bolehlah temenan..

4K 390 14
                                    

Keadaan kelas begitu ricuh saat dosen memberikan tugas kelompok. Mingyu menghela napasnya panjang. "Tugas bisa di kumpulkan minggu depan, satu kelompok dua mahasiswa saja. Dika, nanti di bagi terus kirim ke saya." Pak Harto menyelesaikan kalimatnya lalu keluar dari ruang kelas tersebut.

Seokmin menoleh ke arah Mingyu yang duduk di sebelahnya. "Lo mau sama.. Weh Varo!" Seru Seokmin saat Mingyu bangkit begitu saja.

Ia menatap Seokmin. "Lo sama Jason aja." Ucapnya dan ia berjalan ke arah belakang. Mendapat dengusan kesal dari sahabatnya itu. Ia duduk di samping Wonwoo yang tengah membenahi bukunya. "Mas Arka belum dapet kelompok kan?" Tanya Mingyu sembari cengengesan.

Wonwoo menoleh ke arahnya lalu menatap sekeliling, ia menghela napasnya lalu mengangguk pelan untuk menanggapi.

Mingyu mengulum bibirnya untuk menahan bagaimana senangnya ia sekarang. Ia berdeham lalu mengeluarkan ponselnya. "Minta nomornya dong mas, biar gampang ngabarinnya." Ucapnya sembari memberikan ponsel tersebut. Wonwoo menerimanya dan mengetikkan nomor ponselnya lalu memberikannya lagi pada Mingyu. "Thanks.." Ucap Mingyu. "Habis ini mas Arka ada kelas? Mau makan di kan..tin.." Mingyu menghentikan kalimatnya saat Wonwoo bangkit dan pergi begitu saja.

Ia menghela napasnya panjang menatap kepergian Wonwoo dari ruang kelas tersebut. Ia lalu bangkit dan berjalan ke arah Seokmin. "Gue sama mas Arka." Ucapnya lalu meraih tasnya dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Tak menghiraukan panggilan Seokmin dan Myungho.

Mingyu berjalan mengikuti Wonwoo dengan jarak yang cukup jauh, melihatnya yang berjalan ke arah lantai tiga, ia mengikutinya. Ia memperhatikan Wonwoo yang duduk di kursi depan ruang kelas dengan beberapa teman seangkatannya.

Mingyu melihat jam yang melingkar di tangannya, ia kembali turun untuk menuju kelas selanjutnya. Mungkin, nanti ia bisa mengirim pesan untuk Wonwoo.

•••

Sampai di rumah, Mingyu memarkirkan motornya, ia berjalan masuk dan menyapa ibunya yang tengah duduk di sofa ruang tamu. "Ma, aku pulang.." Ucapnya dan ibunya menoleh. Ia mendudukkan dirinya di samping ibunya. "Laper.." Mingyu mengusap-usap perutnya.

"Tadi di kampus nggak makan emang?" Tanya ibunya sembari bangkit, berjalan menuju arah dapur. Mingyu mengikuti.

"Enggak, langsung pulang tadi." Mingyu mendudukkan dirinya di kursi-meja makan. "Mama masak apa?" Tanya Mingyu.

"Lauk pagi tadi." Ibunya menyetel kompor untuk menghangatkan lauk yang ia maksud, mengambil piring dan ia sandingkan di depan Mingyu. "Hari ini papa sama abang mau pulang deh." Ucapnya sembari menatap Mingyu.

Mingyu mengernyit. "Emang udah selesai perjalanan bisnisnya?" Tanyanya dan ibunya mengangguk pelan. "Yah, aku jadi tidur sama abang lagi.."

"Lah emang kenapa?" Ibunya berjalan ke arah kompor dan mengaduk lauk yang sedang ia panaskan.

"Butuh privasi ma, katanya kalau aku udah masuk kuliah bakal nggak tidur sama abang lagi." Mingyu menampilkan wajah kesalnya sembari menatap ibunya.

"Ya udah, kamu pindah kamar tamu."

"Abang aja yang pindah, aku tetep di kamar itu." Mingyu terkekeh pelan, menerima lauk yang diberikan ibunya. "Nanti mama bilang sama abang ya?" Ucapnya sembari menaik-turunkan alisnya.

"Mama lagi.." Ibunya ikut duduk di kursi-meja makan tersebut, melihat Mingyu yang mulai memakan makan siangnya. "Gimana sama kuliah?"

Mingyu menoleh, menelan makanan yang ada di mulutnya. "Baru dua minggu kuliah udah di kasih tugas kelompok sama Pak Harto."

"Pak Harto yang temen papa itu?" Mingyu mengangguk untuk menanggapi. "Bukannya dia dosen umum?"

"Hooh."

mas arka wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang