Bagian 18
SEASON ONE: Grow In Feeling
Published on November 26, 2021
Warning! Sedikit adegan NSFW not safe for work jadi bijak lagi!!
"HYEONG!!!" teriak Park Jisung berlari ke arah pemuda mungil yang kini menangis memeluk gadis kecil.
Dia menatap Renjun yang tampak kusut dengan menggunakan piama pasien. Wajah basah oleh air mata. Beberapa menit yang lalu bawahan ayahnya memberitahunya bahwa Renjun sedang dirawat di rumah sakit ini. Mendengar itu Park Jisung langsung pergi ke rumah sakit ini bersama ayahnya.
"Hyeong, syukurlah kami menemukanmu."
Renjun memandang ayah dan saudara tirinya cukup terkejut menemukan mereka di sini. Baram menatap kedua pria asing yang kini juga menatapnya.
"Mama ..." karena rasa takut yang sempat membuat trauma ingatannya, Baram memeluk Renjun semakin erat. Ia takut mereka memiliki niat buruk.
"Mama ...? Renjun siapa dia?" tanya Park Chanyeol tidak mengerti.
Jisung melangkah mendekat dengan menekuk lutut di depan Baram. Dia meraih tangan mungil gadis itu yang tidak mau lepas melingkari leher Renjun.
"Jangan takut ... kami adalah orang baik. Kamu pasti takut, kan?" Jisung dengan lembut mencoba menenangkan Baram.
Baram terpesona memandang betapa tampannya pemuda di depannya tapi dia jauh lebih tinggi dari Renjun dan tidak setampan papah Jaemin. "Baram ... mereka adalah keluarga mama." Kata Renjun mengerti keingintahuan Baram.
"Kenapa dia memanggilmu mama?" Tanya ayah Chanyeol semakin tidak mengerti.
Huang Renjun yang masih lemas mencoba berdiri dengan dibantu Dokter Lai. Dia mendekati ayahnya dan memeluknya untuk pertama kalinya setelah lama memilih untuk meninggalkan rumahnya ketika dia mengetahui bahwa ayahnya telah memilih untuk menikah lagi.
"Ayah ..." tangisnya pecah.
Chanyeol terkejut mendengar suara tangisan anaknya pecah. Ini adalah tangisan yang sudah lama tidak dia dengar. Terakhir Renjun menangisi ibunya di dalam pemakaman dan setelah itu dia tidak pernah menangis lagi apalagi memeluk dirinya seperti ini. Tidak peduli seberapa keras kehidupan yang Renjun jalani sendirian di masa lalu, ia tidak akan pernah datang untuk menangis seperti ini. Dia selalu terlihat tangguh.
Perasaan Chanyeol menjadi lemah dan panas secara bersamaan. Ia merindukan anaknya yang akan datang kepadanya untuk merajuk, mengadu, atau sekedar memeluknya untuk berbagi beban. Chanyeol membalas pelukan Renjun yang tak kalah eratnya dengan mencium puncak kepalanya.
"Ayah ..." hanya itu yang bisa keluar dari mulut Renjun.
"Tidak apa-apa, ayah ada di sini." Ucap Chanyeol sambil mengelus punggung yang selama ini memikul beban hidup sendiri. Chanyeol menjadi sangat bersalah karena tidak bisa menjadi ayah yang baik bagi Renjun. Tidak pernah ingin mendengar atau sekedar bertanya apa kabar? Setelah Renjun memutuskan untuk meninggalkan rumah. Ia hanya bisa menjadi sosok ayah yang pecundang dengan melihat aktivitas Renjun dari jauh. Ia terlalu angkuh untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatiannya secara langsung. Sekarang Chanyeol menyesalinya.
Jisung yang melihat ayah dan anak kandungnya berpelukan lama, menggendong Baram. Dia mendekat dan membelai rambut Renjun. Itu mengingatkannya pada malam itu.
Dia dan Renjun ...
"Renjun!!!" panggil suara dari banyak orang yang dikenal Renjun. Mereka memanggil Renjun dengan perasaan lega karena berhasil menemukannya. Haechan dan yang lainnya berlari ke arah Renjun yang baru saja melepas pelukan ayahnya.
