Malam itu Eunha habiskan bersama Rose, Sinb, Junhoe dan Chanwoo untuk menemani Seulgi yang sedang kurang enak badan. Abangnya sedang menemai orangtuanya menemui tamu-tamu keluarganya. Disana mereka bermain monopoli. Seulgi bahkan menikmati saat-saat itu walaupun ia hanya bisa diam di tempat tidur sambil memperhatikan ke-5 remaja itu bermain. Tapi, keasyikan mereka terhenti kala Sehun masuk dan memanggil Eunha untuk ikut bersamanya. Dia bahkan membaw Soobin.
"Kenapa Oppa? Bukankah Ayah bilang anak-anak dilarang ikut?"
"Sudah, kau ikut saja. Dan sayang, kau disini saja sambil beristirahat. Aku sudah meminta Pelayan membawakan makan malam kalian kesini." Sehun lalu menoleh ke sekumpulan remaja yang sedang duduk di lantai itu,"jaga istriku ya Anak-anak! Ajak main Soobin juga ya! Tadi kulihat dia hanya diam saja."
"Ne Hyung"
"Baik Oppa!"
"Soobin-ah, kau bisa menggantikan posisi Eunha!" Ajak Junhoe ramah. Remaja yang masih SMP itu matanya berbinar dan langsung duduk di samping Sinbi.
Sementara Eunha hanya bisa pasrah mengikuti Abangnya. Eunha spontan memeluk tubuhnya sendiri karena dinginnya angin malam. Melihat hal itu, Sehun melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke Adiknya. Eunha hanya tersenyum dan mulai memakai jaket Abangnya. Malam ini ia memang hanya mengenakan Kaos dan celana pendek biasa. Eunha lupa membawa jaketnya karena di dalam kamar Seulgi dan Sehun tadi hawanya hangat.
Setelah berjalan beberapa menit, Eunha melihat dari kejauhan bahwa Orangtuanya sedang berkumpul dengan tamu-tamu mereka, tapi anak-anak mereka tidak kelihatan. Asumsi Eunha, anak-anak memiliki waktu bebasnya. Mereka sudah hampir sampai tempat tujuan, tapi tiba-tiba Sehun menariknya ke belakang pohon yang cukup besar supaya tidak ada yang lihat.
"Eunha-ya, kau harus tahu. Oppa sangat menyayangimu dan Chanwoo. Oppa melakukan ini semua karena tidak ada pilihan lain. Tapi yakinlah, kalau ada masalah padamu gara-gara ini, Oppa akan melindungimu di baris paling depan. Bahkan bila itu harus menentang Ayah!"
Eunha mengernyit bingung. "Oppa, kau bicara apa sih?"
"Nanti kau akan tahu." Sehun mengecup kening Eunha cukup lama lalu mengajak adiknya ke tempat orangtuanya. Eunha hanya ikut-ikut saja. Tapi ia terkejut kala disana juga ada Jungkook.
"Wah, Princess-nya Suho sudah datang!" Sapa Chanyeol hangat. Ia mengangguk kala Eunha membungkuk sopan untuk menyapanya dan Wendy.
"Kau sudah makan sayang?" Tanya Wendy lembut. Eunha menggeleng.
"Kalau begitu, kau makan dulu. Jungkook-ah, tolong temani Eunha!" Perintah Chanyeol. Jungkook mengangguk dan baru akan berjalan ke arah Eunha tapi Eunha menolaknya.
"Maaf Paman, tapi aku ingin ditemani oleh Ibuku," tolak Eunha takut-takut. Ia pikir Chanyeol akan marah tapi pria itu ternyata malah tertawa.
"Ingin ditemani Ibu selagi masih bebas ya?"
Eunha tambah bingung. "Maksudnya?"
"Tidak. Tidak. Sayang ayo makan bersama Eomma!" Irene mengalihkan perhatian Eunha dan pergi ditemani Wendy juga. Sementara Jungkook berkumpul dengan para Bapak-Bapak dan Sehun. Untungnya Eunha anak polos jadi dia tidak curiga apapun.
Eunha menurut saja Ketika Ibunya memberinya nasi juga beberapa lauk dan mulai makan. Setelah makan ia hanya bisa diam mendengarkan sang Ibu dan Ibu Jungkook berbincang-bincang. Ia tidak tahu sudah berapa lama disini tapi yang jelas Eunha mulai mengantuk. Ia juga sudah gelisah ingin cepat minum susu coklat. Tanda kalau ini memasuki jam tidurnya.
"Kau mengantuk ya?" Tanya Irene sambil terkekeh melihat sang Putri mulai menguap.
"Eomma Eunha mau susu," rengek Eunha manja.
"Anak baik. Jam segini biasanya Jungkook masih main dan belum mau tidur," puji Wendy. Ia juga tertawa kecil melihat Eunha yang mulai merengek.
Irene yang tadi sudah menyuruh Pelayan membuatkan Eunha susu coklat panas pun memberikannya kepada anaknya. Eunha langsung meminumnya hingga tandas. Diam- diam seseorang tertawa kecil memperhatikan Eunha.
"Kembalilah ke kamar untuk istirahat sayang," Irene mengelus kepala Eunha.
"Jungkook-ah, antar Eunha ke kamarnya sayang," perintah Wendy. Tapi lagi-lagi Eunha menolak.
"Maaf Bibi, biar aku ditemani Oppa-ku saja. Jungkook pasti Lelah juga. Lagipula kamarku cukup jauh," tolak Eunha sopan. Sebenarnya ia hanya tidak mau berdua saja dengan Jungkook. Pertama ia canggung dengan laki-laki selain Junhoe karena tidak terbiasa. Kedua, ia tidak mau membuat Chaeyeon salah paham. Eunha merasa Chaeyeon diajak kesini karena keluarga Jungkook mulai menerimanya.
Sehun langsung mengiyakan dan ia pun membawa Eunha Kembali ke kamarnya. Setelah kedua orang itu pergi, barulah para orangtua Kembali berbincang-bincang santai.
"Maaf, Chanyeol-ah, Eunha memang tidak terbiasa dengan laki-laki lain di luar keluarga. Hanya Junhoe saja yang dekat. Bukan begitu, Pengacara Go?"
"Benar, Tuan. Nona Eunha memang pemalu kalau belum kenal. Junhoe cerita kalau Nona Eunha sangat cerewet dan periang di sekolah," jawab Ayah Junhoe.
Chanyeol mengangguk maklum. "Namanya anak perempuan kesayangan. Kau pastilah sangat protektif padanya."
Suho tertawa. "Tentu saja aku harus protektif pada putriku satu-satunya. Anak secantik dan sebaik Putriku memang harus aku pantau dan jaga terus."
"Yayaya, kau benar. Makanya aku dan Wendy beruntung memilikinya."
****
"Maaf sayang, kau menungguku lama?" Jungkook menyapa Chaeyeon yang sedang duduk di ayunan.
Chaeyeon berdiri dari ayunan. Ia menggeleng sambil tersenyum manis. "Tidak kok. Tadi aku ditemani Yuju. Baru saja Yuju pergi bersama Jimin karena Yuju mau makan malam. Maag-nya kambuh tadi."
"Oh begitu," Jungkook mengecup rambut Chaeyeon lalu memeluknya dari belakang. "Aku sungguh senang kau ada disini sayang."
"Aku juga. Aku senang Orangtuamu baik padaku. Tadi Ibumu juga mengajakku mengobrol banyak. Bertanya tentang keluargaku. Bahkan ia berjanji mengusahakan beasiswa lagi saat aku kuliah nanti kalau nilaiku mencukupi. Ibumu juga bilang ingin bertemu orangtuaku."
"Benarkah?" Jungkook tersenyum Bahagia. "Aku senang mendengarnya."
"Tadi apa yang kau lakukan?"
"Ayah mulai memperkenalkanku ke Bisnis. Jadi tadi kami bicara soal perusahaan dengan Ayah Eunha. Kau tahu kan, perusahaan kami bekerjasama dengan JungWon. Ada pembangunan Hotel di London."
"Aku pikir kau ditunangkan dengan Eunha," Chaeyeon tertawa lirih. "Aku, Yuju dan Nayeon tadi melihat Eunha dan Abangnya berjalan ke tempat kalian berkumpul."
"Tidak sama sekali Sayang. Tadi Eunha hanya mengobrol dengan Ibunya dan Ibuku. Sementara aku dengan para Bapak-Bapak mengobrol soal bisnis. Kata Ayah aku harus mulai terjun ke Perusahaan. Apalagi aku anak lelaki tertua."
"Kau akan jadi pemimpin yang hebat seperti Ayahmu." Chaeyeon membalikkan badannya dan mengelus pipi Jungkook.
Tiba-tiba suasana berubah. Jungkook serasa bisa melihat mata Chaeyeon dengan intens, Tanpa sadar ia memajukan wajahnya. Chaeyeon pun mulai menutup matanya. Perlahan-lahan bibirnya mendekat ke bibir Chaeyeon. Semakin dekat....Semakin dekat....
"WAH ADA YANG PACARAN NIH!"
Sial, Park Jimin. Ingin rasanya Jungkook melemparnya ke lautan supaya dimakan ikan Hiu sekalian. Berani-beraninya ia menggagalkan moment First kiss-nya bersama Chaeyeon!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at the Second Sight
Ficción GeneralLahir dari keluarga Chaebol, Eunha memiliki segala yang diimpikan banyak Gadis. Tapi sesungguhnya, hidupnya tidak seindah kelihatannya. Dari kecil ia hidup sesuai keinginan keluarganya. Meski begitu, Eunha menerima semuanya. Eunha percaya kalau menu...