sayang banget,

2.7K 230 49
                                    

"Mas Wonwoo.." Mingyu dengan semangatnya berjalan memasuki ruang inap Wonwoo, ia membawa beberapa makanan dan buah-buahan. Wonwoo menoleh dan menatapnya dengan sendu. "Nih, aku bawain mie ayam buat mas Wonwoo.." Ucapnya sembari mengangkat tangan kanannya.

Wonwoo terkekeh lalu bangkit duduk. "Kamu pasti bolos kuliah lagi." Ucapnya sembari merebut mie ayam yang ada di tangan Mingyu.

"Nggak kok, orang kelasnya udah selesai." Mingyu meletakkan buah-buahan di atas nakas, ia membuka nakasnya dan mengeluarkan mangkuk dan sendok dari sana, menyiapkan mie ayam yang ia beli tadi. "Ntar malem aku mau nginep sini ya mas." Ucapnya.

Wonwoo menghela napasnya. "Udah tiga hari ini kamu nginep di sini, nggak bosen?" Tanya Wonwoo dan Mingyu menggeleng, ia menyerahkan mie ayam tersebut ke arah Wonwoo dan Wonwoo menerimanya. "Nggak sakit itu badan tidur di sofa mulu?" Tanyanya.

Mingyu meringis canggung, ia menggaruk tengkuknya. "Sakit sih, tapi demi pacar kesayangan, apa sih ya enggak."

"Gombal." Wonwoo mengulum bibirnya untuk menahan senyum, ia mulai memakan mie ayam yang dibawakan Mingyu. "Ini kamu beli di depan kampus kan?" Tanyanya dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi.

Mingyu tersenyum, ia mengambil satu buah apel dan bangkit, masuk ke toilet yang ada di ruangan tersebut dan mencucinya, ia kembali lalu duduk di kursi samping ranjang tersebut. Ia memakan apel tersebut sembari memperhatikan wajah Wonwoo yang pucat, bibir yang biasanya berwarna merah mudah itu kini berwarna putih pucat.

Sementara ia menghabiskan apelnya, Wonwoo menghabiskan mie ayam yang Mingyu belikan, setelah selesai, Mingyu mengambil mangkuk tersebut dan keluar, mencucinya di ruangan khusus di rumah sakit tersebut. Ia kembali dan mendapati kedua orang tua Wonwoo, ia berjalan mendekat. "Om.. Tante.." Menyapa keduanya.

Wonwoo menatap Mingyu. "Mingyu mereka siapa?" Tanya Wonwoo dengan wajah kebingungan.

Kedua mata Mingyu mengerjap, ia menatap kedua orang tua Wonwoo lalu menatap Wonwoo. "Ah, Oh, kenalan aku mas.. Mau jenguk mas Wonwoo." Ucapnya, jika ia mengatakan bahwa kedua orang yang berdiri tak jauh darinya itu adalah orang tua Wonwoo, hal tersebut bisa menyakiti Wonwoo karena melupakan orang tuanya sendiri.

"Gimana kabar kamu nak?" Tanya ibunya sembari mendekat, ia meraih wajah Wonwoo dan mengusapnya dengan lembut. Ia sudah terlalu biasa dengan sikap Wonwoo yang seperti itu, tapi nantinya, Wonwoo akan ingat kembali seperti tak terjadi apa-apa.

"U-udah baik tante.." Wonwoo menunduk, ia menelan ludahnya kasar, meraih tangan Mingyu yang berdiri di sampingnya karena merasa gugup dan hatinya bergetar entah karena apa ia tidak tahu.

"Om sama tante ke sini dititipin pesan sama dokternya, katanya kamu bisa pulang sore nanti." Ucap Tuan Dewa sembari berjalan mendekat.

Wonwoo mendongak dan hanya mengangguk untuk menanggapi, pegangan tangannya di tangan Mingyu semakin erat, ia menoleh dan menatap Mingyu dengan sendu. Merasa aneh pada dirinya sendiri, tapi ia sungguh tak ingat dengan kedua orang tersebut.

"Kalau gitu, tante sama om pamit dulu ya.." Ucap ibunya, ia mendekat ke arah suaminya dan meraih tangannya.

"Hati-hati di jalan om, tante.." Balas Mingyu dan kedua orang tua Wonwoo keluar dari kamar tersebut. Ia menoleh ke arah Wonwoo, melihat Wonwoo yang menampilkan wajah sedih. "Kenapa mas?" Tanyanya.

"Aku kaya tahu dua orang tadi, tapi nggak inget." Wonwoo memanyunkan bibirnya, ia menghela napasnya panjang.

Mingyu hanya tersenyum, ia meraih pundak Wonwoo. "Sekarang mas tidur siang dulu, ntar kalo waktunya pulang, aku anter." Membantunya untuk berbaring, ia menarik selimut dan menutupi tubuh Wonwoo hingga dada.

mas arka wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang