karena gegabah

2.1K 237 29
                                    

Wonwoo membuka kedua matanya, ia merasakan sakit di tubuhnya, apalagi bagian bawah. Perlahan ia bangkit untuk duduk, melihat seorang pria yang terbaring di sampingnya. Kedua mata Wonwoo membulat, ia memundurkan tubuhnya dan turun dari tempat tidur tersebut.

Melihat beberapa tanda merah di tubuhnya sendiri, kedua matanya mengerjap. Ia bingung, sungguh, kenapa ia bisa ada di kamar hotel dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Ia menelan ludahnya kasar, meraih ponselnya dan memotret pria tersebut, sebagai bukti bahwa ia dilecehkan pria itu.

Wonwoo bergegas memakai pakaiannya setelah membersihkan diri dan keluar dari hotel tersebut. Ia menatap sekeliling koridor hotel dan menemukan lift, masuk dan memencet tombol lantai pertama. Ia melihat jam yang menunjukkan pukul lima pagi. Wonwoo tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, melaporkannya ke polisi? Bercerita pada kedua orang tuanya? Tidak.

Ia keluar dari hotel dan menghentikan taksi, menyebutkan alamat rumahnya, ia terus berpikir keras hingga ia sampai di rumah, masuk dan kedua orang tuanya belum bangun. Ia langsung menuju kamarnya, duduk di sisi ranjang, ia membuka galeri ponselnya dan menatap foto pria yang ada di layar ponselnya.

Wonwoo kemudian membuka page kampus, mengunggah foto pria tersebut dengan anonim. Ia menghela napasnya. "Setidaknya ia harus dapet akibatnya." Lirihnya, Wonwoo kemudian berbaring, masih merasakan sakit tapi ia tak menghiraukannya. Perlahan kedua matanya tertutup, ia tertidur kembali.

•••

Ia bangun sekitar jam sembilan, mendengar banyak sekali notifikasi masuk ke ponselnya, ia membukanya dan melihat foto Mingyu yang ada di page kampus. Kedua mata Wonwoo mengerjap. Ia menelan ludahnya dengan kasar. "Apa ini aku yang melakukannya?" Lirihnya. Ponsel itu terjatuh dan mati begitu saja.

Ia bersandar di sandaran tempat tidur tersebut. Setelah sekitar satu jam lamanya, ia mendengar ada suara mobil yang berhenti di depan rumahnya. Ia bergegas ke arah balkon dan melihat Mingyu yang turun dari taksi. Wonwoo mencari buku dan ia sempat mengambil ponselnya dan menyalakannya.

Ia duduk di tempat tidur, mulai membaca bukunya dan tak lama, ia mendengar pintu kamarnya yang terbuka. Maafkan aku Mingyu. Batinnya.

•••••

Wonwoo menatap Mingyu dari kejauhan, melihat mantan kekasihnya itu sedang duduk di taman fakultas, ia melihat Mingyu yang seperti tengah melamun. Ia menghela napasnya panjang, merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan, pagi itu ia benar-benar tidak mengira ia yang melakukan itu semua, meskipun ia sudah menghapusnya di page kampus, tapi nasi sudah menjadi bubur, Mingyu terlihat begitu murung setiap ia melihatnya.

Ia ingin menghampiri Mingyu, tapi ia selalu mengurungkan niatnya, bersikap bahwa tidak terjadi apa-apa meskipun ia sungguh merasa bersalah. Karena dirinya lah harga diri Mingyu jatuh begitu saja. Ia benar-benar merasa bahwa ia tidak pantas bila ia kembali pada Mingyu.

••••••

Wonwoo membenahi buku-bukunya, memasukkannya ke dalam tas. Ia mendongak dan melihat beberapa temannya yang keluar dari ruang kelas tersebut. Ia lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu, tapi langkahnya terhenti dan ia mundur saat melihat dosen yang sungguh ia benci itu masuk dan menutup pintunya.

Ia menelan ludahnya dengan kasar, memeluk tas hitamnya dengan erat. "Bapak kenapa di sini?" Tanya Wonwoo dengan takut, ia terus memundurkan langkahnya hingga menabrak beberapa kursi. Kedua matanya mengerjap, berkali-kali menelan ludahnya dengan kasar.

"Gara-gara kamu saya di hukum selama dua bulan Arka." Ucap Dosen Fajri yang terus mendekat ke arah Wonwoo. "Kamu sama Varo bikin saya malu."

"I-itu kan salah bapak sendiri." Wonwoo menggertak. "Berhenti pak!" Serunya, ia menahan tubuh Fajri yang terus mendekat ke arahnya. Ia mulai menangis, air mata turun begitu saja dari kedua matanya yang merah.

mas arka wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang