Eghh
Annie merasakan pusing sekali dibagian kepalanya hingga pandangannya pun buram tidak terlalu jelas. Dia mengerjapkan matanya untuk meredakan rasa pusingnya.
Ini dimana?
Annie melihat-lihat sekelilingnya dan merasa bahwa tempat itu sangat asing untuknya. Dia menutup matanya dan mencoba untuk mengingat kembali mengapa dia ada disini sekarang.
Kak Rafael!
Annie membuka matanya ketika dia mengingat semua kejadian yang terjadi kepadanya dan seketika dia pun melihat wajah Kak Rafael yang sangat dekat dengan wajahnya. Rafael tersenyum miring melihat keadaan Annie yang berada di ranjang miliknya dengan tangan dan kaki yang diikat ke tiang-tiang tepi ranjang.
"Lepas!" Annie mencoba untuk melepaskan kedua tangan dan kakinya dengan susah payah walaupun hasilnya sama saja.
"Ga bisa dilepas, honey. Kau sudah aku rantai dengan sangat kuat." Ucap Rafael sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.
"Kakak kenapa begini sama Annie? Annie salah apa memangnya sama kakak?"
Annie mulai mengeluarkan air matanya. Kejadian ini mengulang ingatan Annie saat Annie masih kecil dan tidak bisa apa-apa ketika dirinya diculik. Walaupun kejadian itu sudah lama, tetapi masih sangat membekas di memori dan hati Annie sehingga saat ini pun Annie menjadi takut dan khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk kepadanya.
"Kamu memang ga tahu atau pura-pura bodoh? KAMU SUDAH MENOLAK CINTA AKU RIBUAN KALI!!"
Annie yang mendengar teriakan Rafael pun terkejut dan langsung menutup matanya-tidak berani melihat wajah Rafael yang seram dan terkesan seperti berbeda dengan Rafael yang dikenalnya.
"Dari dulu...dari dulu aku sudah cinta sama kamu bahkan sampai sekarang, cinta aku ga pernah berubah. Dulu mungkin aku masih mengerti, kita berdua masih sangat kecil untuk tahu apa itu arti cinta. Tapi kamu juga dari dulu ga pernah menganggap aku ada, padahal aku selalu ada buat kamu."
Annie membuka matanya dan langsung bertatapan dengan mata Rafael yang memantulkan kesedihan. Rafael berjalan mondar-mandir didepan Annie sambil meremas rambutnya dengan kuat dan dia pun melanjutkan perkataannya.
"Awal kita bertemu lagi di kampus, aku biasa saja, karena kamu juga tidak dekat dengan siapapun, tapi akhir-akhir ini kamu jalan sama cowok lain yang bahkan umurnya sudah lebih tua dari kamu. Memang apa kelebihan dia sampai kamu bisa membuka hati kamu untuknya?"
Rafael mendekatkan dirinya dan memegang wajah Annie dengan keras, bahkan sekarang Annie merasa rahang bawahnya akan patah. Tidak ada hal lain yang dapat Annie lakukan selain menutup matanya dan mencoba untuk mencari cara agar dia dapat keluar dari tempat ini.
"JAWAB!"
Annie bergetar dan membuka matanya yang berkaca-kaca.
"Tidak tahu..hanya dia yang bisa membuka hati Annie."
Rafael mengepalkan tanganya kuat-kuat setelah mendengar jawaban dari Annie. Dia tidak mengerti, padahal sudah dari JHS dialah yang menemani Annie, walaupun SHS dia dan Annie berbeda sekolah, dia tetap menjaga hatinya untuk Annie dan mengharapkan suatu saat perasaannya akan dibalas. Tetapi apa? Sekarang dirinya malah kedahuluan dengan lelaki yang tidak tahu asal usulnya dari mana.
"Kamu sudah menyerahkan diri kamu kepadanya hah? Berapa harga kamu? Biar aku bayar serupa bahkan lebih mahal."
"KAMU GILA! Memangnya aku terlihat seperti itu?! Walaupun kamu tawar dengan jiwa kamu pun, aku tidak akan pernah sudi melakukannya dengan kamu! Cuh."
Annie menyudahi perkataannya dengan meludahi wajah Rafael. Dia tidak habis pikir dengan Rafael. Bahkan orang yang didepannya ini sudah tidak bisa Annie beri rasa hormat lagi.
"BERANI-BERANINYA KAMU!"
Plak
Wajah Annie tertoreh kesebelah kiri saking kencang dan bertenaganya pukulan yang dilayangkan oleh Rafael. Annie pun melihat wajah Rafael dan dia pun merasa bahwa Rafael yang dia kenal sudah tidak ada lagi.
Dengan cepat Rafael mendekatkan dirinya lagi kepada Annie dan mulai untuk membuka baju Annie.
"Jangan! Please kak! Annie bukan wanita yang seperti itu. Please kak, jangan."
Rafael menulikan telinganya dan tetap membuka baju Annie. Dikarenakan tangan dan kaki Annie diikat, hal itu pun membuat Rafael sangat mudah untuk membuka baju Annie walaupun tidak sampai lepas.
"Wow, badan kamu lumayan juga."
Annie memalingkan wajahnya dan menangis sesegukan ketika Rafael mulai mencium bibirnya dan meremas payudaranya.
"KAK PLEASE STOP! JANGAN KAK PLEASE!!!"
Annie mencoba melepaskan dirinya walaupun itu sangat mustahil. Hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjedugkan kepalanya ke kepala Rafael dengan sekuat tenaga.
"Aghh. Dasar Jalang!"
Dugh
Annie merasakan kepalanya sangat amat sakit ketika Rafael balas memukulnya dengan vas bunga yang berada dinakas sebelah ranjang. Bahkan sekarang darah keluaar perlahan-lahan dari pelipis Annie.
"Kamu liat kan akibatnya kalau ngebantah apa yang aku ucapkan? LIHAT! Makanya kalau disuruh diem, DIEM! Jangan sekalipun kamu ngebantah aku! Biarin aku jadi orang pertama yang menjamah tubuh kamu."
Klik
Kancing celana jeans Annie pun berhasil dibuka dengan susah payah oleh Rafael karena Annie terus menerus berontak. Rafael mulai menciumi paha kanan Annie dengan semangat. Rafael sudah mendambakan tubuh seperti Annie sejak dahulu dan ini adalah waktu keberuntungannya karena bisa mencicipi tubuh indah Annie sebentar lagi.
"Kak please kak....Annie mohon sama kakak. Annie lakuin apapun yang kakak minta asal jangan ini kak....Annie mohonn." Annie berbicara dengan susah payah karena sambil sesegukan menangis meminta tolong kepada laki-laki brengsek yang ada dihadapannya. Tetapi hal perkataan Annie hanya dianggap angin lalu oleh Rafael.
Tolong bantu Annie...Annie hanya ingin melakukannya dengan suami Annie...Annie tidak mau menjadi wanita yang kotor seperti ini..tolong bantu Annie...
Annie tahu, bahwa dirinya sudah tidak ada harapan lagi ketika Kak Rafael sudah melakukannya dan menjadi orang pertama yang menjamah dirinya. Walaupun Annie sekarang sudah bukan perawan lagi, tapi Annie tetap berharap ada orang yang akan membantunya dan mengeluarkannya dari tempat ini.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Annie selain menangis. Bahkan Annie sangat benci kepada dirinya yang tidak bisa apa-apa selain menangis karena kedua tangan dan kakinya tidak bisa dia gerakan. Annie juga benci mendengar suara desahan yang dikeluarkan oleh Rafael seolah-olah menikmati tubuh pelacur.
Tolong Annie...Annie tidak bisa apa-apa..siapapun tolong Annie...Richard...tolong Annie..
🥺🥺😭😭
Next part 110 vote lagiii🌟⭐🌟🌟⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last Love
Romance"Lo dapet buket bunga lagi Ann?" Violet bertanya kepadanya temannya, Annie, yang selalu mendapatkan buket bunga setiap bulannya. "Mungkin hanya orang iseng saja, Vi." Ucap Annie berusaha bersikap cuek. "Ga mungkin, secara lu udah dikasih 23 buket bu...