mas arka wonwoo. [end]

4.4K 271 64
                                    

Hari benar-benar begitu cerah, warna jingga karena matahari sore mewarnai kota tersebut. Mingyu sedikit tersenyum simpul, mempercepat laju motornya, ia sudah tidak bisa menahan diri untuk tidak bertemu dengan Wonwoo, apalagi ia barusan di telepon oleh ibunya Wonwoo agar ia datang ke rumah mereka.

Sampai di depan gerbang rumah Wonwoo, Mingyu memarkirkan motornya, ia membuka gerbang dan mendorong masuk motornya, sudah terlalu biasa. Ia melepas helmnya dan berjalan ke arah pintu rumah, memencet tombolnya dengan antusias dan berharap bahwa Wonwoo lah yang akan membuka pintu.

Mingyu menunggu selama beberapa saat, ia sudah mempersiapkan senyumnya dan melihat pintu yang perlahan terbuka, benar saja, yang membuka pintunya adalah Wonwoo. "Mas—"

"Siapa ya?" Wonwoo menyela Mingyu, menatap Mingyu dengan sedikit senyuman tipis yang ia tampilkan di wajahnya yang  pucat. "Kalau boleh tahu mau cari siapa?" Tanya Wonwoo lagi karena Mingyu tak kunjung menjawab.

Senyum Mingyu perlahan memudar, ia menelan ludahnya kasar. Mencerna apa yang terjadi lalu kembali tersenyum. "Oh itu.." Kedua matanya mengerjap. "Mau cari om Dewa. Ada?" Tanya Mingyu sembari sedikit tersenyum.

"Papa lagi nggak di rumah, pergi sama mama tadi katanya mau belanja." Balas Wonwoo dengan polosnya.

"Kalo nungguin di dalem boleh nggak..? Mas?" Tanya Mingyu dengan was-was, ia sungguh ingin memeluk Wonwoo sekarang.

"Boleh, boleh.. Masuk." Wonwoo memperlebar pintu tersebut dan mempersilakan Mingyu untuk masuk. Mingyu melangkahkan kakinya, Wonwoo menutup pintu. "Bisa duduk di sini mas.." Ucap Wonwoo sembari menunjuk sofa ruang tamu.

Mingyu mengangguk pelan dan mendudukkan dirinya, ia memperhatikan Wonwoo dengan lekat. "Sebentar ya.." Ucap Wonwoo lalu berjalan menuju dapur. Mingyu menelan ludahnya kasar, ia menghapus satu tetesan air matanya di pipi. Mencoba untuk bersikap biasa saja.

Tak berapa lama, Wonwoo kembali dengan membawa minum dan snack, lalu menyandingkannya di meja kaca ruang tamu. "Silakan.." Ucap Wonwoo sembari tersenyum, ia mendudukkan dirinya di sofa seberang Mingyu.

"Terima kasih.." Mingyu meraih gelas jus tersebut dan meneguknya separuh, berharap rasa tercekat di tenggorokannya akan hilang dan dadanya tidak sesak lagi, tapi sungguh sia-sia. Ia mendongak dan menatap Wonwoo.

Wonwoo memperhatikan Mingyu, ia terus menampilkan senyumnya, merasa kenal dengan sosok Mingyu tapi ia tidak tahu siapa yang duduk di seberangnya. Ia sedikit menelan ludahnya. "Kalau boleh tahu, kenapa mas nyari papa?" Tanya Wonwoo.

"Ehm, tadi di telepon, suruh datang ke sini, kurang tahu untuk apa." Balas Mingyu, ia menunduk, sungguh tidak tahan melihat Wonwoo yang tidak mengenalnya dan bersikap seperti orang asing.

Mingyu menoleh keluar jendela, melihat hari yang sudah mulai menggelap. Ia menoleh dan menatap Wonwoo. "Mas Arka.." Panggilnya, ia tahu bahwa Wonwoo akan berpikiran aneh jika dirinya memanggilnya Wonwoo. Wonwoo mendongak dan menatapnya. "Udah mau malem, mas Arka udah makan?" Tanya Mingyu.

Wonwoo sebenarnya bingung, kenapa bisa orang asing yang duduk di seberangnya mengetahui namanya, yang menanyakan pertanyaan yang sebenarnya masih cukup canggung bagi orang yang baru bertemu. Apa papa ngasih tahu namaku? Terus nama dia siapa? Batin Wonwoo. Kedua matanya mengerjap. "Belum, nanti saya bisa pesen aja, atau mas mau makan juga? Saya pesenin."

"Boleh nggak saya masak di sini?" Tanya Mingyu tiba-tiba.

Wonwoo mengernyit bingung, tapi ia sungguh tak merasa enak jika menolak. "B-boleh mas, dapurnya ada di—" Wonwoo menghentikan kalimatnya ketika melihat Mingyu langsung berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah dapur. Ia menatap punggung Mingyu yang terlihat bergetar. "Kenapa dia bisa tahu letak dapurnya?" Lirih Wonwoo.

mas arka wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang