seberapa besar

2.1K 253 34
                                    

Hansol menyandingkan air putih di hadapan Mingyu, ia kemudian mendudukkan dirinya di seberang Mingyu. "Kenapa lo dateng jauh-jauh ke sini? Gue kira lo lupa sama gue." Ucapnya sembari sedikit tersenyum sinis.

"Gue nggak mungkin lah lupain lo." Mingyu meraih gelas dan meneguk separuh air putih tersebut. "Gimana kabar lo?" Tanya Mingyu.

"Varo, kita satu kampus ya, cuma beda fakultas."

"Iya tapi jauh."

"Baik kok, ya gini-gini aja. Lo tahu hidup gue santai banget.." Hansol tersenyum sembari menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa yang ia duduki. "Ada apa? ditekuk gitu mukanya."

"Lo inget Erina kan?"

"Bukan inget lagi, tahu lah orang satu kelas sama gue."

"Itu makanya gue kesini." Mingyu membenarkan duduknya menjadi lebih tegak. "Dia lagi hamil?"

"Huh?" Dahi Hansol mengkerut. "Maksud lo?"

"Dia dateng ke gue, dia bilang lagi hamil anak gue." Tubuh Mingyu serasa lemas, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

"Yang bener aja, iya gue tahu dia pernah tidur sama lo, tapi masa sampe hamil sih? Lo nggak pake pengaman?"

"Pake.."

"Tapi gue nggak ada denger kalo dia lagi hamil, cuma, dia ada gitu deket sama cowok."

"Siapa?"

"Temen SMA kita juga.. Willy." Hansol menatap Mingyu dengan lekat. "Mending lo pastiin deh, ntar bukan anak lo lagi."

"Dia bilang, cowok yang pernah tidur sama dia cuma gue."

"Dan lo percaya sama dia? Emang waktu lo tidur sama dia, dia keluar darah? Dia masih perawan?"

Mingyu mengerjap, ia baru ingat. "Enggak." Ia mengulum bibirnya, ingat bahwa malam itu, bahkan lubang vagina Irene sudah tak sesempit wanita yang masih perawan.

"Lo tiga tahun sekolah bareng dia, lo tahu sifat dia kan? Dia kan emang deket sama banyak cowok, bukan lo satu-satunya."

"Terus kenapa dia ngincer gue sekarang." Mingyu menghela napasnya dan meneguk habis air putihnya.

"Mungkin mau balikan sama lo."

"Gue nggak ada pacaran sama dia, cuma one night stand."

"Astaga, gue kira kalian pacaran tapi nggak nyampe seminggu."

"Orang gue ngejar dia, dianya yang nggak mau, jual mahal tapi waktu malem habis kita jalan, dia minta one night stand."

"Tuh kan, mungkin sekarang dia emang mau dapetin lo lagi, kenapa? Ehmm.. Mungkin karena lo tambah ganteng, kan dulu lo dekil."

"Nggak sedekil itu juga kali. Gue masih disukai banyak cewek daripada lo."

"Okay okay, kalo untuk urusan pengalaman, gue ngalah." Hansol terkekeh. "Sekarang lo mau gimana?"

"Nyari tahu Erina hamil atau enggak terus bapaknya siapa."

"Buat ngeceknya, mending lo bawa ke dokter. Habis itu, pas nyari bapaknya gue bantu, mungkin tanya-tanya ke temennya."

"Thanks Arlon.."

"Terus kalo semisal dia beneran hamil anak lo, lo mau tanggung jawab?"

Mingyu mengangguk untuk menanggapi. "Pacar gue nyuruh gue tanggung jawab kalo semisal bener."

"Lo punya pacar sekarang?" Tanya Hansol dan Mingyu mengangguk. "Oh iya, lo nggak pernah kalo nggak punya pacar."

Mingyu menghela napasnya panjang, ia menunduk menatap kedua kakinya. "Yang ini bener gue seriusin Arlon." Ia mendongak lagi dan menatap Hansol dengan lekat. "Gue bener-bener sayang sama pacar gue sekarang, tapi malah gini, ada aja yang ganggu hubungan gue."

mas arka wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang