Bagian 14
SEASON ONE: Grow In Feeling
Published on November 26, 2021
Na Jaemin melihat foto di tangannya yang merupakan pelaku sebenarnya yang mengejarnya saat berbelanja di mall bersama Renjun. Dia meremas foto itu dan membuangnya dengan marah.
“Beraninya dia!”
Tidak lama kemudian, Huang Renjun keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos oblong agar perutnya yang buncit tidak terlalu tertekan. Dia melihat ke tempat sampah dengan rasa ingin tahu yang diikuti oleh tatapan Na Jaemin.
"Selesai?" Tanya Jaemin mengalihkan pandangan Renjun.
“Hm … Jaemin … aku ingin keluar, boleh?” Renjun bertanya ragu karena takut Jaemin akan marah.
Jaemin tersenyum, mendekati Renjun. Dia menundukkan wajahnya menatap setiap inci wajah pemuda yang dicintainya. "Apakah kamu bosan?" tanyanya, Renjun mengangguk jujur. Na Jaemin menangkup pipinya yang mulai tembem di fase kehamilan. Dia mencium bibir buah plum yang lembut seperti squisy. "Kita akan keluar tapi ..." setelah memberinya ciuman singkat, Jaemin menatapnya dengan tegas. "Kamu harus berjanji untuk tidak melarikan diri. Janji?" Renjun mengangguk lagi.
Na Jaemin memeluknya dengan penuh kasih sayang dengan mencium puncak kepalanya. Renjun adalah segalanya dalam hidupnya karena dialah satu-satunya orang yang bisa membuat Jaemin tenang saat sosoknya begitu dekat. Dia bisa menjadi sangat frustrasi jika Renjun menjauh darinya apalagi selamanya. Renjun adalah miliknya, dunianya, segalanya dalam hidup Jaemin.
Huang Renjun membalas pelukan Jaemin dengan lembut. Mungkin, mulai sekarang ia harus membiasakan diri dengan perlakuan Jaemin agar pemuda yang telah banyak menyakitinya dan membuatnya jatuh cinta menjadi baik. Renjun harus bisa membawa Jaemin ke jalan yang lebih manusiawi karena kini mereka akan memiliki seseorang yang hidup di tengah hubungan yang rumit dan bermasalah ini. Ia tidak ingin sikap Jaemin merusak mental anaknya yang akan lahir ke bumi beberapa bulan lagi.
"Kalau begitu pakai mantelmu, kita akan segera keluar."
"Bagus"
Mereka berdua melepaskan pelukan itu. Na Jaemin mengambil dompet dan topinya dan melangkah keluar kamar terlebih dahulu. Sementara Renjun memakai mantel karena di luar sangat dingin. Dia juga menutupi rambutnya dengan beannie putih dan memakai masker.
"Ayo" Renjun bersemangat untuk meninggalkan kamar ini.
Tetapi ketika dia keluar, yang dia mendapati sosok tinggi ayah dan saudara tirinya.
Na Jaemin menoleh, menatap Renjun yang tampak terkejut menemukan ayah dan saudara tirinya di tempat ini. “Hyeong kau …” Park Jisung melangkah mendekati Renjun. Penampilannya benar-benar membuat Jaemin ingin mencongkel matanya. “Jisung … ayah … kalian …?” Renjun menjadi sangat gelisah tak menentu.
Dia mengalihkan pandangannya ke Na Jaemin yang juga menatapnya. Takut. Itulah yang Renjun rasakan saat ini. Dia segera meraih tangan Jaemin untuk menenangkannya dengan isyarat dia akan tinggal di sisi Jaemin.
Park Chanyeol yang melihat itu terkejut. Dia bertanya: "Anakku, apakah dia menekanmu?" dia tahu putranya tidak akan pernah bisa membohonginya. Dia takut Renjun—putranya menjadi tidak baik.
"Hyeong ayo pulang, tinggalkan pemuda gila ini." Kata Jisung yang membuat Jaemin semakin tidak menyukainya.
“Jisungie … Jaemin tidak gila. Jangan katakan itu, itu tidak baik."