Bagian 19
SEASON ONE: Grow In Feeling
Published on November 26, 2021
Warning! Sedikit adegan NSFW not safe for work jadi bijak lagi!!Lanjutan!!!
Huang Renjun mengerang pada sentuhan yang sekarang mengalir di bahunya. Dan Jisung cukup sadar untuk tidak membuat tanda di sekujur tubuh Renjun. Dia mencium bibir Renjun lagi dengan mengangkat tubuh mungil itu ke dinding kaca shower.
Jisung berhenti sejenak untuk melepas kemejanya dan Renjun. Dia menyalakan shower sehingga mereka berdua basah kuyup. Renjun semakin terbuai ketika lidah Jisung menyentuh daun telinganya dengan gigitan lembut yang terasa nikmat menyentuh kulitnya. Dia meremas rambut Jisung semakin bergejolak dengan sentuhan yang membakar tubuhnya ini.
Tubuh Renjun dibuat memunggungi Jisung dengan membuka kancing celananya. Jisung yang sudah tidak tahan lagi membuat mereka berdua benar-benar telanjang. Dia menekan Renjun untuk membawa miliknya ke kuncup bunga merah muda. Renjun meringis, menggigit bibir bawahnya sendiri kesakitan saat saudara tirinya masuk.
"Apa ini sakit?" Jisung sedikit khawatir tetapi apa yang dikatakan Renjun membuatnya mengubur semua harta miliknya dalam satu gerakan. "Eng ..." Renjun mengerang, mengangkat wajahnya membuat Jisung langsung menjilat bibirnya. Dia mengangkat tubuh mungil Renjun dengan kedua tangannya sehingga dia memperdalam tubuhnya sendiri di kuncup bunga Renjun yang sedang meremas sesuatu di dalamnya.
“Tolong gerakan …” Renjun merengek merasa ini terlalu sesuatu baginya. Dia menggoyangkan pinggangnya ke atas dan ke bawah diikuti oleh Jisung yang mulai bergerak sendiri. Hal itu membuat Renjun terus merintih dan meremas tangan Jisung yang menyentuh pinggangnya. “Eng … ya … di sana …” Renjun mengerang dengan satu kaki terangkat dengan satu tangan Jisung memperdalam sentuhannya.
Jisung dengan gila-gilaan mencium punggung Renjun dengan gigitan kecil yang dibuatnya agar tidak meninggalkan bekas. Dia membalikkan tubuh Renjun membuat mereka berdua saling berhadapan merintih kenikmatan di bawah guyuran air. Renjun tersenyum, menggigit bibir bawahnya, meremas dada Jisung dengan tatapan menggoda.
Hingga pagi datang. Jisung terbangun dari tidurnya dengan tawa frustasi. Dia memanggil Haechan untuk datang ke kondominium Renjun. Saat Haechan datang, dia sangat terkejut melihat dada dan punggung Jisung dipenuhi bekas luka akibat pergulatan gilanya semalaman.
Jisung memberi tahu Haechan segala sesuatu yang membuatnya sangat gila. Dan Haechan tidak bisa tidak merasa sulit untuk memahami hal ini.
"Tolong jangan katakan apapun pada Renjun jika dia bangun dari tidurnya." Mohon Jisung menyatukan tangannya di depan Haechan.
Haechan menghela nafas berat, menatap Renjun yang sudah dipakaian piyama oleh Jisung. Tadi malam ketika keduanya lelah setelah melakukan aktivitas yang penuh gairah, Jisung mengenakan piyama pada Renjun yang sedang tidur.
Haechan hanya bisa mengangguk.
Jisung agak bisa bernapas lega keluar dari kamar Renjun dengan digantikan oleh Haechan.
Dan ketika Renjun bangun, dia tidak ingat apa-apa selain bertanya-tanya mengapa dia ada di kamarnya.
Haechan hanya berkata: “Dasar bodoh apa kau lupa tadi malam kau mabuk dan muntah di bajuku? Aku harus mengantarmu pulang dan mengganti pakaianmu. Kamu adalah orang gila yang tidak tahu berterima kasih."