Chapter 36

292 60 15
                                    

1600 kata Haha!

Anggap saja bonus lah ya. Biasanya aku kalo nulis cuma 1000 kata.

Sebenernya mau up kmrn, tapi pas lagi asyik nulis, eh mba2 bioskopnya manggil krn pintu teater uda dibuka. Abis itu malah lupa alurnya. 

Btw, ada yang uda  nonton Mencuri Raden Saleh? Bagus banget huhu.

Balik ke ceritaku lagi, Sorry juga ya kalo aneh ceritanya, ini abis ngetik langsung up, ga ada mikir2 wkwk.

Enjoy ^^



Eunha menatap Gedung tinggi yang ada di depannya dengan penuh tekad. Tangannya meremas erat surat yang ada di dalam genggamannya. Surat pemberitahuan kalau dirinya diterima di sebuah Universitas di Inggris. Ia sungguh kesal, kenapa orangtuanya seenaknya saja tetap mendaftarkannya disana. Pokoknya, Eunha bertekad kali ini ia tidak akan menuruti mereka. Sudah cukup selama ini ia jadi Gadis penurut.

"Hei kenapa kau----Nona astaga!" Salah satu penjaga keamanan begitu terkejut kala Eunha membalikkan badannya. "Nona Jung, maaf tadi saya tidak mengenali Anda." Ia membungkuk berkali-kali, takut kalau Eunha memecatnya.

"Tidak apa-apa. Sudah Bapak tenang saja dan diam dulu."

"Anda ingin masuk Nona?" Tanya Petugas itu yang melihat Eunha hanya diam dan tetap berada di posisinya.

"Iya, aku mau masuk." Eunha menarik napas Panjang. Mencoba mengumpulkan keberaniannya. Ketika dirasa dirinya siap, ia menuju ke lift khusus untuk menuju ke ruangan Ayahnya. Sesampainya disana, telunjuknya otomatis menempel di hidungnya, memberi isyarat pada sekretaris Ayahnya untuk diam.

"Ayahku ada di dalam?"

"Ada Nona," jawab Han Seokhee, sekretaris Ayahnya, sambil membungkuk hormat. "Ada Nyonya juga di dalam?"

"Ibuku?"

"Benar Nona."

"Oke. Ayah sedang tidak sibuk kan? Aku masuk ya."

"Silakan Nona. Tuan dan Nyonya pasti gembira melihat Anda."

Eunha hanya mengangguk singkat dan bergegas masuk ke dalam dengan mengendap-endap. Sayup-sayup, ia mendengar pembicaraan kedua orangtuanya, yang mengenai dirinya. Ternyata mereka sedang mengenang masa kecilnya dan tertawa Bahagia.

"Apa menurutmu kita sudah melakukan hal yang benar dengan memaksa Eunha?"

"Aku yakin, Sayang. Lagipula, tidak mungkin aku menjerumuskan Putri kesayanganku sendiri. Kau tahu berapa lama aku menanti kelahiran anak perempuan kita itu. Betapa bahagianya aku kala Dokter bilang di Rahim-mu ada bayi perempuan. Jungkook lelaki yang baik. Dia Putra Chanyeol dan Wendy. Tidak mungkin Jungkook menyakitinya. Aku yakin itu. Kalaupun Jungkook menyakitinya, aku sendiri yang akan menghajarnya dan menjauhkan dari Putri kita."

"Aku merasa bersalah sudah memarahinya."

"Aku juga. Aku benar-benar menyesal. Tidak seharusnya aku terpancing emosi. Bagaimanapun juga, dia masih begitu muda. Wajar kalau emosinya meledak-ledak."

"Aku akan mengunjunginya dan memeluknya."

"Ide yang bagus Sayang."

Eunha menutup mulutnya untuk menahan isakannya. Seketika keberaniannya lenyap. Bagaimana mungkin ia menyakiti hati kedua orangtuanya. Mana ia sanggup. Perlahan ia pergi keluar dan berpesan kepada Seokhee untuk merahasiakan kedatangannya dari Orangtuanya.

Love at the Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang