makan biar nggak sakit

3.2K 339 22
                                    

Mingyu sudah sadarkan diri, ia sedang menatap ibunya sembari memakan buah apel yang ibunya kupas. "Aku boleh pulang kapan ma?" Tanya Mingyu.

"Dua hari lagi." Nyonya Mahendra memberikan satu potong buah apel dan Mingyu memakannya. "Tapi kamu belum boleh kuliah sampe bener-bener sembuh."

Mingyu menghela napasnya dan menelan buah yang ada di mulutnya. "Baru sehari kuliah langsung nggak masuk lagi." Ucapnya dengan menampilkan wajah yang cukup sedih.

"Kan kamu sendiri yang lakuin, jangan nyalahin siapa-siapa dong." Ibunya menyuapinya lagi. "Makanya lain kali pikir dulu kalo ngelakuin sesuatu, jangan asal lakuin aja." Tambahnya.

"Kan nolongin orang ma, masa harus mikir dulu."

"Ya karena kalo nggak mikir jadinya gini." Nyonya Mahendra menampilkan wajah kesalnya, mendorong tangannya untuk menyuapi Mingyu. "Yang kena kamu."

"Mama marah?" Tanya Mingyu.

"Enggak juga sih, cuma.. ya udah lah, ntar juga sembuh. Beruntung kamu nggak gegar otak atau kakinya patah gitu.."

Mingyu tersenyum canggung. "Makasih ma.." Ucapnya lalu membuka mulutnya untuk menerima suapan ibunya.

"Oh iya, nanti ada tukang pijet ke sini, buat mijet kaki kamu." Mingyu mengangguk untuk menanggapi, menerima suapan terakhir dari ibunya. Nyonya Mahendra bangkit dari duduknya. "Kamu nggak papa kan sendiri dulu? Mama mau pulang buat ngambil baju kamu."

"Jangan lama-lama.." Balas Mingyu.

"Iya.." Nyonya Mahendra mengambil tasnya, mengusak rambut Mingyu. "Kalo ada apa-apa telepon aja." Lalu berjalan keluar setelah mendapat anggukan dari Mingyu.

Mingyu menghela napasnya, ia menurunkan tubuhnya secara pelan untuk berbaring, menarik selimut untuk tidur tapi ia mendengar pintu yang terbuka. Mingyu menatap ke arah pintu, wajahnya tersenyum saat melihat Wonwoo yang masuk. "Mas Arka.." Ia langsung duduk bersandar kambali.

Wonwoo berjalan mendekat setelah menutup pintu, ia meletakkan buah-buahan yang ia bawa di atas meja di ruangan tersebut. "Gimana keadaan kamu?" Tanya Wonwoo sembari memperhatikan Mingyu.

"Udah mendingan kok mas.." Mingyu tersenyum begitu lebar. "Mas Arka udah selesai kuliah?" Tanyanya dan Wonwoo mengangguk untuk menanggapi. "Ke sini sama siapa?"

"Naik taksi tadi." Wonwoo beralih duduk di kursi yang ada di samping ranjang tersebut, ia sedikit mendongak untuk menatap Mingyu. "Makasih Varo.. Kamu udah kedua kalinya nolongin saya." Ucapnya dengan menampilkan kedua matanya yang terasa sendu.

Mingyu mengangguk. "Iya mas, sama-sama.." Ia tersenyum sembari menatap Wonwoo. "Mas Arka nggak papa kan?"

"Berkat kamu." Wonwoo sedikit menampilkan senyumnya, ia lalu menoleh ke arah nakas. "Kamu udah makan?" Tanya Wonwoo lalu menoleh ke arah Mingyu.

"Udah mas, tadi di suapin mama."

"Barusan saya ketemu di depan." Balas Wonwoo dan diberi anggukan Mingyu.

"Mas Arka udah makan?"

"Belum, tadi langsung ke sini."

"Makan dulu mas, beli di kantin rumah sakit atau pesen gitu.. Ini udah jam dua. Nanti sakit lagi."

"Enggak Varo, nanti aja kalo pulang ke rumah."

"Ih jangan gitu mas." Mingyu membenarkan duduknya. "Apa mau makan buah aja?" Ia mengulurkan tangannya dan mengambil apel lalu memberikannya pada Wonwoo. "Ini.."

Wonwoo tak menerimanya, ia mengembalikan apel tersebut di atas nakas. "Saya beli aja." Ia bangkit dari duduknya. "Kamu ada yang mau di beli?"

"Boleh mas nitip?" Wonwoo mengangguk. "Ehm.. Es kopi deh, di sini panas banget."

mas arka wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang