My First and My Last Love - Part 6

5.2K 473 42
                                    

Jangan lupa vote guyss🌟🌟🌟⭐⭐

Makasihh, selamat membaca❤❤

"Kak, gimana keadaan kakak disana?" Annie dan Albercio sedang melakukan video call

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, gimana keadaan kakak disana?" Annie dan Albercio sedang melakukan video call. Sudah lama mereka tidak melakukan hal tersebut, jadi Annie berinisiatif untuk melakukannya terlebih dahulu sebelum pergi ke kampus. Tadinya ia takut kalau akan mengganggu kakaknya yang sedang bekerja, tetapi ternyata kakaknya menerima panggilan telepon darinya dengan senang hati.

"Gitu saja. Membosankan, kakak harap Annie ada disebelah kakak." Ucap Albercio yang membuat Annie memanyunkan bibirnya karena ia pun menginginkan hal yang sama.

"Annie jangan memanyunkan bibir seperti itu." Ucap Albercio yang membuat Annie memiringkan kepalanya dan dahinya pun mengkerut. Kalau kalian readers setia Annie pasti hal ini bukan hal asing lagi kan?

"Kenapa memangnya kak?"

"Annie terlihat sangat imut dan menggemaskan." Annie yang mendengar hal itu pun jadi salah tingkah. Ia tersenyum malu-malu bahkan pipinya mulai memerah. Memang Albercio sudah sangat amat sering untuk menggoda Annie, tetapi Annie masih saja malu-malu. Dia akan malu kalau seseorang memujinya.

"Annie, kakak mau kasih tau sesuatu." Tiba-tiba saja Albercio berbicara dengan nada serius, yang membuat Annie penasaran akan kalimat selanjutnya yang akan dilontarkan oleh kakaknya itu.

"Apa itu kak?"

"Kalau nanti Annie menemui orang yang tidak Annie kenal, langsung saja Annie pukul atau tendang selangkangannya." Annie yang mendengar ucapan kakaknya pun tertawa. Mana mungkin Annie melakukan itu, kak.

"Tapi, selama ini Annie baik-baik saja kan? Tidak ada yang menjahati Annie kan?" Albercio bertanya dengan raut wajah yang serius. Dia memang sangat menyayangi adiknya ini. Tidak akan dia maafkan siapapun yang menyakiti adiknya.

"Tidak ada kak. Annie hidup dengan aman dan nyaman disini." Ucap Annie yang membuat Albercio menghembus nafasnya lega.

"Oya, Annie, kakak mungkin tidak akan menelepon Annie dalam waktu 1 bulan. Kakak akan pergi ke markas yang berada di Italia, dan disana cukup sulit untuk mendapatkan sinyal." Tentu saja ucapan Albercio membuat Annie cemas, dia takut akan terjadi hal yang buruk terhadap kakaknya.

"Jangan cemaskan kakak. Kamu tahu kan, kalau kakak ini bukan manusia biasa. Kakak pasti akan mengunjungi Annie 1 bulan lagi. Kakak janji." Albercio yang melihat raut wajah cemas Annie pun berusaha untuk menenangkan Annie dengan perkataannya.

"Kakak harus janji akan menemui Annie 1 bulan lagi. Kalau tidak Annie akan marah sama kakak 1 tahun." Annie memanyunkan bibirnya dan mengalihkan pandangannya kesamping, tidak ingin lihat kearah layar laptopnya.

"Kakak janji. Tapi kalau kakak mengingkari janji, jangan marah ke kakak 1 tahun dong. Masa kakak pergi 1 bulan kamu marah 1 tahun, tidak adil namanya." Albercio mencoba untuk bernegoisasi dengan adiknya ini. Walaupun sebenarnya dia tahu Annie tidak akan mungkin marah kepadanya hingga 1 tahun. Adiknya ini sangat sayang padanya, jadi mana mungkin bisa marah hingga 1 tahun.

My First and Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang