BAB 22 Small flashback

376 65 22
                                    

"Tidak ada kecupan manis sebelum pergi?"

Hoseok melirik malas sebelum keluar, ia menggebrak pintu mobil itu dengan kasar sebelum melangkah pergi sembari menjulurkan lidahnya ke arah Suho yang menatap gemas dari balik kaca mobilnya.

Suho tersenyum kecil, sampai akhirnya ia kembali menjalankan mobilnya.

Bak seorang model banyak sepasang mata yang kini menatap Hoseok kagum tak terkecuali pekerjanya sendiri.

"Dimana dia?"

Brak

"Maaf tuanh, sebaiknya anda pergi dari sini! tolong jangan mengacau!" Resepsionist itu berucap sesabar mungkin walau kini senyumannya tak semanis pertama kali menyambut pria di depannya.

"DIMANA PIMPINAN KALIAN!!"

Teriakan itu membuat Hoseok yang baru sampai menyernyit heran, ia berjalan mendekat pada kegaduhan di depannya.

"Ad—"

Bugh

Pria itu menoleh sembari melayangkan tinjunya.

"Jin Hyeong!" Namjoon berteriak kaget, mencoba untuk menghentikan pria berbahu lebar itu.

Semua yang ada di sana menatap tsk percaya.

"Brengsek!"

"Kembalikan adikku!"

"Kembalikan!"

Hoseok berusaha keras untuk menghindari pukulan di wajahnya, walaupun tadi sempat sudut bibirnya terkena pukulan.

"Hyeong, hentikan! kau bisa dalam masalah."

Namjoon menarik tubuh itu menjauh, memegangi bahu Seokjin yang naik turun karena emosi.

"Brengsek, adikku kenapa harus Jungkook? kenapa tidak kau saja yang hilang?!"

"Bajingan!"

Tangis Seokjin pecah,  ia menatap Hoseok yang berusaha bangkit dengan tatapan penuh kesedihan juga gurat kekecewaan.

Hoseok rasa baru kemarin ia di tinju sedemikisn rupa, dan hari inipun sama. Ia terkekeh kecil setelah berhasil bangkit, "kenapa nasibku sial sekali, eoh?"

"Kau tau, kau bukan yang pertama memukulku." Hoseok balik menatap, bisa ia lihat pria di depannya tengah menahan isak tangis.

"Kau bertingkah seolah yang paling menyedihkan, Tuan." Ucap Hoseok mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Kau pikir hanya dirimu yang merasakan kehilangan, HAH?"

Hoseok menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya mengepal erat. Kalimat itu terkunci di ujung lidahnya, nafasnya yang semula teratur kini mulai memberat dan memburu.

Hoseok tidak bisa menumpahkan semuanya, dadanya kini menjadi sesak. Ia menunduk sembari menangis, "bukan hanya dirimu yang kehilangan." Ucapnya gemetar.

Sudut hati Seokjin seketika tercubit kala kepala pria itu terangkat lalu balik menatapnya, "maaf." Hoseok berlari dengan tubuh gemetar, ia pergi keluar dari Hoperun.

Melintasi jalanan yang ramai dengan linglung, bunyi ramai klakson memenuhi telinganya.

"Hyeong, kau baik-baik saja?" Ucap Namjoon memegang bahu Seokjin yang jatuh lelah.

"Apa aku keterlaluan, Joon?" Bisik Seokjin pelan.

Dibalik mata tupai itu, Seokjin bisa melihat semuanya. Ada jiwa yang terbelenggu, ingin bebas namun ia tengah berada di sangkar. Kesedihan amat terpancar dari mata Hoseok kala menatap Seokjin.

Lo$er Lo💜er (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang