Jisoo meremas tangan nya takut. Ia tadi mendengar suara jeritan orang didalam. Apakah menggugurkan bayi sesakit itu, apa tidak ada bius? Hati jisoo semakin goyah dan ingin pergi dari klinik ini, tapi jisoo juga tidak ingin mengandung bayi yang tidak jelas asal usulnya.
Jisoo kembali terperanjat saat sesosok laki-laki keluar dari ruangan itu. Bukan dokter, melainkan laki-laki yang menemani wanita di dalam. Laki-laki itu keluar dan menangis. Jisoo mencoba mendekat dan bertanya dengan nya.
"Maaf, kenapa kau menangis?"
Laki-laki itu segera menghapus air matanya. "aku tidak sanggup melihat nya."
"Apa kalian sepasang kekasih?" Tanya jisoo, hanya penasaran saja.
"Bukan, aku kakak nya. Adik ku dihamili pacar nya dan pacarnya tidak mau bertanggung jawab. Akhirnya keluarga kami meminta nya untuk mengugurkan bayi itu." Jelasnya begitu emosional.
"Hm, begitu. Kupikir kau pacarnya karena kau sangat sedih sekali."
"Bagaimana aku tidak sedih. Banyak suami istri diluar sana yang sulit memiliki anak, termasuk aku. Aku sudah melarangnya, namun keluarga kami memaksa. Adik ku pun setuju,"jawab nya dengan cepat, lalu kembali menangis.
Jisoo tersentuh dengan ucapan laki-laki itu. benar, banyak diluar sana pasangan suami istri yang menunggu untuk segera diberi keturunan, dan dirinya? Ah, masalahnya jisoo tidak tahu ini anak siapa. Bagaimana jika ini anak dari hantu? Dan anaknya terlahir seperti monster? AHH...jisoo tidak bisa membayangkan nya.
"Apa kau mau menggugurkan kandungan juga?"
Jisoo terperanjat kaget. "Em, a—"
"Jangan bilang kau juga?! Apa kau gila?!"
Jisoo mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia menggeleng kan kepalanya. "Em, enggak. Say—"
"Permisi pak!" Seorang perawat keluar dari ruangan.
"Ada apa dok?"
"Adik anda tidak sadarkan diri. Denyut nadinya juga tidak terdeteksi."
Jisoo melebarkan matanya terkejut. Laki-laki tadi langsung berlari masuk kedalam ruangan. Jisoo yang penasaran mencoba mengintip sedikit dari pintu yang kebetulan masih terbuka. Betapa terkejutnya jisoo saat ada banyak darah mengalir dari kaki hingga merembes ke kain-kain yang ada di sekeliling wanita itu.
"Gak, gak!" Jisoo yang takut dengan darah langsung berlari keluar. Ia tidak sanggup jika harus mengugurkan dengan cara seperti itu. Masa bodo dengan bayi nya, yang terpenting jisoo lari secepatnya dan keluar dari klinik itu.
***
"Aku mau nanas!"
Penjual itu segera memotong beberapa nanas dan membungkus nya.
"Ini, kak."
Tak perlu waktu lama jisoo langsung membayar dan membawa nanas itu pergi. Jisoo Mencari tempat yang lumayan enak untuk bersantai. Dibawah pohon rindang, jisoo duduk disana sambil membuka kotak putih berisi nanas itu.
"Semoga bisa,"ucap jisoo dan segera melayangkan nanas itu kedalam mulutnya.
"Eitss, bagi dua!"
Jisoo terkejut saat Jungkook tiba-tiba datang dan merebut nanas yang hampir masuk kedalam mulutnya.
"Iss! Jeon jungkook!'
"Apa?" Tanya Jungkook polos. "Aku suka nanas."
"Beli sendiri, ini punyaku!"
"Tidak baik untuk mu memakan nanas. Lebih baik untuk aku saja," ujarnya yang langsung mengambil alih kotak nanas itu dari tangan jisoo.
Jisoo mengepalkan tangan nya Lantaran kesal dengan jungkook. Kurang ajar sekali dia mengambil nanas milik jisoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Son! ✔️
Ficção AdolescenteJisoo merasa dirinya hancur ketika dokter mengatakan ia sedang mengandung. Jisoo tentu saja bingung karena dirinya tidak pernah melakukan hubungan suami istri dengan pria manapun. Bagaimana bisa dirinya hamil? Siapa yang menghamilinya, tetapi jiso...