Chapter 25

601 94 15
                                    

Haloo maaf yah lama. Kerjaanku lagi numpuk hehe. Tapi tadi tiba-tiba ada ide jadi yasudah sementara dipending sebentar kerjaanku. Daripada besok-besok nanti idenya ilang. 

Enjoy yah. Maaf kalo ada typo. Semoga pada suka ^^



"Ada tambahan Nona?"

"Ada. Boleh minta nomormu?"

Younghoon mengerutkan keningnya. "Nona kalau itu.....Astaga! Jung Eunha!"

Eunha tertawa. Keduanya saling tersenyum dan malah setelah itu suasana mendadak canggung. Sama-sama salah tingkah karena kejadian di sekolah Sinb kemarin. Eunha lalu bersuara duluan untuk memecahkan keheningan. "Rajin sekali Tuan Kim."

Younghoon mengangkat bahunya. "Karena liburan kemarin, aku harus ambil double shift. Apalagi aku harus sekolah juga."

"Oh begitu."

"Bagaimana kabarmu, Eunha-ya? Aku mengirimkanmu pesan. Tapi hanya kau baca saja dan tidak kau balas."

"Benarkah? Kok aku lupa ya?" Eunha mengeluarkan ponselnya. "Kemarin aku benar-benar Lelah. Bahkan aku baru bangun pagi setelah tidur sepanjang hari. Oh iya ada," Eunha memperhatikan ponselnya. "Tapi aneh, bagaimana bisa aku membuka pesanmu? Aku kan tidur. Pesan dari Rose, Junhoe dan Sinb saja masih belum kubaca. Bahkan pesan dari Ibu dan Ayahku saja masih belum kubaca loh."

"Mungkin kau mengigau dan tidak sengaja membuka pesanku."

"Mungkin saja."

"Kau mengirimiku pesan banyak sekali. Kau khawatir yaaaa..." Goda Eunha. Wajah Younghoon langsung memerah.

"Aku hanya khawatir kau tidak ada kabar. Dan juga..." Younghoon diam sejenak. "Aku takut kau marah padaku."

"Marah kenapa?" Tanya Eunha kaget.

"Setelah kejadian di sekolah Sinb itu," jawab Younghoon pelan sambil menunduk malu.

"Oh itu," Eunha mendadak ikutan menunduk karena malu. "Aku tidak marah kok."

"Baguslah," cicit Younghoon.

Eunha lagi-lagi hanya mengangguk. "Bagaimana kalau kutemani hari ini?"

"Benarkah? Aku lama lho!"

"Tidak apa-apa. Sekalian aku belajar juga. Aku akan duduk di sana," Eunha menunjuk sebuah kursi. "Ngomong-ngomong, cepat hitung. Aku sudah lapar!"

Younghoon memperhatikan sekumpulan makanan di depannya. Ada onigiri, tteokboki instan, ramyeon instan, soondae dan beberapa cemilan. Tidak lupa juga minuman kaleng. "Ini makananmu? Kau yakin tidak mau makan di restoran. Di dekat sini, ada restoran yang enak."

"Memangnya kenapa kalau aku makan ini?" Tanya Eunha ringan.

"Ya tidak apa-apa sih. Tapi kan......"

"Aku sudah bosan makan makanan restoran. Nah cepat hitung. Aku lapar sekali. Tadi siang aku Cuma makan kimbap 2 buah karena dihabiskan oleh Goo Junhoe kurang ajar itu." Eunha mendengus kesal kala bekalnya malah dihabiskan Junhoe. Padahal Cuma ia tinggal ke toilet sebentar.

"Memangnya di sekolahmu menjual kimbap? Bukankah ada kantin khusus yang menjual makanan berdasarkan nutrisi dan dimasak oleh chef terkenal?"

Love at the Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang