3 hari sudah jisoo tinggal di rumah barunya. Rumah yang tidak begitu mewah namun sudah cukup nyaman untuk tempat tinggal ia bersama putra-putra nya. Jisoo yang baru saja selesai mengepel lantai segera duduk dan mengurut pergelangan kaki nya yang sakit. Jisoo menghela nafas pelan ketika mengingat umurnya yang sudah tidak muda lagi. Pekerjaan ringan saja kadang membuat kaki jisoo sakit berhari-hari, apalagi punggungnya yang nyeri setiap kali ia berjongkok.
Di sisi lain Nathan begitu bahagia karena hari ini dirinya akan latihan basket bersama teman-temannya. Namun baru saja ia menginjak anak tangga terakhir, ia melihat mama nya yang sedang kesakitan sembari memijat pergelangan kakinya. Nathan tiba-tiba saja sedih dan tidak tega jika harus meninggalkan mamanya. Apalagi rayan sedang tidak ada dirumah, laki-laki itu sedang pergi ke bandara untuk menjemput Nara.
"Mama..." Panggil Nathan, sedikit menepuk pundak jisoo.
"Eh, Nathan? Udah mau pergi latihan ya?" Tanya jisoo dengan senyum merekah. Dan Nathan tahu jika senyum mamanya itu palsu, untuk menutupi rasa sakit pada kakinya.
"Enggak, Mah. Nathan mau dirumah aja nemenin mama..." Kata anak itu dengan manja.
"Mama gak apa-apa, Nathan. Kamu pergi latihan aja."
"Kaki mama sakit kan? Sini Nathan pijetin..." Tanpa berlama-lama Nathan duduk dilantai dan segera menarik kaki jisoo perlahan.
"Eh, Nathan..."
"Gak apa-apa Mama. Gak usah malu..."
"Mama gak malu, cuman—mama baik-baik aja kok,"ujar Jisoo berbohong.
"Mama kalau sakit jujur aja!" Ujar Nathan sedikit berteriak. Nathan tiba-tiba menatap jisoo dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Nathan gak mau mama sakit! Nathan udah gak punya papa. jadi, Nathan gak mau mama ninggalin Nathan juga. Mama kalau sakit bilang. Nathan khawatir sama mama! Kalau mama sakit—Nathan lebih sakit, Mah..."
Jisoo tertegun dengan ucapan Nathan. Kenapa tiba-tiba Nathan seperti ini. Jisoo tidak pernah melihat Nathan sekhawatir ini, dan ketika melihat nathan menangis, jisoo pun ikut sedih. Ia tak bisa menahan air mata nya.
"Nathan..." Jisoo mengusap kepala Nathan lembut. "Mama gak apa-apa Nathan, cuma sakit biasa aja kok. Kaki mama cuman pegel—"
"Tadi malem Nathan mimpi buruk, Mah." Nathan kembali berujar dengan suara menahan tangis.
"Nathan mimpi kalau Mama meninggal, kak rayan pergi sama papa kandung nya. Dan Nathan?" Nathan kembali terisak. "Nathan sendirian, Mah. Gak ada yang ngurusin Nathan. Nathan gak punya orang tua lagi..."
Wajah Nathan menunduk, menyembunyikan wajahnya yang kini kebas dengan air mata. Dari dulu Nathan memang cengeng, ia paling manja dibandingkan Rayan. Hati Nathan mudah terluka, sikapnya yang dingin dan jahil hanyalah alat untuk menutupi kelemahannya.
Jisoo segera memeluk Nathan. Jisoo ikut menangis namun sebisa mungkin jisoo menguatkan diri dan menahan air matanya agar tidak kembali jatuh.
"Nathan, mimpi itu cuman bunga tidur. Nathan jangan percaya ya. Mama akan selalu di samping Nathan. Mama akan selalu bersama Nathan sampai Nathan sukses dan punya keluarga yang bahagia..."
Nathan mengeratkan pelukannya dengan jisoo. Nathan takut mimpinya menjadi kenyataan. Tidak dapat membayangkan jika sampai mama nya meninggal, Nathan tidak akan sanggup dan tidak akan pernah bisa.
"Udah ya. Sekarang nathan pergi latihan aja, mama juga mau ke kamar istirahat..." kata jisoo mengendurkan pelukannya dengan Nathan.
"Sini, Nathan yang gendong Mama!" Tiba-tiba saja Nathan berjongkok membelakangi jisoo. Anak itu meminta jisoo untuk segera naik ke punggungnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/247005908-288-k605525.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Son! ✔️
Novela JuvenilJisoo merasa dirinya hancur ketika dokter mengatakan ia sedang mengandung. Jisoo tentu saja bingung karena dirinya tidak pernah melakukan hubungan suami istri dengan pria manapun. Bagaimana bisa dirinya hamil? Siapa yang menghamilinya, tetapi jiso...