Bagian 10

1.6K 226 2
                                    

Bagian 10

SEASON ONE:  Grow In Feeling

Published on November 26, 2021

 

 

Huang Renjun duduk di mobil Na Jaemin dengan pemuda itu mencuci muka dan rambutnya yang lengket karena muntahan. Dia mengunci bagian pintu di mana pemuda mungil yang sedang hamil kecil ini tidak bisa lari. Tidak ada yang akan berubah dari Na Jaemin. Dia masih sangat posesif dan penuh pengendalian diri.

“Kita pulang.” Dia mengatakan tidak ada penolakan.

Dia menutup pintu kemudi dan mulai menjalankan mobil di jalan. Sementara itu Huang Renjun sedang mencari ide untuk kabur dari Na Jaemin saat ini. Dia masih sangat takut pada pemuda ini. Merasa sangat bersalah terhadap Kim Jungwoo setiap kali bertemu dengan orang yang telah membunuh sahabatnya. Tapi juga dia merasa perutnya begitu tenang setelah bertemu dengan Na Jaemin. Huang Renjun sangat bingung.

Dia menutup mulutnya bersiap untuk muntah. Na Jaemin yang mengetahui hal itu langsung memberinya kantong plastik untuk dijadikan sebagai wadah muntahannya. Tapi Huang Renjun malah mengarahkan mulutnya ke lengan Na Jaemin.

Na Jaemin tidak marah. Dia hanya menghela nafas berat, mungkin itu adalah bayi yang dikandung Renjun ingin menindas ayahnya sendiri.

Huang Renjun tersenyum canggung mengambil tisu dan menyeka muntahannya sendiri dengan jijik di tangan Na Jaemin yang membuatnya muntah lagi di tangan itu.

Setelah beberapa menit kelelahan karena terus-menerus muntah di dalam mobil. Huang Renjun tertidur dibawa ke dalam rumah bersama Jaemin. Dia ditidurkan di tempat tidur, sementara Na Jaemin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Keluar dari kamar mandi, dia mendekati lemari. Dia mengambil paperbag berisi pakaian anak-anak dan dia bawa ke tempat tidur. Na Jaemin tersenyum tulus, menyimpannya di laci yang nantinya akan dia kasih lihat pada Huang Renjun.

Dia juga berbaring di sana sambil memeluk Huang Renjun. Mencium aroma tubuh yang sudah lama ia rindukan sambil sesekali tangannya mengelus perut itu.

Huang Renjun meringkuk dalam pelukan hangat ayah dari bayi yang dikandungnya. Dia membenamkan wajahnya di dadanya dengan tangannya meremas pakaian Na Jaemin. Dia meneteskan air mata. Dia melindur yang membuat Na Jaemin mencium keningnya sambil mengelus punggungnya dengan lembut.

Dia bergumam lirih: “Aku lelah, maafkan aku, maafkan aku.” Itu benar-benar menyakiti Na Jaemin jauh di lubuk hati. Huang Renjun perlahan menjadi tenang dan napasnya stabil. “Jaemin …” gumamnya sebelum tertidur nyenyak dalam pelukan hangat.

( Jaemren ・ω・)☞

Saat pagi tiba, hujan deras mengguyur kota Jeju. Suara rintik hujan bermain dengan embusan angin meniup dedaunan jatuh ke tanah yang basah.

Huang Renjun terbangun dari tidurnya di pelukan orang yang dia takuti. Dia diam menatap wajah Na Jaemin yang terlihat lebih tenang saat tertidur dan tidak terlihat menakutkan. Dia pindah untuk duduk dan mengambil air minum di laci dekat tempat tidur.

Huang Renjun menyipitkan matanya dengan alis berkerut ke arah kantong kertas  dengan gambar pakaian anak-anak di atasnya. Dia mengambilnya dan mengeluarkan isi kantong kertas dengan perasaan senang dan sedih. Dia membelai pakaian itu dan menyimpannya di pangkuannya. Kemudian berbalik untuk mengambil sepasang sepatu yang begitu kecil di tangannya. Ia melirik Na Jaemin yang masih tertidur dan tiba-tiba air matanya jatuh.

Star Twinkle  [ SELESAI ] Jaemren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang