perawat itu mengatakan jika jenazah tersebut adalah jisoo putrinya. Nara sungguh tidak menyangka jika jisoo akan pergi secepat ini.

Setelah berdebat dengan irene beberapa jam yang lalu, irene tiba-tiba memutuskan untuk pindah kerumah Seola, mertuanya. Nara tidak tahu apa-apa, ia pun malas menanyakannya dan membiarkan irene pergi. Beberapa jam setelah irene pergi mobil jenazah datang dan membuat nara histeris.

Nara tidak terima dengan keluarga jungkook yang memperlakukan jisoo seperti ini. Seolah jisoo tidak penting dan dipulangkan dengan tidak terhormat. Nara juga sedih dengan apa yang terjadi pada menantunya. Mengapa anak dan menantunya bisa mendapatkan cobaan seperti ini.

Berkali-kali nara mencoba menghubungi jieun atau Hara, namun sama sekali tidak di tanggapi. Nara sangat khawatir dengan keadaan cucu-cucunya. Bagaimana keadaan psikis anak sekecil itu yang harus kehilangan kedua orangtuanya.

Setelah beberapa menit nara menangis di depan peti mayat jisoo, membuat nara harus sadar dan ikhlas melepas kepergian sang putri. Disana ada perawat dan juga beberapa karyawan nara yang kebetulan sedang ada dirumah. Mereka semua dengan ikhlas membantu menyiapkan pemakaman jisoo dan beres-beres rumah karena pelayat juga akan datang.

Namun nara dan orang-orang disana dibuat terkejut ketika mendengar suara dari dalam peti. Jisoo seperti kesulitan bernafas dan mencoba menghirup udara walaupun matanya tertutup. Para perawat dirumah sakit begitu gesit dan segera menelfon rumah sakit terdekat lainnya.

"Jisoo hidup lagi?" Tanya nara kepada orang-orang yang ada disana.

Para karyawan nara terkejut dan ada juga yang ketakutan. Pasalnya kondisi jisoo bisa dibilang parah, kulit tangan nya yang mengelupas hingga tulang nya terlihat dan beberapa luka di kepala hingga rambut sebagian hilang serta wajah nya yang banyak luka.

"Anak nyonya hidup lagi. Dia bernafas..." Kata salah satu perawat yang baru saja memeriksa denyut nadi dan nafas jisoo.

Nara dan para karyawan nya langsung menangis haru dan bersyukur atas mukjizat yang diberikan tuhan kepada jisoo. Namun mereka juga harus segera memeriksa kondisi jisoo kembali. Mereka takut jika akan kehilangan jisoo yang keduakalinya.

"Kita harus bawa pasien kerumah sakit didekat sini! Jika menunggu mobil ambulans kesini akan memakan waktu yang lama."

"Iya, sebaiknya kita saja yang langsung kesana."

Ujar para perawat itu dan segera membawa jisoo menuju rumah sakit dibantu nara dan juga para karyawannya.

.

.

Leehi mendesah pasrah ketika hanbin tetap bersikeras untuk menjadikan Areez sebagai anak taehyung. Dengan alasan ingin Areez hidup mewah, tidak kesusahan seperti di keluarganya. Leehi bisa apa? Dia pun takut dengan sang suami yang suka bermain fisik. Leehi sudah lelah dan tidak mau mencari penyakit. Namun, ketika ia melihat wajah Rayan yang polos membuat leehi kasihan. Seharusnya rayan lah yang mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya, rayan lah yang berhak menikmati seluruh fasilitas taehyung nantinya, bukan areez.

"Jadi, kau siapkan? Ayah tadi sudah mengajarimu dan kau harus mempraktekkan nya di depan mereka nanti." Hanbin berbicara kepada Areez, menyuruh anak itu untuk bertindak sesuai yang ia ajarkan.

"Iya ayah. Areez gak sabar tinggal dirumah yang bagus itu. Areez pasti gak akan di bully sama temen-temen lagi." Senyum areez begitu merekah membuat hanbin juga ikut tersenyum. Apapun akan hanbin lakukan asal anaknya mendapatkan kebahagiaan serta kebutuhannya terpenuhi.

Hi Son! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang