minta maaf, mas...

3.6K 366 12
                                    

Setelah keluar dari kamar mandi, Mingyu dihampiri oleh ibunya Wonwoo. Ia memberikan segelas susu jahe dan diterima Mingyu dengan canggung. "Jadi ngerepotin tante.." Ucap Mingyu.

"Nggak papa, sini dulu aja sampe hujan reda." Ucap ibunya Wonwoo dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi. Ia kemudian mengajak Mingyu untuk duduk di sofa ruang tamu, bergabung dengan ayah Wonwoo. "Oh iya, nama kamu siapa?"

"Mingyu Alvaro Mahendra tante.. Biasa di panggil Varo." Jawab Mingyu setelah meminum susu jahe yang mengalir ke tubuhnya dan membuat tubuhnya menghangat.

"Kamu adik tingkatnya Wonwoo?" Kali ini ayah Wonwoo yang bertanya, Mingyu mengangguk untuk menanggapi. "Kamu ke sini katanya mau minta maaf, emang ada apa sama Wonwoo?"

Mingyu terdiam, ia bingung harus menjawab seperti apa, karena sepertinya Wonwoo tidak bercerita pada kedua orang tuanya tentang pelecehan seksual yang Wonwoo terima. Mingyu menelan ludahnya kasar. "Enggak, cuma masalah kerja kelompok, om." Balas Mingyu berbohong.

"Oh, kamu yang minggu lalu ngerjain tugas sama Wonwoo?" Tanya ibunya dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi. Ia sedikit tersenyum, karena tahu kedua orang tua Wonwoo memanggil dengan panggilan berbeda. "Ya udah, naik aja, temuin dia di kamarnya. Kalo nggak maafin kamu, nanti bilang ke tante."

"Beneran boleh naik tante?" Tanya Mingyu memastikan dan ibunya Wonwoo mengangguk untuk menanggapi. Mingyu menghabiskan susu jahe yang ada di tangannya. "Makasih tante, om.." Meletakkan gelas tersebut dan bangkit, berjalan menaiki tangga.

Sesampainya di lantai dua ia terdiam, ia tidak tahu kamar Wonwoo yang mana. Mingyu berjalan ke arah kanan, ia membuka pintu bercat navy yang ternyata adalah kamar Wonwoo.

Wonwoo menoleh dan membulatkan kedua matanya, ia bangkit dan berjalan ke arah Mingyu. "Ngapain kamu ke sini?" Tanyanya dengan kesal. Mingyu langsung masuk sebelum Wonwoo menutup pintunya. "Keluar Varo." Tegas Wonwoo.

"Aku ke sini mau minta maaf sama Mas Arka.. Beneran mas, aku nggak ada niatan apa-apa, cuma khawatir aja sama mas.." Mingyu menatap Wonwoo dengan sendu, dengan bibirnya yang manyun.

"Kamu bukan siapa-siapa yang harus khawatir sama saya Varo." Kesal Wonwoo, ia beralih duduk di sisi tempat tidur, menunduk sembari menyatukan jemari tangannya.

Mingyu menutup pintu kamar tersebut, ia menarik kursi dan duduk di hadapan Wonwoo. "Mas nggak cerita sama orang tua mas?"

Wonwoo mendongak. "Itu bukan urusan kamu."

"Iya, tapi mereka perlu tahu mas. Masa tadi aku harus bohong buat minta maaf ke mas Arka."

"Yang bohong kamu, bukan saya."

"Iya, tapi paling nggak mas mau cerita sama orang tua mas, daripada mereka tahu dari orang lain."

Wonwoo terdiam sejenak, ia memikirkan apa yang Mingyu katakan. Ia menghela napasnya lalu menunduk. Mungkin, Mingyu orang yang tepat untuk berbagi cerita. "Waktu itu, saya lagi ada kelas sama dosen itu." Dan ia mulai bercerita.

Mingyu dengan seksama mendengarkan Wonwoo, ia menatap Wonwoo dengan lekat.

"Akhir kelas, saya di suruh bantuin dia buat balikin buku ke perpus. Terus mahasiswa yang lain pada keluar, dan dia mulai.."

"Udah mas." Mingyu menyelanya, Wonwoo mendongak dan menatapnya. "Mas nggak perlu ceritain yang detail kaya gitu, aku sekarang ngerti gimana rasanya jadi korban pelecehan seksual, nggak enak pasti rasanya."

Wonwoo mengangguk pelan dan menghela napasnya. "Saya takut Varo, dia ngancem saya buat nggak bilang ke siapa-siapa atau malah dia lakuin yang lebih. Jadi saya diem, nggak tahu kalo ternyata ada orang yang liat sampe rumor itu ke sebar. Saya cuma bisa diem juga pas temen-temen pada bahas itu."

mas arka wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang