Jisoo menatap Rayan yang saat ini sedang tidur. Jisoo senang jika besok rayan sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Namun, jisoo masih memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu. Jisoo menangis, entah kenapa semua ini harus terjadi padanya. Apa salahnya hingga harus menjalani kehidupan yang sang rumit.
Jisoo kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan taehyung. Seorang pria yang seharusnya dijodohkan oleh irene namun irene menolaknya dan terpaksa jisoo yang harus menggantikan irene saat acara makan malam bersama.
Jisoo tahu jika taehyung sudah menyukainya sejak padangan pertama. Jisoo pun merasa sebaliknya, hingga suatu keadaan merubah segalanya.
.
"Eh, jisoo. Udah pulang dari makan malam?"
Jisoo tampak bahagia dan segera mendekati irene di meja makan. "Kak, lihat deh. Aku tadi sempet foto kak taehyung."
Irene melihat layar ponsel milik jisoo yang menampilkan wajah sempurna seorang taehyung. Irene terkejut dan jantungnya tiba-tiba berdebar begitu saja.
"Kak irene sih nolak diajak makan malam. Jadinya aku deh..." ujar Jisoo senang, berbanding terbalik dengan irene yang merasa tidak terima.
"Jadi, gimana perjodohan nya?" Tanya irene.
"Ya aku terima, kak taehyung juga terima. Tapi aku harus lulus sekolah dulu, baru boleh menikah."
Penjelasan dari jisoo cukup membuat hati irene bertambah panas. Ia pikir lelaki yang akan di jodohkan oleh nya jelek, gendut dan pendek. Tapi ternyata taehyung sangat tampan dan sesuai tipe ideal irene.
"Eh, jisoo. Mending kamu batalin aja perjodohannya. Kamu kan masih sekolah, setelah lulus mau kuliah juga kan?" Tanya irene yang langsung diangguki oleh jisoo.
"Tapi jisoo gak masalah sih. Kak taehyung orangnya juga pengertian."
Tangan irene mengepal. Ia kesal karena jisoo tidak mau mendengarkan nya dan jalan satu-satunya adalah mengadu kepada ibunya.
.
.
"Ma! Pokoknya jisoo gak boleh nikah sama taehyung! Kan aku anak pertama, mah. Seharusnya aku!"
Nara terlihat bingung. Pasalnya minggu kemarin Irene sudah menolaknya. Dan terpaksa nara membawa jisoo untuk menggantikan irene.
"Bukan nya kamu menolak perjodohannya minggu kemarin?" Tanya nara memastikan kembali.
"Ya, iya sih...tapi itu minggu kemarin mah. Sekarang aku siap kok. Aku mau—"
"Gak bisa, Irene! Taehyung udah cocok sama jisoo."
"Jisoo masih kecil, mah. Belum lulus sekolah. Mama tega? Mama mau pilih kasih? Selalu aja jisoo yang dapet bagus, terus aku mana? Aku juga mau bahagia mah! Jangan egois dong!"
"Tapi rahim kamu bermasalah Irene!" Teriak Nara yang sudah emosi. "Keluarga taehyung membutuhkan pewaris. Mereka mau anak, dan kamu?"
Nara tidak bermaksud menghina irene. Itu semua fakta, Nara juga bingung mau menjelaskan seperti apa. Tapi pada kenyataannya jisoo yang lebih cocok dibandingkan Irene walaupun umur jisoo masih 16 tahun..
Irene menangis kecewa. Ia sedih karena nara lebih memihak kepada jisoo dibandingkan dirinya.
"Aku bisa berobat, Mah. Pasti aku bisa punya anak kok."
Nara paling tidak suka jika dirinya dianggap egois dan pilih kasih oleh irene. Dirinya sudah berusaha menjadi ibu yang baik bagi irene. Tapi nasib irene memang tidak sebagus jisoo, dan sedihnya irene tidak menyadari itu. Ia malah menyalahkan nara dan jisoo atas nasibnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/247005908-288-k605525.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Son! ✔️
Novela JuvenilJisoo merasa dirinya hancur ketika dokter mengatakan ia sedang mengandung. Jisoo tentu saja bingung karena dirinya tidak pernah melakukan hubungan suami istri dengan pria manapun. Bagaimana bisa dirinya hamil? Siapa yang menghamilinya, tetapi jiso...