BAB 32

374 59 5
                                    

Suho merapatkan sisi mantel Hoseok, memeluk pinggang itu erat kala memasuki airport.

Hoseok  bisa merasakan jika nafasnya sedikit berat, dadanya sesak. "Hyungh, sebentar!"

"Ada apa, Baby?" Ucap Suho panik.

Hoseok membungkuk, sebelah tangannya memegangi perutnya yang sudah membuncit itu pelan. Hoseok berusaha untuk kembali mengatur nafasnya, "Hyung apa di dalam pesawat ada dokter?" Hoseok menatap Suho dengan wajah pucatnya.

"Akan aku panggilkan dokter pribadi kita agar ikut ke Hong Kong."

Hoseok mengangguk kecil, ia menyandarkan tubuhnya ke badan sang dominan. Suho akhirnya meraih tubuh itu dalam gendongan, melangkah masuk.

Suho merebahkan tubuh Hoseok pelan, ia memiliki 1 ruangan privat didalam pesawat pribadinya yang berisi 1 kasur kingsize juga satu sofa yang menghadap ke jendela.

Matanya melirik jam yang melingkar di tangannya, mereka akan tiba di hongkong tepat pukul 12 malam.

"Masuk." Ucap Suho kala mendengar ketukan samar itu.

Pria dengan jas putih khasnya berjalan masuk, ia membawa tas kerjanya. Mengeluarkan beberapa alat untuk memeriksa keadaan pria manis yang kini tengah terlelap, tangannya dengan hati-hati menyentuh tubuh Hoseok. Takut jika gerakannya di salah artikan dan tiba nyawanya hilang.

Ha Sungwoon, pria berusia 40 tahun yang sudah memiliki 1 orang putera itu menyimpan peralatannya pada tempat semula, matanya yang terbingkai kacamata tipis itu menatap Suho.

"Tuan, sepertinya Hoseok-ssi terlalu kelelahan. Kandungannya baik-baik saja sejauh ini, hanya saja ia butuh beberapa vitamin. Saya akan menyiapkannya ketika sampai di Hong Kong nanti."

Suho menghela nafas lega, "baiklah."

"Kau bisa bisa beristirahat, Sungwoon-ssi." Lanjutnya.

Suho beranjak untuk membersihkan tubuhnya, jujur saja ia baru kembali dari kantor lalu sekarang sedang terbang menuju Hong Kong tubuhnya benar-benar sudah basah juga lengket karena keringat.

Air dingin mengalir, menyentuh setiap inci kulitnya yang sudah tak tertutup sehelai benang pun. Suho menatap kosong dinding di depannya, ia tidak menyangka semuanya akan jadi semakin jauh. Bahkan koleganya di dunia bawah tanah juga sekarang mengincar Hoseok, setelah ia berhasil menyembunyikan puterinya.

"Brengsek."

"Keparat sialan, aku akan membuat kalian membayar semuanya jika menyentuh Hoseok."

Bugh

Suho memukul dinding dengan kepalan tangannya yang kini sedikit membiru, ketukan tipis di balik pintu terdengar. Ia menatap pintu itu lama, "Sebentar, Baby." Ucapnya sembari melilitkan handuk ke pinggangnya.

"Sudah bangun?" Ucapnya saat pintu itu terbuka lebar.

Hoseok meraih tubuh itu, lebih tepatnya memeluk. Membuat sang dominan balik memeluk walau ada sedikit raut kebingungan di wajahnya, "Hyung, jangan tinggalkan aku sendiri!"

Suho tersenyum kecil, "aku hanya pergi mandi, Baby."

"Lepaskan dulu, hm. Tubuhku masih basah!" Lanjutnya.

Hoseok menjauhkan tubuhnya, menatap kedua kakinya yang telanjang, kedua tangannya meremas sisi pakaian yang ia kenakan. Suho berjalan lebih dalam, ia segera meraih koper yang berisi pakaiannya. 

Hanya celana selutut juga kaos hitam yang kini membingkai tubuhnya, Hoseok kembali duduk di atas ranjang. Mata tupainya tak henti menatap ponsel Suho yang berada di atas nakas, ia menggigit bibir bawahnya cemas.

Lo$er Lo💜er (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang