"Iya papa, Annie janji."
"Iya, Annie tutup dulu ya, dadah pah."
Annie menutup teleponnya dengan Ray setelah memberikan salam penutup. Tadi pagi, Ray menelepon Annie untuk sekedar menanyakan kabar Annie saja. Untung saja Annie masih berada di rumah dan belum pergi ke restoran hotdog untuk menemui Kak Rafael, jadinya, Annie bisa mengangkat telepon dari papahnya tanpa tergesa-gesa.
"Buku udah, ponsel udah, dompet udah. Baiklah, saatnya Annie berangkat."
Annie membuka pintu apartemennya setelah memeriksa semua barang yang sudah disiapkan. Dia pun memutuskan untuk berjalan ke restoran hotdog.
"Annie!"
Annie yang mendengar suara yang memanggil namanya pun langsung memberhentikan jalannya dan menoleh ke sumber suara.
Aneh, pikir Annie. Restoran hotdog masih berada didepan tetapi Kak Rafael ada di gang yang sempit dan tidak terlalu banyak orang yang lalui.
Tanpa menaruh rasa curiga yang berlebihan, Annie pun mendekati Kak Rafael.
"Kak, kenapa disini? Restoran hotdog masih agak sedikit didepan." Annie sedikit melihat situasi disekitarnya yang sepi dan sedikit kumuh.
"Tidak apa-apa, lebih baik disini."
"Kenapa kakak ingin bertemu Annie?"
"Kamu punya pacar?" Annie mengkerutkan keningnya.
Maksudnya Kak Rafael itu Richard?
"Tidak."
"Bohong, kemarin kakak lihat kamu dibawa ke rumah seorang laki-laki."
"Kakak ngikutin Annie? Kenapa kakak bisa tahu?" Annie menaikkan nada bicaranya kepada Rafael.
Jadi bener kalau Kak Rafael ngikutin Annie?
"Jadi bener? Padahal kakak kira kamu itu gadis baik-baik." Rafael menatap Annie dengan datar, tidak seperti biasanya yang selalu menatap Annie dengan tatapan penuh kasih sayang.
"Itu urusan Annie, bukan urusan kakak. Mau Annie ke masuk ke rumah siapapun juga tidak ada urusannya dengan kakak!"
"Kamu tidur dengannya? Dibayar berapa kamu?"
"Apasih kak! Dia itu temen Annie. Lagian kakak juga bukan siapa-siapa Annie, jadi kakak tidak berhak ikut campur urusan Annie ya!" Annie memegang tasnya dengan erat. Dia sudah berada ditahap emosi dan marah karena dituduh-tuduh yang tidak jelas.
"Kalau gitu, kamu ikut kakak sekarang ke apartemen kakak. Kita juga kan temen, udah lama lagi."
Rafael menarik tangan Annie dengan kasar hingga Annie meringis.
"Kak lepasin! Annie ga mau sama kakak!" Annie memberontak tetapi tangan mungil Annie tidak ada tenaganya jika dibandingkan tangan Rafael yang kekar.
"Diem kamu! Ikut sini!" Rafael makin menjadi-jadi dan mengeraskan cekalan tangannya agar Annie tidak terlepas dari genggamannya. Mungkin sekarang tangan Annie sudah memerah.
Krek
"AHH! Jalang." Rafael melepaskan genggamannya dari tangan Annie ketika merasakan tangannya digigit. Ternyata Annie yang menggigit tangan Rafael dengan keras bahkan hingga terdapat bekasnya.
Ayo Annie lari yang kencang. Annie menyemangati dirinya ketika akan keluar dari gang sempit yang sepi itu.
Grep
Ah, kenapa pandangan Annie jadi buram? Tolong Annie.
Annie pun terjatuh didekapan Rafael yang sedang menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last Love
Romance"Lo dapet buket bunga lagi Ann?" Violet bertanya kepadanya temannya, Annie, yang selalu mendapatkan buket bunga setiap bulannya. "Mungkin hanya orang iseng saja, Vi." Ucap Annie berusaha bersikap cuek. "Ga mungkin, secara lu udah dikasih 23 buket bu...