BAB 20

387 74 13
                                    

Hoseok meringis kecil, kini Jimin tengah mengolesi punggungnya dengan obat. Pria itu sudah rapih dengan setelan jas kerjanya, dirasa sudah cukup Jimin bangkit.

"Tetap berada di dalam apartement!" Ucapnya sebelum pergi.

Hoseok hanya diam, mata tupainya kembali berkaca. Ia merindukan Jungkook, ingin kembali merasakan dekapan hangat dari pria bergigi kelinci itu.

"Kook-ah." Bisik Hoseok pelan.

Matahari kian meninggi membuat tubuh Hoseok sedikit kepanasan, ia mencoba bangkit untuk pergi membersihkan diri.

Pandangannya berkunang kala mengambil satu langkah, Hoseok kembali terduduk ia memegangi kepalanya yang berdenyut.

"Shhh, kepala ku."

Hoseok terkejut saat menyadari jika hidungnya mengeluarkan darah, dengan secepat kilat ia berlari ke kamar mandi walau kepalanya masih sakit.

**

"Kau sudah kembali, bagaimana disana?"

Suara lembut itu mengintruksi, pria dengan pakaian yang memiliki sedikit noda darah itu tersenyum kecil, "aku tidak menyangka Klan kita akan bersinggungan dengan Yakuza, Mama."

Matteo Sehun Denaro, pria bersurai blonde itu menghampiri sang mama sembari memeluknya. "Semenjak Daddy pergi, kau pasti sangat kesulitan." Ucap wanita yang sudah di makan usia itu pelan.

Sehun terhenyak, ucapan Mamanya memang benar. Semenjak sang Godfather meninggal karena penyakit jantung, ialah yang memikul beban berat itu. Menggantikan Daddy nya memimpin klan di usia yang terbilang cukup muda.

Mengorbankan seluruh masa remaja juga waktunya bermain dengan adik kecilnya, "aku tidak sabar bertemu adik kecil ku, Mama. Aku dengar ia berkunjung ke New York."

Wanita itu terdiam cukup lama, sampai akhirnya Sehun melepaskan pelukannya. "Mama ada apa?"

"Tidak ada," bibir tipis itu mengulas senyum. "Hoseoki pasti juga merindukan mu. Sekarang bersihkan tubuhmu! Mama akan siapkan makan malam."

Sehun mengangguk antusias, ia sedikit berlari kecil, 'akhirnya kita akan bertemu lagi.' Batin Sehun senang.

Jemari yang mulai berkeriput itu meraih ponsel, ia menatap gelisah ke lantai 2 tempat puteranya berada. Di dering ke tiga telpon itu tersambung, "Min Ho-ssi, Hoseoki apa dia sudah di temukan?"

"Puteraku, dia mendengar kabar jika Hoseoki ada di New York. Bagaimana ini?"

Min Ho di sebrang sana bergerak gelisah, setelah sambungan tertutup ia menggebrak mejanya.

"SIALAN, APA TIDAK ADA PERKEMBANGAN?"

"JAEHYUN."

Yang di panggil membungkuk sopan, "Lord, semua sedang berusaha. Namun, sepertinya Tuan muda sudah kembali ke Seoul."

"Seluruh tempat New York sudah di periksa."

"Yoongi dan Taehyung hubungi mereka, cari tahu kehidupan Hope di Seoul!"

Ucapan itu adalah perintah mutlak semua yang ada di ruang itu bergerak cepat, beberapa dari mereka merupakan intel handal yang bisa mencari informasi sedetail mungkin.

"Sialan, bagaimana keadaan bocah itu?" Min Ho melirih Jaehyun lewat ekor matanya.

"Dia sudah membuka mata, perawatan lanjutan sedang di lakukan."

Min Ho mengucap syukur dalam batinnya ia pergi berniat untuk menemui Jungkook.

Tubuh itu mengurus bahkan mungkin seperti tulang yang hanya di bungkus kulit, Min Ho bisa merasakan kesedihan yang terpancar lewat mata boba itu.

Lo$er Lo💜er (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang