mulut lemes

2.3K 244 29
                                    

Seperti halnya mati satu tumbuh seribu, masalah Mingyu tak kunjung selesai. Urusannya dengan Irene memang sudah selesai, tapi tidak dengan bagaimana namanya yang menjadi buruk dan ia yang masih tidak di sukai oleh mahasiswa lain.

Apalagi dengan bagaimana Minho dan teman-temannya memperlakukan Mingyu, tak hanya kejadian di kantin yang membuat kegaduhan sampai mereka menjadi pusat perhatian. Tapi Mingyu masih berusaha diam, ia tidak mau menanggapi mereka, percuma, biar waktu yang menghilangkan pandangan orang lain itu pada Mingyu.

Kini, ia sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampus, memasukkan buku-bukunya ke dalam tas lalu berjalan keluar dari kamar. Ia menatap sekeliling dan berjalan menghampiri ibunya yang sedang membersihkan beberapa barang di ruang tamu. "Ma, aku berangkat ke kampus dulu ya." Ucapnya dan ibunya menoleh.

"Iya, hati-hati." Balas Ibunya dan Mingyu berjalan keluar dari rumah tersebut, ia mengeluarkan motornya dan menaikinya. Ketika akan melaju, ponselnya berdering, ia menerima panggilan tersebut yang berasal dari Soonyoung. "Kenapa kak?" Tanya Mingyu.

"Lo di mana sekarang? Cepet ke kampus, Arka berantem sama Dimas." Balas Soonyoung dengan panik. Kedua mata Mingyu membulat, ia menutup telepon dan langsung melajukan motornya menuju arah kampus.

Ia terus melajukan motornya, hingga setelah sekitar sepuluh menit, ia sampai di sana. Memarkirkan motornya dan turun. Kedua mata Mingyu menatap sekeliling, ia berlari ke arah belakang gedung B karena melihat cukup banyak mahasiswa yang berkerumun di sana.

Mingyu bergegas mendekat, sampai mendorong beberapa mahasiswa sampai ia menemukan Wonwoo yang sedang adu mulut dengan Minho. Mingyu mendekat. "Mas.." Panggilnya dan Wonwoo menoleh.

"Nih orangnya dateng." Minho menatap Mingyu dengan lekat. "Gimana? Lo pacarin Arka karena dia nggak bisa hamil dan lo nggak bisa nyuruh dia aborsi?"

Dahi Mingyu mengkerut, ia menatap Wonwoo yang wajahnya memerah dan menahan amarahnya. Mingyu beralih menatap Minho. "Apa maksud kakak?" Tanyanya bingung.

"Alah, nggak usah ngelak, lo beneran pacaran sama Arka kan?" Tanya Minho sekali lagi sembari tersenyum sinis.

"Kalo iya emang kenapa huh? Urusan lo kak?" Tanya Mingyu dengan tegas.

Minho menatap Mingyu dan tersenyum remeh. "Mau aja lo bekas gue."

"Huh?" Kedua mata Mingyu mengerjap, ia menoleh ke arah Wonwoo yang terdiam dengan menunduk, ia sama sekali tidak tahu jika pria yang pernah diceritakan oleh Wonwoo adalah Minho. "Oh, jadi lo kak yang nyakitin mas Wonwoo? Brengsek!"

Bugh..

"Mingyu!" Kedua mata Wonwoo membulat, melihat bagaimana tubuh Minho yang terhuyung atas pukulan yang Mingyu lancarkan, ia menarik lengan Mingyu saat Mingyu akan memukul Minho lagi. "Udah, jangan." Ucap Wonwoo.

Mingyu menatapnya. "Mas, dia yang udah—"

"Biarin Mingyu!" Wonwoo menyelanya, ia menghela napasnya dan menatap Minho yang memegangi ujung bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah. "Udah ya Dimas, itu udah masa lalu, kamu nggak usah—"

"Jalang!" Seru Minho, membuat semuanya yang ada di sana juga sama terkejutnya tak lain dengan Mingyu dan Wonwoo. "Lo dulu ngejar-ngejar gue, sekarang, lo sama cowok brengsek kaya Varo gini."

"Dimas!" Seru Wonwoo, ia menatap tajam Minho tapi tidak setajam Mingyu yang ingin sekali membunuh Minho.

Ia melepas tangan Wonwoo yang memegangi lengannya. "Lo yang bajingan, anjing!"

Bugh..

Mingyu menendang perut Minho hingga empunya terjatuh. Mingyu mendekat dan meraih kerah bajunya. "Sialan, bisanya lo ngomong gitu ke mas Wonwoo, siapa lo huh?"

mas arka wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang