Bagian 22

1.2K 194 26
                                    

Bagian 22

SEASON ONE:  Grow In Feeling

Published on November 26, 2021

 

Tidak seharusnya Jaemin kembali ke rumah ini. Dia menatap rumah megah lima lantai dengan penjagaan super ketat. Satu tangannya memegang pistol dengan keinginan kuat untuk membunuh semua orang yang ada di dalam sana. Di dalam mobil dia menekan gas hingga kini mobil meluncur dengan kecepatan tinggi menerobos gerbang rumah hingga hancur. Bagian depan mobil hancur dengan kaca yang retak. Na Jaemin mengerem cepat berhenti di halaman luas yang kini semua penjaga rumah itu berhamburan ke arahnya dengan memegang senjata mereka.

Jaemin berdecih, membuka pintu mobil dengan santai.

Kakek Na yang mendapat kabar kalau Jaemin berani menerobos gerbang rumah segera keluar dengan paman Johnny.

Dua pengawal membuka pintu depan untuknya layaknya seorang kaisar yang disegani.

Dia berdecih meledek mendapati cucunya dengan berani datang menghadapinya. “Selamat kembali cucuku” katanya mengejek.

“Cih!” Jaemin meludah.

Batas kesabaran yang dia miliki sudah sangat diambang kemarahan dan Jaemin tidak bisa lagi menahan itu saat ini. Jika semua orang dapat melihat ke matanya di sana mereka dapat menemukan luka dan kesedihan secara bersamaan yang sudah lama disembunyikan Jaemin.

“Kau kembali Jaemin.. untuk apa? Padahal aku sudah memberimu kesempatan untuk hidup.”

Na Jaemin tersenyum meledek menyandarkan tubuhnya di mobil dengan kedua lengan terlipat memutar pistol. “Kau salah memberiku kesempatan untuk hidup Ka. Kek!” tekan Jaemin sedikit mencondongkan tubuhnya dengan menyeringai horor. “Kau tahu! Bocah yang kau beri kesempatan hidup ini adalah kematianmu.” Saat Jaemin mengatakan itu semua pengawal mengarahkan senjata itu kepadanya.

Na Jaemin menatap satu persatu pengawal kakeknya dengan meledek. “Aku heran mengapa orang kuat dan segar seperti kalian tunduk pada kakek tua itu!”

“JAEMIN!” teriak kakek Na.

Jaemin melirik kakeknya dengan tersenyum miring. “Tanpa kau teriakan aku masih bisa mendengar PAK. TUA!”

“KAU—“ kakek Na tidak dapat berkata-kata mengangkat tongkatnya dengan wajah memerah karena marah.

“Ah ... udara sangat dingin malam ini dan itu tidak baik bukan untuk seorang Pak Tua sepertimu?” Jaemin semakin mengejek.

Ada mata dan perasaan yang tidak dapat ia sembunyikan. Perasaan benci yang teramat dalam pada kakeknya. Dan tatapan yang sangat rapuh setiap kali dia melihat kakeknya mengingatkan pada kejadian di mana dia melihat Sang Kakek keluar dari kamar rawat ibunya.

Seharusnya Na Yoona, ibu Jaemin masih hidup sampai sekarang tetapi tangan kakek telah melenyapkan nyawanya. Jaemin ingat jelas bagaimana kakeknya melepas alat pernafasan ibunya dengan membekapnya menggunakan bantal. Dia mengintip itu dari pintu kamar mandi. Sebelumnya dia menjenguk ibunya dan tiba-tiba ingin buang air kecil. Saat dia ke kamar mandi dan ingin keluar dia melihat kakeknya masuk mendekati ibunya yang terbaring lemah. Setelah itu Jaemin menjadi bisu dan selalu diperlakukan seperti pecundang oleh kakeknya. Hingga suatu hari dia mendengar percakapan sang kakek dengan seseorang yang ternyata dalang dari mobil yang menabrak kedua orang tuanya dalam perjalanan. Hati Jaemin hancur dan kacau saat itu.

Dia marah. Kesal. Sedih. Dan sangat lemah.

Jaemin ingin membalaskan semuanya malam ini. Yang dia inginkan hanyalah menghancurkan kakeknya. Membuatnya merasakan apa yang dirasakannya. Dia ingin membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya, atas hilangnya kebebasan dia di masa remaja, atas kehilangan sosok yang selama beberapa minggu ini dia tunggu kehadirannya. Dia ingin memperbaiki semuanya tetapi ada yang harus dia lakukan terlebih dahulu. Seperti membunuh kakeknya. Karena bagi Jaemin dia adalah benalu di hidupnya. Penghalang kebahagiaan Jaemin.

Star Twinkle  [ SELESAI ] Jaemren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang