"Do you have any question?"
"No miss."
"Okay then, I'll see you next week."
"Thank you miss."
Annie menutup macbook-nya sesudah kelas selesai dan dia pun melihat jam dinding yang berada di sebelah kanannya.
Ternyata masih sangat pagi. Pikir Annie setelah melihat jarum jam yang masih menunjukkan angka 5 pagi---deritanya karena menyesuaikan jam kuliah di Amerika. Bahkan tadi, Annie bangun pada pukul 2 pagi untuk kuliah dan baru selesai tadi.
Annie beranjak dari tempat duduknya dan merebahkan dirinya di kasur sambil memejamkan matanya---merenungkan hidupnya. Annie merasa sangat bosan dengan kehidupannya. Tidak ada yang mengajaknya main karena Albercio baru akan pulang 2 hari lagi dan nantinya pun akan pergi lagi ke Amerika untuk mengurus bisnisnya sedangkan Taylor dan Violet masih ada di Amerika juga untuk kuliah. Paling-paling dia hanya akan dirumah saja untuk belajar bela diri bersama Robert atau kekantor Ray untuk melepaskan penatnya. Tetapi sekarang Annie ingin menghabiskan waktunya untuk menyenangkan hatinya. Mungkin pergi ke tempat bermain bisa melepaskan pikiran tidak karuannya ini. Apalagi karena Ray sedang tidak ada dirumah, mungkin Annie bisa menjadi sedikit bebas dari penjagaannya. Tidak kerasa sedari tadi Annie bergumul dengan pemikirannya, sekarang sudah jam setengah 7 pagi.
"Oke deh, Annie akan pergi ke tempat bermain. Tapi sekarang masih jam segini. Apa Annie sarapan diluar aja ya? Boleh deh, Annie makan bubur aja didepan komplek."
Annie menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya, seperti ponsel, tas, dompet, dan lain-lainnya. Setelah itu dia langsung saja menuju ke tukang bubur yang biasanya suka nangkring didepan kompleknya. Memang terbilang cukup jauh untuk berjalan kaki ke depan komplek, tetapi karena Annie ingin sekalian menghabiskan waktunya, jadi dia memilih untuk berjalan kaki saja daripada diantar oleh supir. Annie juga tidak lupa untuk berpamitan pada satpam dirumah agar orang-orang rumah tidak perlu mencari keberadaannya.
"Pak, buburnya satu ya, tidak usah pakai kacang, sambelnya juga dikit aja."
"Makan disini atau dibungkus neng?"
"Disini aja pak."
"Siap, ditunggu neng."
Annie melihat kursi dan meja yang hampir penuh dengan orang dan Annie pun melihat ada kursi yang kosong diujung---dia pun langsung pergi menuju kursi itu. Ini adalah pertama kalinya untuk Annie membeli bubur dan makan langsung ditempat seperti ini karena biasanya, dia hanya akan menyuruh seseorang untuk membelikannya bubur dan rasanya sangat menyenangkan---sayang sekali sedari Annie kecil, Annie hanya makan dirumah ataupun direstoran. Mulai saat ini, Annie akan mencoba makanan jalanan seperti ini lagi.
"Nih neng buburnya."
"Makasih pak."
Annie melihat bubur didepan matanya dengan mata berbinar. Terlihat enak sekali apalagi ayamnya juga banyak. Annie pun mengaduknya dan langsung saja mencobanya. Seketika mata Annie membulat karena dia merasa bubur ini sangat enak dan gurih. Annie pun memakan bubur ayam itu terus menerus dengan lahap hingga tidak menyadari orang disebelahnya memandangnya dengan jijik.
"Lo ga pernah dikasih makan apa gimana?"
Annie yang tidak merasa dirinya diajak ngobrol pun hanya diam saja dan melanjutkan makannya.
"Gila, ternyata udah rakus, budeg lagi."
Annie yang sekarang merasa sedang dibicarakan pun langsung melihat orang disebelahnya dengan tatapan bingung.
"Khamu nghomhong swhama akhu?"
Annie bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri. Sedangkan orang disebelahnya mengernyitkan keningnya karena merasa Annie adalah spesies perempuan teraneh yang pernah dilihatnya, bahkan bisa-bisanya bicara dengan mulut yang penuh dengan makanan hingga sebagian muncrat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last Love
Romance"Lo dapet buket bunga lagi Ann?" Violet bertanya kepadanya temannya, Annie, yang selalu mendapatkan buket bunga setiap bulannya. "Mungkin hanya orang iseng saja, Vi." Ucap Annie berusaha bersikap cuek. "Ga mungkin, secara lu udah dikasih 23 buket bu...