Bagian 5
SEASON ONE: Grow In Feeling
Published on November 26, 2021
Lee Haechan memandangi wajah pucat sahabatnya itu dan terlihat kelelahan. Lee Haechan juga memperhatikan bagaimana temannya tidak nafsu makan dan kakinya selalu bergerak gelisah sendiri. Dia sepertinya waspada terhadap seseorang yang tidak tahu di mana dia berada.
Huang Renjun segera menundukkan kepalanya untuk menyendok makanannya ketika dia menerima tatapan mengintimidasi dari Na Jaemin yang duduk di meja di belakang punggung Lee Haechan.
Setelah keluar dari rumah itu ia semakin takut karena ancaman Na Jaemin saat keduanya sedang dalam perjalanan menuju kampus.
“Jika kamu berani membuka mulut dan mengatakan ini kepada semua orang. Aku akan membunuh orang yang dekat denganmu. Keluargamu tidak terkecuali.”
"Renjun berhenti makan." Kata Lee Haechan mengambil sendok dari tangan gemetar Huang Renjun. "Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya sangat khawatir dengan kondisi sahabatnya itu. Dia menoleh ke belakang tetapi tidak menemukan siapa pun karena Na Jaemin sudah berdiri dari tempat duduknya dan berjalan melewati tempat Huang Renjun.
“Haechan, aku baru ingat ada urusan. Kamu pergi ke kelas sendiri ok." Huang Renjun bangkit dari tempat duduknya dengan cepat mengikuti langkah kaki seseorang yang sudah berbalik ke arah lain.
"Jaemin," panggilnya, berlari sedikit mendekati pemuda tampan yang sedang memutar kunci mobil di jari telunjuknya. "Jaemin bisakah kamu tidak selalu memperhatikanku?" pinta Huang Renjun.
"Tidak menerima permintaan." Tolak Na Jaemin. Dia membuka pintu mobil dan memberi isyarat agar Huang Renjun segera masuk. "Masuk!" titahnya. Melihat pemuda manis ini hanya diam di tempat. Na Jaemin benar seperti yang dia katakan, dia tidak akan begitu lembut dengan Huang Renjun lagi. Dia dengan kasar mendorong calon ibu yang akan melahirkan anaknya ke dalam mobil. Dia menutup pintu dengan kasar.
Dari kejauhan Kim Doyoung menyaksikan bagaimana teman kecilnya menderita ketakutan. Dia meninju pilar kampus dengan amarah yang tak tertahankan.
Huang Renjun duduk diam di dalam mobil memikirkan ribuan cara keluar dari belenggu Na Jaemin. Hingga sebuah ide dia katakan: “Na Jaemin, apa jika aku sudah melahirkan keturunanmu kau akan melepaskan aku? Kalau begitu aku setuju.”
“Dan kau membiarkanku mengurus anak itu sendiri? Aku tidak setuju.”
Huang Renjun bergemeletuk gigi. “KAU GILA!” teriaknya emosi.
Na Jaemin sama sekali tidak terkejut dengan teriakannya sehingga dia dengan santai mengendarai mobilnya menuju rumah.
Huang Renjun sudah sangat lelah memijat dahinya yang pusing dan wajahnya semakin pucat. Dia melihat keluar jendela mobil dengan samar. Hingga tak lama kemudian, Na Jaemin menghentikan mobilnya di halaman. "Ayo keluar."
Huang Renjun membuka pintu mobil dan tiba-tiba tubuhnya jatuh pingsan.
Mark Lee yang merupakan tetangganya Na Jaemin, melihat Huang Renjun turun dari mobil orang lain dan jatuh pingsan, ia segera berlari. Memangku kepala Huang Renjun yang langsung didorong dengan kasar oleh Na Jaemin.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk menyentuh milikku!"
Mark Lee cukup terkejut karena didorong dengan kasar. Dia menatap pemuda tampan dengan temperamen buruk ini, heran. "Dia sahabatku. Apa hubungannya dengan siapa yang izin harus menyentuh temanku sendiri?" Mark Lee segera mengambil tubuh Huang Renjun yang tidak sadarkan diri dari pelukan Na Jaemin.